36.pesawat jatuh

1.4K 28 2
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow



Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

Bean menggeliat pelan di atas pasir,tubuh nya serasa sakit semua,
Bean berusaha untuk duduk, melihat sekitar yang tampak asing bagi Bean,dengan tertatih-tatih Bean berjalan menyusuri sekitar pulau,terdapat bangunan besar yang sangat aneh menurut bean dengan langkah yang tertatih-tatih Bean menyelinap masuk.

Tempat ini seperti sebuah jeruji besi, terdapat sebuah sel di dalam.

Bean melihat ada sebuah kayu besar,Bean mengambil kayu itu,mencoba melihat lebih dekat siapa yang ada di sana

Seseorang mengayunkan parang pada seorang wanita yang sedang memegang bayinya.

Bean melotot saat tau siapa wanita itu.

Kia menutup matanya erat melindungi El dengan tubuhnya

Brukk

Kia merasa nyawanya telah hilang dan kia tak berani lagi membuka matanya,

"Kia."ucap Bean lirih

Ini pertama kalinya bagi kia saat Bean memanggil nama nya,kia mendongak melihat wajah Bean yang teramat lelah,pria tadi pingsan.

Dengan langkah yang gemetar kia memeluk Bean dengan erat.

"Apa kau baik-baik saja."

kalimat itu membuat kia membeku,kia menangis, menatap Bean,jika Bean tidak datang tepat waktu mungkin dirinya akan menjadi mayat di pulau ini.

Pulau ini jauh dari perkiraan para agen dan kepolisian, ternyata itu hanya lah alibi untuk mengalihkan perhatian.

Bean segera membawa kia dan Al keluar, dilihat ada sebuah kapal, mungkin kapal itu lah yang membawa kia dan Al di pulau ini.

Bean mengambil peralatan yang bisa di akut ,lalu mengikat pria yang mencoba membunuh kia dan bayi nya,tak lupa Bean melayangkan beberapa pukulan bertubi-tubi ada pria itu.

Saat ini mereka harus jauh dari pulau ini,sebelum orang-orang yang menculik kia dan Al datang.

Setelah membawa beberapa persediaan yang ada di gubuk yang lebih mirip penjara itu mereka berlayar, berharap ada pertolongan dari devix dan tim.

"Al sakit."ujar kia gemetar.

Bean panik mengecek suhu bayi nya, ternyata benar sangat panas.

"Bagaimana ini,kita harus mencari tempat beristirahat, situasi seperti ini tidak memungkinkan kita untuk terus berlayar."

Kali ini kia menyetujui perkataan Bean,kia sangat khawatir pada Al,sejak mereka di bawa ke pulau itu Al belum meminum asi nya,Al terus menolak,entah karena apa.

Tak jauh dari sana Bean Melihat sebuah pulau,Bean mengarahkan kapal menuju kesana.

"Al pasti baik-baik saja."tutur Bean menenangkan kia

Al terus merengek dan menangis suhu tubuh nya sangat tinggi.
Sesampainya di sana kia turun dari kapal Bean sedang menulis di tepi pantai 'help' dengan tulisan yang besar.

Lalu menghampiri kia yang sedang duduk,kia selalu berusaha agar Al mau meminum asi nya,namun al selalu menolak.

Bean menggendong Al, membuat Al sedikit tenang dan mendengkur halus.

"Kenapa Al ,nggak mau minum asi kia lagi."tutur kia sedih melihat Al dalam gendongan Bean.

Bean mulai memikirkan sesuatu,pasti ada yang salah dengan asi kia"aku akan membantu mu,tapi kau jangan berpikir aku itu mesum."

Kia menaikkan satu alisnya"apa?"cicit kia pelan.

Walau badan Al Masi panas ,Al Masi tertidur di gendongan bean.bean mengelus kepala Al lembut.

"Seperti nya ada yang mencampur obat bius pada tubuh mu,hingga al tak mau meminum asi mu itu."Bean Masi menatap Al damai"aku akan menghisap nya baru lah Al akan meminum asi itu."lanjut Bean.

Dengan spontan kia menutup dadanya,dan menatap Bean dengan tatapan mematikan."apa anda berniat mengambil keuntungan."

Bean sudah tau kalau tanggapan kia demikian,pasti kia akan melarang nya"apa kau ingin Al terus seperti ini?"tanya Bean datar,dirinya saat ini tidak sedang mengambil keuntungan,ini demi bayi nya juga,walau bagai manapun Bean tak ingin sesuatu terjadi ada Al.

Cukup lama kia terdiam,menatap Al yang terus terusik dalam tidur nya.
Akhirnya kia mengangguk,dirinya sangat khawatir pada Al.

Bean tersenyum miring "aku pikir kau akan tetap menahan gengsi mu itu anjing kecil."

Bean membaringkan Al di samping nya,dan menyelimuti Al dengan selimut kecil yang dirinya bawa dari tempat itu.

"Berbaring."tutur Bean  singkat.

"Kenapa harus berbaring,kia bisa melakukan nya sambil duduk."ujar kia tak terima.

"Aku akan kesulitan nanti."

Kia akhir nya menurut,kia ikut berbaring di samping Al, matahari memang tak terlalu terik.

Kia menurunkan pakaian nya dengan perlahan,dan memperlihatkan dua bongkahan indah.

"Diam,dan jangan berteriak."ucap Bean serius.

Bean menunduk memijit kecil bongkahan itu hingga mengeluarkan beberapa asi,Bean menghisap nya membuat kia meringis.

Ternyata hisapan bayi dan pria dewasa itu sangat berbeda.kia meringis Bean terus menyedot hingga kia merasa dirinya bisa kebablasan,tangan kia nakal menyentuh aset Bean.

Bean berhenti sejenak melihat kia yang seperti cacing kepanasan."jangan bereaksi berlebihan,saya sedang tidak mood untuk bercinta."

Walau begitu ada sesuatu yang berontak untuk di selesaikan,tapi Bean tak ingin mengedepankan nafsu nya.

Walau Bean tak menyukai rasa asi yang menurut nya sangat aneh,tapi Bean tetap menelannya, mubazir jika di buang,pikir Bean.

"Sudah,apa kau merasa enakan?"tanya Bean datar.

Kia mengangguk,sedari tadi pipi kia bersemu merah,Bahkan telinga kia juga ikutan memerah melihat Bean dengan brutal terus mengisap asi nya.

Kini Bean menggendong kembali Al,kepala nya Masi panas.

Bean memutuskan untuk membuat gubuk sederhana di atas pohon dengan alat perkakas yang dirinya bawa,serta beberapa perbekalan.

Entah sampai kapan dia di sini,yang terpenting Bean harus bisa melanjutkan hidup bersama kia dan Al.sejenak Bean melupakan kebencian nya pada kia.

Kia mengambil alih gendongan saat Al bangun dengan mulut yang terbuka, seperti ingin minum asi,dan ajaibnya al tak menolak lagi,dan dengan lahap meminum asi kia.

Melihat kia dan Al membuat Bean tertegun,Bean membuat sebuah gubuk sederhana di atas pohon besar yang ada di pantai.bean takut jika pasang air laut naik itu akan membahayakan.

Bean terus bekerja dengan perkakas yang di bawa nya dengan kapal,hingga hari sudah menjelang sore,Bean memasang atap yang bisa menghindari mereka dari hujan,untuk antisipasi.

Kia cukup terkejut,Bean tau cara menggunakan alat-alat itu, kia sempat mengira Bean adalah anak manja yang selalu di limpahi harta berlimpah, menimang Bean yang mempunyai banyak uang,kia tak tau perjuangan se orang Mr,Bean Ibrahim untuk bisa sukses seperti sekarang.

Maaf author telat up,karna sibuk😭

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang