Tandain jika terdapat Typo^^
Don't Forget to Like & Komen serta Follow sebagai dukungan untuk penulis
________
______________
_____________________Matahari kian tinggi dan mulai menampakkan cahayanya seakan menyapa para insan untuk dapat beraktivitas. Ditengah-tengah cahaya yang menghangatkan, suasana di ruang tamu justru mencengkam.
"Jadi.."suara Isak tangis muncul di tengah-tengah keheningan. Kelima orang tersebut hanya bisa terdiam.
)3/7@4g@?7 @)@! ?@58 9/3h )u
Kode itu kembali terpampang jelas diantara mereka dengan tulisan yang menggunakan pensil dibawahnya bertuliskan...
Keluargamu akan mati oleh ku
Tak hanya itu saja, kode kedua yang mereka dapati pun juga sudah ditemukan titik terangnya.
@459n #3/@!(75!6@
Arton selanjutnya!
Ya.. Arton akan menjadi korban selanjutnya. Lelaki itu pun juga sudah hadir ditengah-tengah mereka.
"Aku rasa... Pelaku bukanlah orang asing bagi kalian. Karna, ia menggunakan kode remeh ini dan memang bertujuan agar kode ini dapat dipecahkan"terang seorang lelaki dengan manik hezelnya yang menatap tegas ke arah mereka.
"T-tadi, kau bilang namamu Bagaskara kan..?"pertanyaan itu dijawab dengan anggukan singkat.
"B-bagaimana caranya.. menghindari ini.. kumohon jangan ada lagi"bibirnya kian memerah seiring digigit olehnya. Buku-buku jarinya telah memutih akibat cengkraman erat.
Hening.
Isakan tangis mulai terdengar lagi dari mulut seorang gadis remaja yang baru saja keluar dari rumah sakit. Bahkan, lukanya belum mengering.
"Yang bisa kita lakukan hanya memberikan penjagaan lebih pada anak itu. Selama pelaku belum diketahui siapa, kita tak bisa melakukan apapun selain memberikan perlindungan intens"ucapnya datar.
Sebenarnya, kode ini memanglah terlalu mudah untuk mereka yang berkuliah selama 4 tahun dalam jurusan kriminologi. Namun, Liandi memilih untuk tidak menyelesaikannya dan meminta bantuan temannya karna takut akan reaksi yang akan timbul di kemudian hari.
Kenapa bisa dibilang bahwa pelaku bukanlah orang yang asing bagi mereka hanya merujuk pada seberapa besar sang pelaku mengenal orang-orang disekitar keluarga itu.
Bagaimana dia bisa memberikan kode mudah saat tau jika korban memiliki kenalan yang bekerja dibidang itu? Pikirnya, yang akhirnya menemukan jalan buntu.
Motifnya..? Masih belum diketahui.
Pikiran-pikiran negatif berkecamuk hebat di pikiran Alaia. Gadis itu menjambak rambutnya kesal, dia muak dengan semua permainan yang di lakukan oleh pembunuh itu.
"Sekarang, aku tanya—"ia berhenti sejenak untuk menarik nafas terlebih dahulu.
"Kalian sembunyikan dimana mayat lelaki itu"
Deg!
Jantung mereka berdegup kencang. Ya, meski Alaia menceritakan kejadian itu pada Liandi, ia tak mengatakan dimana mereka menguburnya.
"Jika terus begini, saat ketahuan nanti kalian bisa dikenai Pasal 55 ayat (1) KUHP, yaitu tindak pidana turut serta mengubur, menyembunyikan, membawa lari, atau menghilangkan mayat, serta menggunakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). /2021/PN.Mks)". Source : Google CMIIW.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Yang Tersisa [TAHAP REVISI]
Mistério / Suspense"Kenapa Tuhan, kenapa? HAMBA CUMA PENGEN BAHAGIA, TUHAN!!"-Alaia "Maafin gue, gue gak bisa jaga kalian"-Shine "Aku titip matahari kita ya??"-Liandi. ---- Alaia, gadis biasa dengan kehidupan normalnya. Ya, setidaknya sampai teror belati merah menimpa...