17.adrian pembunuh!

1.5K 30 1
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow



Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

"Tv one mengabarkan tersangka Adrian melakukan pembunuhan berencana terhadap rainan Pratama dan Nadia hingga tewas ditempat,akibat ini Adrian di jatuhi hukuman mati,sekian berita terkini kami ucapkan selamat beraktivitas."

Kia yang memegang remote terdiam bukankah itu papa nya,apa kia salah dengar.

"Apa yang kau pikirkan."ucap Bean saat kia hanya diam di tempat

"Bukankah itu papaku."gumam kia pelan

Bean yang tau kemana arah pembicaraannya dengan kia pun menggangguk "ya si tua itu membunuh dua orang yang saling mencintai,setelah dia sembuh polisi' membawanya ke tahanan."

Kia memegang dadanya sesak, sungguh kia tak percaya akan berita yang telah di tayangkan di televisi .

"Kenapa kaget."ucap Bean menaikkan sebelah alisnya

"Aku mau ketemu papa."

Bean tersenyum sinis"baik tapi ada harga yang perlu di bayar."

"Saya benar-benar tak punya uang."ujar kia lirih

Seketika Bean terkekeh"saya tak memerlukan uang mu anjing kecil.tapi...."

"Tapi apa tuan."

Bean membisikkan sesuatu yang membuat bulu kuduk kia merinding, astaga kia benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki otak selangkangan macam Bean.

"Hanya itu caranya.dan jika kau menolak saya tidak adan membawa mu pada si tua Adrian itu"ujar Bean berlalu meninggalkan kia yang termenung sendirian.

"Baiklah,tapi tuan harus menepati nya."ucap kia tiba-tiba saat Bean hendak keluar ruangan.

"Pilihan yang bagus."ucap Bean menyembunyikan senyum kepuasan nya

Setelah nya kia mengikuti Bean menuju mobil,dengan menggerutu kia naik,bahkan kia menatap sinis orang di samping ,

"Jangan melihat ku seperti itu."

Kia memilih melihat jalanan yang ramai akan pengendara mobil dan motor.

Hingga mobil Bean sampai di kantor polisi,kia segera berlalu dan mengejar langkah Bean yang besar,

"Kau lambat."dengus Bean

Dengan ngos-ngosan kia hanya menatap Bean kesal,padahal bukan dirinya lah yang lambat melainkan langkah Bean yang terlalu cepat.

Kia melihat kantor polisi' dengan lirih,lalu kia hanya mendengar kan percakapan Bean dan seorang polisi di depannya.

"Jadi ingin bertemu dengan siapa pak?."

"Adrian."

"Baik mari saya antar."

Sang polisi hanya menggangguk dan menunjukkan mereka jalan menuju sel Adrian.

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang