14.bean aneh

1.3K 30 0
                                    

Jangan lupa vote,komen and follow



Dukungan teman-teman semua sangat berarti dan begitu memotivasi untuk tetap berkarya
(Terimakasih bagi yang udah follow)

Sudah beberapa hari ini devix merasakan keanehan pada Bean,mulai dari makan Bean yang sangat banyak hingga permintaan Bean yang menurut devix sangat aneh.

Seperti sekarang devix di minta mencari nasi Padang kepadang,dan kembali lagi ke jakarta.

Tak terhitung berapa jam-jam perjalanan devix tempuh untuk mencari nasi Padang,hingga hari menjelang sore,devix sampai di jakarta dan langsung menuju kantor

Devix menarik nafas dalam, dengan nasi Padang di tangannya"permisi tuan."

Dengan pelan Devix membuka pintu ruangan ,devix takut nanti atasannya marah ,makanya devix hanya pelan-pelan saja membuka ruangan kerja Bean takut di semprot,hingga menampilkan Bean yang sedang memakan mangga muda,bahkan devix merasa ngilu melihat Bean memakan nya sampai ke biji mangga.

"Ini tuan."ujar devix menyerahkan bungkusan plastik itu pada Bean

Bean menggangguk dan membuka plastik yang berisikan nasi Padang,"bagus,"

Dengan lahap Bean memakan nasi Padang hingga habis,devix yang melihat itu mengernyit heran,

"Tuan apa ada yang di perlukan lagi."

Dengan mulut yang Masi mengunyah Bean menggeleng.lalu devix pamit keluar ruangan.

Kunyahan Bean terhenti,melihat di layar menampilkan kia yang sedang mengobrol dan tertawa bersama penjaga rumah.

Bean mengetikkan sesuatu pada layar hp nya , membuat obrolan kia dan Toni si penjaga rumah pamit pergi,kia yang melihat itu terheran-heran,Bean tersenyum puas di layar leptop nya,lalu mematikan lebtob karena hari sudah semakin sore, pekerjaan Bean telah selesai.

Bean menggeliat pelan pada kursinya menghilang kan penat setelah bekerja seharian ini.

Bean mengacu mobil kecepatan sedang menuju rumah kediaman yang selama ini Bean tinggali.

Dengan pelan Bean membuka knop pintu,lalu mengernyit heran,biasanya kia akan datang menyambut Nya.

Bean memeriksa dapur, ternyata kia sedang memasak, Bean duduk di meja makan.

Suara derjit dari kursi mengalihkan perhatian kia"udah pulang tuan."

"Apa kau tak punya mata melihat anjing kecil,kalau saya duduk di sini berarti sudah pulang."dengus Bean kesal

Kia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,padahal kia tadi cuma ingin alasan Bean pulang cepat.

"Makanan nya belum siap tuan."

"Saya tunggu cepetan masaknya."ketus Bean

"Iya tuan."

Bean mengetuk-ngetuk meja makan selagi menunggu makanan nya Mateng,"kok lama, apa kau sengaja membuat saya menunggu.

"Tidak tuan,tadi saya baru mulai masak makanya lama,tunggu tuan saya hampir siap,tinggal sebentar lagi."

Entah kenapa akhir -akhir ini makan Bean bertambah banyak,biasanya mah sedang-sedang saja,

Kia menghidangkan makanan di meja makan dengan menatanya rapi dan sedemikian rupa,mata Bean berbinar-binar melihat ada udang saus tiram,sudah lama sekali Bean tidak makan itu.

"Ini tuan silakan di makan."ujar kia

Kening Bean berkerut"Apa kau tidak berniat mengambil kannya untukku."ujar Bean saat kia langsung saja duduk,biasanya akan melayani nya seperti mengambil kan nasi dan piring

Hufs kia menarik nafas dalam lalu bangkit dan berjalan ke arah Bean dan mengambil kan piring dan nasi ,lalu membiarkan Bean makan dengan lahap.

Beberapa menit setelah lah,Bean bersendawa,Bean merasa sungguh kenyang,dengan pelan Bean mengusap perutnya.lalu berjalan ke atas membiarkan kia membereskan meja makan.

"Selalu saja seperti ini, setelah selesai makan malah di tinggal sendiri."gerutu kia saat melihat punggung Bean menaiki tangga dengan lincah.

Dengan telaten kia membereskan meja makan ,lalu berjalan menuju kamar,ets kia merasa ada yang aneh,saat sampai di kamar kia melihat sekeliling tidak menemukan keberadaan Bean,lalu kia beralih melihat kamar mandi ,Bean juga tak ada di sana

"Tuan."panggil kia,

Namun tak juga ada sautan,kia berjalan menuju kamar tamu,tapi tak juga menemukan Bean.

Hanya satu tempat yang belum kia lihat yaitu di bioskop pribadi bean.dengan langkah ringan kia berjalan,menaiki tangga atas, sebenarnya rumah Bean mempunyai tingkat tinggi dan bisa menggunakan lift ,kia malas saja lalu lebih memilih berjalan kaki.

"Tuan apa yang anda lakukan malam-malam disini."ucap kia saat Bean malah asik nonton, film adegan romantis

Kia mengernyit heran lagi-lagi kia baru mengetahui hobi baru Bean yaitu menonton saat malam hari.

"Sini."

Merasa di panggil kia berjalan mendekati Bean lalu duduk di sebelah Bean"apa tuan tidak mengantuk."

"Nggak."ujar Bean dengan mata terus tertuju pada layar besar di depannya.

Kia hendak berdiri dan keluar tapi Bean malah menahan tangannya"disini saja,temani saya nonton saya malas kalau sendirian."

Mendengar itu kia menurut saja,kia duduk di sebelah Bean,Bean Masi belum sadar kalau Masi menggenggam tangan kia,mata Bean Masi tertuju pada layar di depannya.

"Hem tuan bisa lepaskan tangan saya."

Liflek saja Bean langsung menghempas kan tangan kia

"Jangan senang dulu,saya lupa kalau Masi pegang tangan kamu."

Kia mengangguk,lalu mata nya  kembali ke layar, melihat adegan di depannya kia menutup mata malu.

Sementara Bean makin nyalang aja matanya liat beginian.

Bean melirik kesamping"bukannya kita juga pernah melakukan nya bahkan lebih."

Pipi kia memerah mendengar kalimat bean,yang benar saja tapi kan itu Bean yang minta,"Hem."kia hanya berdeham untuk tidak kelihatan canggung.

Entah sudah beberapa jam di habiskan menonton film,hingga Bean baru sadar jika kia sudah terlelap saja  di sampingnya.

"Nyusahin."gerutu Bean,namun tangan Bean malah Merapikan rambut kia yang berantakan.

"Kia rindu mama."gumam kia di sela-sela mimpinya,

Entah kenapa Bean merasa menjadi orang yang kejam disini, memisahkan kia dari orang tua nya,tapi mau gimana lagi kia yang memulai dan harus kia yang menyelesaikan.

"Bangun tidur di kamar,aku tak mau menggendong mu ala-ala film romantis barusan,kau bukan tipe ideal bagi tu."

Bukannya bangun kia malah semakin menggeliat bak cacing di kursi.

Bean menarik nafas dalam,mau tak mau Bean jadi harus menggendong kia,kini kia berada dalam gendongan Bean,lalu membawa nya ke dalam lift,Bean malas jika harus menuruni tangga, bisa-bisa ia jatuh.

Setelah sampai kamar Bean langsung membaringkan kia,tambah pulas pula kia tidur.

"Dasar kepo."umpat Bean pelan

Lalu menyelimuti kia,dan berjalan menuju toilet, setelah menyelesaikan hajatnya Bean berbaring di samping kia,

Tiba-tiba saja kia memeluk Bean dengan sangat erat,Bean yang sesak pun melonggarkan pelukan kia"apa kau mau membunuh ku."ucap Bean melepas pelukan itu.

Namun bukannya lepas kia makin menempel bak perangko,jadilah Bean pasrah hingga matanya menutup dengan sendirinya

mr.bean Ibrahim  End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang