30.melahirkan

1.9K 38 5
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow



Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

Kia narik nafas dalam,kini Bean sedang dalam kondisi marah,kia hanya diam melihat punggung Bean yang membelakangi nya saat tidur, terlihat sekali kalau Bean saat ini tidak ingin di ganggu.

Kia tidur membelakangi bean, mencoba mencari posisi yang pas,namun perut kia rasanya sungguh sakit,kia meringis,rasanya sangat sakit.

"Tuan to-tolang aku."ucap kia serak.

Sungguh rasanya,sangat sakit' hingga kia meringis,mencoba membangun kan Bean

"Apaan."Bean saat ini setengah mengantuk,jadi dengan malas-malasan Bean duduk dan melihat kia yang sedang meringkuk di sebelah nya.

"Kenapa?"

Kia tak memberikan jawaban, terlihat ada air yang keluar dari celah bawah kia,dengan gerakan cepat Bean bangun dan menggendong kia.

"Seperti nya kau akan melahirkan."ujar Bean di sela-sela langkah nya.

Setelah menaikkan kia di mobil,Bean berjalan berlawanan arah,untuk mengemudi, menancap gas mobil nya memacu jalanan kota yang padat,karna semakin malam hari semakin banyak pula yang berkendara.

Walau saat ini Bean di landa kantuk,Bean tetap berusaha menyetir mobilnya hingga sampai di rumah sakit bersalin

Bean menggendong kia kedalam,banyak suster  dan perawat yang berdatangan membantu kia,

Kia menangis sesenggukan perutnya benar-benar sangat mulas, seperti ingin buang air besar,namun kenyataannya tidak,rasanya ada yang ingin keluar dari perut kia,

"Apa tuan suami pasien."ujar dokter spesialis kandungan di depannya.

Bean dengan ragu mengangguk,"iya."ucap Bean datar.

Raut wajah Bean tidak menunjukkan kebahagiaan saat kia ingin melahirkan,namun sebaliknya Bean hanya bersikap datar,hal itu membuat dokter di depannya bingung dan beranggapan kalau Bean saat ini sedang khawatir.

"Apa anda ingin menemani Istri anda melahirkan.",

Setelah memikirkan lama akhirnya Bean masuk dan memutuskan untuk menemani kia,walau diri nya sedikit enggan,bean melihat kia yang mengerang kesakitan.

"Kita tunggu pembukaan nya lengkap,jangan di ujan dulu buk."

Kia memegang erat tangan Bean yang ada di sampingnya, sungguh perut kia sangat mulas,Bean bisa melihat banyak keringat kia yang mengalir keluar.

"Bertahan lah."

Di sela-sela sakitnya kia melihat Bean yang mengatakan demikian,

"Jangan berfikir aku akan memaafkan mu,tapi aku hanya tidak ingin kau mati sebelum aku bosan."bisik Bean di akhir kalimat nya.

Bahkan di saat -saat seperti ini Bean Masi saja mengatakan hal yang membuat kia sakit hati,walau nyatanya ucapan Bean seperti pisau kia berusaha untuk tetap tak terpengaruh.

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang