18.menjenguk ibu

1.2K 23 0
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow



Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

Akhir -akhir ini mood Bean terbilang buruk,bagaimana tidak pekerjaan menumpuk di tambah lagi masalah kia yang sedang bunting membuat Bean stres,hingga Mela marah karena jarang di telpon,semua nya merepotkan bagi Bean.

Kini Bean di ikuti devix tengah berada di rumah sakit tempat nita di rawat,Bean menggenggam tangan Nita sendu,"cepat sehat ibu,Bean rindu."

Nita hanya bisa melihat Bean dengan lirikan,tak bisa bergerak walau Nita bisa mendengar,Nita tak bisa berbuat apa-apa.

"Bagaimana kondisi ibu saya sekarang?"tanya Bean pada dokter di depan nya

Renata mengambil nafas dalam ,ia sudah memperhatikan perkembangan Nita sejauh ini Masi belum ada perubahan, mungkin sadar dari koma itu perkembangan yang baik beberapa Minggu kemarin.

"Masi belum terlalu stabil,tapi setidaknya ada kemungkinan untuk sembuh."ujar Renata singkat

Bean menggenggam tangan Nita erat, seolah menguatkan ibunya agar cepat sembuh.

"Devix urus keberangkatan keluar negri, seperti nya ibu akan secepatnya sehat,jika di tangani oleh teknologi serta alat -alat dan fasilitas yang bagus."

"Baik tuan."ucap devix seraya pamit undur diri.di ikuti Renata

Kini Bean duduk di samping Nita,hanya tatapan lirih yang dapat Bean layangkan pada Nita.

Entah sudah beberapa kali Bean bulak balik untuk mengecek rutin kondisi sang ibu.

"Tuan semua sudah lengkap,dan paspor telah di siapkan untuk keberangkatan."ujar devix memberitahu

Bean hanya memperhatikan,lalu menggangguk ,sekarang saat nya Bean pulang untuk istirahat,kini rasanya tulang Bean akan remuk jika di paksa untuk beraktivitas.

Jadi diperjalanan pulang tak ada percakapan antara Bean dan devix mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Hingga saat sampai Bean berlalu pergi menuju rumah,

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan kia yang tertidur karna sudah lama menunggu Bean,

"Apa kau selalu tidur seperti kerbau."ucap Bean melonggarkan dasinya.

Kia yang mendengar itu pun menggeliat dengan kantuk,bahkan dirinya Masi setengah sadar.

"Tuan udah pulang."ujar kia seraya mencoba bangkit dan mengambil tas kerja Bean,

"Apa kau buta!"

Dengan pelan kia mengerucutkan bibirnya niat hati ingin bertanya malah di semprot.

Kia mengikuti langkah Bean menuju kamar,lalu kia merebahkan tubuh nya saat Bean memiliki mandi dan membersihkan diri.

"Bangun lah dan pijat punggung ku."ujar Bean setelah memakai bawahan nya,Bean tak memakai baju,lalu berbaring terlentang menghadap kasur.

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang