Kesalahan yang manis⚠️⚠️

75 39 2
                                    

Tandain jika terdapat Typo^^

Don't Forget to Like & Komen serta Follow sebagai dukungan untuk penulis 
Happy Reading

Ada 18+ nya...

---

Hah... Suasana malam selalu terasa sejuk dan menenangkan. Pemandangan kota yang kelap-kelip membuat hatiku menggebu-gebu. Aku ingin sekali berada di tengah keramaian kota yang hangat itu, seperti dulu lagi.

Tapi, aku sudah berjanji untuk tidak menampakkan wajahku sampai... Sampai saat itu tiba.

Sebuah senyuman terbit di wajahku. Memandangi kota dari atas bukit ini. Tanpa sadar, air mataku menitik.

"Maaf karena sudah gagal melindungi kalian... Aku akan bertanggungjawab. "

Ayo kita pergi meninggalkan kenangan itu sebelum benar benar harus mati nanti. Ditangan kakakku tersayang.

Ah.. Iya ya, dia bukan kakakku.

---

Tok tok tok.

Sebuah ketukan pintu membuat sang empu yang tertidur di sofa depan TV terbangun. Ia mengucek matanya dan berjalan gontai menuju pintu.

Ia mengintip lewat jendela dan mendapati lelaki dengan jaket kulit hitamnya sedang menunggu di balik pintu dengan wajah tertunduk. Tanpa melihat wajahnya, Alaia pun tau bahwa itu adalah Liandi.

"Liandi? Ngapain malem-malem kesini?, " Ia membuka pintu dan membawa lelaki itu masuk. Tubuh besar itu langsung ambruk dan menubruk diri pada tubuh mungil perempuan itu.

"Eh?. "

Liandi menatap kosong kearah sofa. "Aku... Ada sesuatu yang harus aku tunjukkan, " Ujarnya lirih.

Alaia mengangguk dan menuntun tubuh itu untuk beristirahat di sofa. Ia duduk disebelah Liandi yang mengeluarkan sebuah laptop dari tas kulitnya.

Ia menolehkan kepalanya, menatap Alaia, "Boleh panggilkan Altharey dulu?. "

Alaia mengangguk tanpa berkata apa-apa lagi. Ia berlari kecil menuju kamar orang tuanya dan memanggil Altharey yang tengah mengobrak-abrik lemari buku itu.

Mereka berdua datang beriringan menuju Liandi yang tengah memasangkan sebuah flash disk di laptopnya.

Ia membuka aplikasi file dan mendapati sebuah file video didalamnya. Ia menepuk kanan dan kiri menandakan keduanya untuk duduk disampingnya.

Begitu file tersebut dipencet, muncul wajah Shine yang membuat kakak beradik itu menegang. "S-shine??. " Pekik Alaia.

Liandi mengangguk dan memencet tombol play di sana.

Tampak, Shine duduk sambil memperhatikan sekitar sehingga tampak.... Waspada?

"Okeh, aman".

Alis mereka bertiga bertautan mendengar kata terakhir adiknya.

" Ekhem... Mungkin kalian bertanya tanya kenapa adek kalian yang manis ini bisa ada disini... Ehe" Ucap lelaki itu yang diakhiri kekehan kecil khas nya.

Mereka langsung memasang ekspresi muntah mendengar pernyataan adiknya yang terkesan sangat percaya diri. Namun, satu kejanggalan yang pasti, adiknya berbicara dengan pengeras/mic kecil yang membuatnya hanya perlu berbicara dengan suara kecil.

Satu Yang Tersisa [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang