42.pembicaraan serius

3.6K 75 19
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow



Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

Perkataan keluarga Mela membuat Bean sekarang susah untuk tidur,Adam terus mewanti-wanti Bean agar segera menikah dengan Mela.

Sebenarnya Bean ingin meminta pertolongan sang ibu,tapi sepertinya Lita juga menyetujui perkataan Adam.

Bean membalikkan badan memunggungi kia yang tertidur,dirinya harus mencari jalan keluar dari masalah ini.

Suara tangisan Al, memecah konsentrasi Bean,dengan segera Bean bangkit dan menghampiri Al yang berada box bayi.

"Utututu anak ayah bangun ya."ucap Bean pelan menggendong Al dengan hati-hati.

Cup cup cup

Bean merasa bagian celana Al basah, seperti nya itu yang membuat Al tidak nyaman dalam tidurnya dengan telaten Bean mengganti celana Al.

Setelah memastikan Al tertidur Bean menutup kembali mata nya berusaha untuk tidur.

Pagi menjelang siap kia menyiapkan semua keperluan Bean untuk berangkat bekerja,Al Masi tidur hingga kia bisa bebas beraktivitas.

Melihat Bean sudah akan berangkat kia hanya diam dan memerhatikan saat mobil Bean melaju meninggalkan perkarangan.

Kia lekas masuk dan mengambil barang bawaan nya yang dia sembunyikan,serta membawa Al untuk pergi dari sini,tujuan nya saat ini adalah rumah sang mama,kia harus membawa bayi nya .

Kia berjalan di trotoar tanpa alas kaki, menyusuri jalanan yang padat dengan kendaraan serta orang-orang yang berpergian.

Hingga beberapa jam perjalanan,kia sampai di rumah Siska ,Damian yang sedari tadi duduk di teras menghampiri kia ,memang semenjak tragedi Bean yang masuk ke rumahnya dan membuat keributan Damian memutuskan untuk memperketat penjagaan,terutama gerbang.

"Kia."ucap Damian saat sampai di gerbang

"I-iya om"kia Masi gugup untuk memanggil Damian papa.karna bagi kia Adrian sosok yang tak tergantikan untuk nya.

Kia melirik ke sembarang arah,untuk melihat keberadaan Siska"om,mama mana?"tanya kia sendu

Damian melirik bayi yang di gendongan kia,lalu mengambil alih Al,"di dalam lagi masak,ayo masuk."

Kia mengangguk dan mengikuti langkah kaki Damian.

Kia duduk di ruang tamu, melihat foto-foto mesra Damian dan sang mama, seperti Damian sangat tulus pada Siska , terlihat lebih banyaknya foto mesra mereka di ruang tamu,ada juga foto kia waktu kecil yang sengaja' di pasang.

Kia berdiri melihat foto masa kecil nya,di sana tersimpan banyak kenangan yang menurut kia sangat indah

Damian datang di ikuti Siska dari belakang,kia yang tadi nya memegang bingkai foto itu lekas menaruh nya kembali.

"Putri mama."ujar Siska lembut

"Mama apa kabar?"kia memeluk erat Siska

"Alhamdulillah baik."

Al merengek dalam gendongan Damian membuat perhatian kia teralih dan tersenyum menatap Al

"Siapa nama nya?"tanya Siska saat kia duduk untuk menyusui Al.

Kini Damian tak ingin mengganggu hubungan antara ibu dan anak nya,Damian melangkah menjauh.
Meninggalkan mereka.

"Alex Rudiart Ibrahim, panggilannya Al."

Siska hanya tersenyum menanggapinya, mencubit lembut pipi Al"cucu oma ganteng ya."

Al tambak hikmat dengan susunya.dan hal itu membuat Siska semakin gemas.

"Jadi kamu udah bisa keluar dari sana?"Siska mulai percakapan,dengan tangan yang Masi meno'el-meno'el pipi Al.

"Iya,tapi dia ingin hak asu atas Al."ucapan kia sangat sendu.

"Mama akan bantu.Kamu tinggal di sini sama mama,biar masalah Bean papa Damian yang urus."

Kia memegang tangan Siska lembut"tapi ma,kia takut,Al akan di ambil Bean,mama tau sendiri perusahaan Bean grup Sangat besar,bahkan cabang-cabang nya sangat banyak,Bean akan membayar banyak orang profesional yang bisa membuat surat keterangan palsu."

"Jangan khawatir."

Kia hanya tersenyum semu.kia tak akan mau di pisahkan dengan Al,walau bagaimanapun Al tetaplah penyemangat kia.

________

Bean duduk bersebelahan dengan Mela,ini semua atas dorongan sang ibu, membuat Bean tak dapat lagi berkutik.

"Jadi kapan tanggal pertunangan kita Langsung kan?"

Adam menatap putri nya dan Bean .Bean yang melihat Adam menatap nya hanya bisa diam tanpa menjawab.

"Minggu depan."ujar Mela tersenyum manis

"Itu terlalu cepat."ucap Bean menimpali

Hal itu menambah kerutan di dahi Mela,"lebih cepat lebih baik."

Lita melihat mereka berargumen beda pendapat membuat Lita mendengus kesal,"astaga anak muda zaman sekarang."ucap Lita mengelus dada.

Tiba-tiba telpon Bean berdering, membuat Bean bangkit dan mengangguk telpon'tuan nona kia kabur.'

Kalimat itu membuat Bean membeku,Bean bangkit dan hendak pergi,namun Lita menahan tangan Bean "ada apa?"tanya Lita pada sang putra.

"Perusahaan ku mengalami kendala yang cukup serius jadi saya mohon pergi dulu,"belum dua langkah Bean berjalan dia melihat kebelakang"aku tidak akan menikah dengan Mela."

Setelah mengatakan itu,Bean pergi,Lita terdiam mendengar itu,apa lagi Mela dan keluarga nya seketika membeku

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang