22. Rosa (1)

550 37 1
                                    

In these lonely heavy days
I feel as if I'm walking all alone
At that tiring nights the sky told me
Closed your eyes I'm in your heart

= Kim Hyun Joong =
.
.

Langit Kairo siang ini berwarna biru cerah. Yasmina duduk di beranda belakang, dengan laptop menyala di atas meja. Pikirannya terbelah antara proposal disertasi dan percakapannya dengan Kukuh kemarin. Akhirnya, ia malah tidak bisa menulis sepatah kata pun dan malah melamun menatap taman.

Lanskap taman bunga memang dirancang untuk mendinginkan hati dan otak yang panas. Yasmina bersyukur bisa memiliki halaman belakang yang indah dan luas di tengah deru dan debu kota metropolitan Kairo. Selain kelompok-kelompok bunga warna-warni, di tepi beranda sengaja dibuat kanopi tanaman anggur yang selain mengurangi paparan panas sinar matahari, tandan-tandan mungil buahnya yang menjuntai juga membuat hati riang. Di bagian tengah taman, terdapat kolam ikan berbentuk bundar. Sebuah patung wanita Mesir kuno menjulang, menjadi pusat perhatian. Buli-buli di pinggang wanita itu memancarkan air dan bunyi gemercik yang membangun imajinasi kesejukan bagi siapa saja yang memandangnya.

Yasmina masih menelantarkan laptopnya ketika Rosa menelepon dari Jakarta. Suaranya renyah dan riang sehingga Yasmina yakin akan menerima kabar baik. Ternyata benar, adik kembarnya itu serius melabuhkan hati pada David. Setelah petualangan cinta dengan sebelas lelaki, ia akhirnya takluk pada drumer yang lebih muda dua tahun itu. Yasmina nyaris tak percaya hubungan mereka akan meningkat ke pernikahan secepat ini.

"Papanya David sudah menghubungi Papa. Mereka mau lamaran resmi akhir tahun nanti," lapor Rosa lewat video call.

Yasmina terkagum. Rosa akan segera melepas masa lajang, sedangkan ia? Menunggu seseorang yang tak jelas. "Semoga lancar semuanya, nggak ada kendala."

Rosa terkekeh. "Aku sudah tobat, Yas, nggak mau main-main lagi. Oh ya, gimana hubunganmu dengan Kukuh?"

"Malas cerita, ah! Kalau kamu sudah siap menikah, ya menikahlah. Aku dukung sepenuhnya."

"Loh, apa yang terjadi? Kukuh kelihatan ceria akhir-akhir ini. Kupikir kalian sudah maju."

"Dia ngomong sesuatu ke kamu?"

"Enggaklah. Kayak nggak kenal Kukuh aja. Kalau melihat bahasa tubuhnya, semua orang tahu dia sedang jatuh cinta."

"Masa?"

"Ooo, kamu nggak lihat aja. Setiap mendengar namamu, mukanya langsung semringah."

"Sebenernya dia pernah bilang secara tersirat kalau mau denganku."

"Nah, kan?"

"Tapi cuma tersirat, Ros. Aku pusing!"

Di Jakarta, Rosa menggaruk tengkuk yang mendadak gatal karena mendengar keterangan absurd saudaranya. "Dia ngomong apa?"

"Dia tanya apa aku mau menunggu."

"Terus?"

"Aku balik tanya, menunggu apa. Dia jawab, menunggu dia siap."

"Nah, itu bagus!"

"Tapi waktu kutanya apa yang disiapkan, dia diam, Ros."

"Yas-mi-na!" pekik Rosa tiba-tiba. Saudaranya sampai terjingkat di seberang sana saking kagetnya.

"Ah, apa? Kenapa?" gagap Yasmina.

"Harus banget kamu tanyakan dia menyiapkan apa?"

"Ah?"

"Apa coba kendala kalian untuk menikah?"

"Menikah? Menggelikan pertanyaanmu, Ros. Aku bahkan belum yakin dengan perasaannya."

"Dijawab dulu, please?"

"Entah. Setahuku nggak ada. Barangkali dia nggak sreg denganku?"

Memang hanya itu yang terpikir oleh Yasmina. Derry lebih suka berhubungan panas dengan perempuan lain yang bertubuh aduhai. Johan memilih gadis yang lebih seksi dan agresif. Mantan tunangan Kukuh seorang model papan atas. Ia punya apa untuk menandingi mereka? Tingginya pas-pasan, dadanya boleh dibilang rata, dan ia tidak memiliki bibir manis untuk merayu. Otak cerdas bukan daya tarik bagi lelaki, bukan?

"Ya ampun! Mau kubanting hapeku ini!" protes Rosa dengan geram. Kembarannya ini memang laju dalam hal akademik dan bisnis, namun lambat panas bila menyangkut percintaan.

"Ck! Kamu ngomong nggak jelas."

"Yasmina, Sayang. Tahu nggak, Kukuh mati-matian latihan di pusat rehabilitasi itu menurutmu untuk apa?"

Yasmina menahan napas. Tak pernah terpikir dalam benaknya Kukuh tengah memperjuangkan dirinya.

"Bagi Kukuh, satu-satunya penghalang kalian adalah kondisi fisiknya itu," lanjut Rosa.

Yasmina tertegun. Ia mulai bisa merasakan isi hati Kukuh. Bukankah menyedihkan bila seorang lelaki merasa tidak mampu mempersunting gadisnya karena kelumpuhannya? "Padahal aku nggak mempermasalahkan kondisi fisiknya," sahut Yasmina lirih.

"Kamu sudah beritahu dia?"

"Dia nggak membahasnya. Aku harus mulai dari mana?" keluh Yasmina.

Rosa kembali menggeram. "Kacau kalian ini! Kamu jawab apa kemarin?"

Yasmina menggigit bibir. Matanya mengabur oleh air mata.

"Nah, kan? Sudah kuduga! Cepat, kasih dia harapan!"


////////////////////

Lanjut sore nanti jam 3, ya. Jangan lupa vote dan komen, donk ....

YasminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang