4.kepulangan mela

2.4K 63 6
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow




Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

bean dengan jam tangan hitam memegang gawainya,lalu tersenyum licik melihat wanita yang ada di gawainya sudah tak berdaya dan kelihatan sangat lemah. "Sejauh apapun kau berlari dan menghilang,aku akan tetap mengejar mu, tangis mu adalah kebahagiaan ku,semakin sakit penderitaan yang kau alami,aku akan semakin bahagia,teruslah menangis dan meratapi penyesalan mu itu,karena itu tidak akan berguna lagi."batin bean tersenyum puas.

Mengingat apa yang di lakukan kia pada ibunya, membuat ia mengepalkan tangannya kuat-kuat,rasa benci ,rasa marah,bercampur menjadi dendam yang begitu besar.

Davix melihat Bean yang terus menatap layar"Tuan apa yang akan tuan lakukan dengan wanita itu?"

"Membuat nya menderita."ucap Bean enteng.

"Ini sepertinya terlalu berlebihan tuan,lihat dia seperti kehilangan banyak darah."

Seketika Bean menatap tajam Davix"apa kau peduli pada anjing kecil itu,kau mulai berani!."

"Ti-titidak tuan."Davix menunduk ,iya tak mau terlibat dengan urusan ini, bisa-bisa iya yang akan terkena imbas nya.

Berkas-berkas di ruangan Bean menumpuk,bean akan mengambil Alih seluruh saham keluarga kia,melihat semua sertifikat kepemilikan atas nama keluarga Adrian berada di tangannya, membuat sebuah seringai muncul di bibir Bean.

"Davix."

Dengan cepat devix mendekat "ya tuan."

"Kirim sebagian uang ini pada istri si bajingan itu,katakan kalau uang ini dari kia.!"

Davix mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan kerja Bean.

Tik tik tik

Bean menjentikkan tangannya, membuat ruangan yang hampa menjadi sedikit berisik.

Feedback

"Bu kalau Bean sukses nanti,Bean akan bawa ibu jalan-jalan ke seluruh dunia."ucap Bean kecil dengan bahagia.

Lita yang menyuapi Bean kecil hanya tersenyum"Iya iya,makannya anak ibu harus banyak makannya biar nanti jadi orang besar."

"Bu orang besar itu apa?"tanya Bean

"Orang besar itu,orang yang mempunyai kekuasaan yang besar dan bisa berbuat apa saja."tutur Lita menjelaskan.

"Iya bu ,Bean mau jadi orang besar."angguk Bean cepat.

Bean kecil sangat bahagia, walaupun ia tak tahu siapa ayah nya ,tetapi hidup sama ibunya jauh lebih dari cukup untuk Bean.

Mata Bean berbinar-binar"Bu, Bean nanti kan mau masuk SD, berarti Bean udah besar dong."

Lita menggeleng"kok anak ibu udah besar aja sih.ibu nggak mau ditinggal sendiri "

Bibir lita maju,ia pura-pura sedih.

"Hahahahha ibu ,ya nggk lah Bean akan terus bereng ibu."ucap Bean cicikikan.

Bean memeluk sang ibu dengan erat seolah enggan untuk melepaskan nya,hanya ibu nya lah yang Bean punya di dunia,tidak ada kerabat atau pun keluarga,hanya ia dan Lita ibunya.

"Kalau anak ibu dapat juara lagi,ibu bakal kasih hadiah."

"Wah hadiah horeeeee,iya Bean mau,Bean mau."teriak Bean berjingkrak-jingkrak layaknya anak pada umumnya."nanti Bean mau kejar juara dan banggain ibu."

"Nah itu baru anak ibu."ucap Lita menoleh pipi sang anak.

Tiba-tiba saja Bean murung"Tapi bu,kata teman-teman Bean,Bean ini anak haram,anak haram itu apa ma?"tanya Bean kecil,kepala Bean menunduk dengan kedua tangan yang di satukan.

Litak memeluk sang anak erat"Bean nggk boleh sedih,anak ibu itu pintar jadi kalau nangis jadi nggak pintar lagi,jangan dengerin kata teman-teman Bean ya."

Bean mengangguk"maaf ya bu,Bean belum bisa apa-apa."

Lita Tersenyum"Bean harta ibu yang paling berharga,jadi Bean harus tetap semangat biar jadi orang besar,katanya Bean mau jadi sukses."

___

"Aww."Bean meringis saat seseorang mencubit pipi Bean.

"Mela."ucap Bean saat Meliat siapa pelakunya

"lagi lamunin apa sih.aku baru pulang dari inggris,niatnya sih mau ngasi kejutan,eh lihat kamu nya lagi ngelamun."Mela cemberut melihat Bean.

"Kapan sampainya,kok nggak ngasi kabar?"

Mela duduk di pangkuan Bean."ya barusan,trus aku langsung kesini.eh sekalian mau ketemu ibu Lita."

Wajah Bean murung seketika mendengar nama ibunya.

"Kenapa?"tanya Mela,saat Bean berubah murung.

Bean menghela nafas"ibu koma di rumah sakit."

Mela yang niatnya mau kasi kejutan malah dia sendiri yang terkejut "sayangg udah jangan sedih,aku nggak mau liat kamu sedih kayak gitu."

Dengan erat Mela memeluk Bean, kepulangan nya di saat yang tidak tepat,padahal niatnya Mela mau memberikan kejutan untuk calon ibu mertua nya itu.

"Kok pulangnya nggak bilang-bilang?."tanya Bean mencairkan suasana.

"Sengaja mau bikin surprise, soal nya ambil cuti beberapa bulan kedepan."jawab Mela enteng

Bean mengangguk mengerti

"Kita kerumah sakit yok.kangen nih sama ibu"ajak Mela

Bean mengangguk lalu melanjutkan memeriksa dokumen yang sedari tadi di pegang"iya, bentar lagi.aku kerja bentar,kamu duduk di sofa aja bentar lagi selesai nih."

Dengan langkah ringan Mela berjalan menuju sofa,Mela duduk dan memainkan ponselnya"selama aku pergi kamu nggak macam-macam kan di belakang aku?"tanya Mela tiba-tiba,namun matanya tetap di ponsel.

Bean yang dari tadi terpaku,terdiam"Kok kamu ngomong gitu sih sayang,yah nggak mungkin lah, Kamu tau sendiri aku gimana orangnya."

Sejujurnya Mela kurang yakin dengan perkataan Bean,karena Mela merasa ada sedikit perubahan dalam diri Bean"mungkin perasaan ku aja kali." Batin Mela

"Sayang,aku kan udah lama nih nggak pulang,gimana kalau kita besok jalan-jalan, nonton bioskop mau nggak?"tanya Mela

Bean mengangguk"iya boleh,sekalian kita ke rumah nenek kamu,kamu udah kabarin kan kalau udah pulang.kasian nenek nunggu lama,kangen cucunya"

"Udah.tadi di bandara udah aku telpon"jawab Mela singkat

Sudah hitungan menit Mela menunggu,hingga ketiduran.

Bean menghela nafas akhirnya selesai,dengan cekatan Bean membereskan semua dokumen yang tergeletak,lalu berjalan menghampiri Mela yang ketiduran"sayang ayo bangun,katanya mau jenguk ibu."

"Ughh"Mela menggeliat pelan,seraya membuka mata pelan-pelan"kerjaannya udah selesai?"tanya Mela

"Udah."

"Ayok berangkat."ujar Mela semangat sembari,menggandeng tangan Bean menuju keluar ruangan kerja.

Devix yang melihat sang majikan akan pergi keluar ,segera beranjak dari duduknya,dan berjalan di belakang Mela dan Bean.

Hingga sampai di parkir Bean membukakan pintu untuk Mela,duduk di belakang dan juga Bean yang juga duduk di samping Mela.

"Devix pergi kerumah sakit xxx."

Devix mengangguk dan melajukan mobil sport menuju rumah sakit.

"Sayang kok bisa ibu kecelakaan?"tanya Mela saat mobil sudah melaju

"Ada orang yang nabrak ,lalu kabur."jawab Bean dengan mata menerawang,melihat langit-langit mobil,Bean mengingat persis kejadian itu.

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang