Pagi itu, Kukuh masih di pembaringan sambil menunggu asistennya datang. Sebelah tangannya menggapai pinggir kasur, sebelah lagi berada di belakang tubuh untuk menopang. Dengan upaya keras, ia mencoba bangkit. Kelumpuhan yang setinggi dada membuat otot perut, pinggang, dan punggung tidak berfungsi, sehingga tubuhnya tidak memiliki daya topang sama sekali.Upaya berkali-kali itu akhirnya berhasil. Ia dapat duduk sendiri tanpa bantuan! Sungguh kemajuan besar dalam dua tahun ini. Walau belum mampu bertahan lama, senyum bahagia terulas di bibir.
Sambil meredakan napas yang memburu, ia menyalakan televisi. Tajuk berita saluran televisi bernama GB, Genta Bahana, pagi itu menayangkan Madava Energy. Megaproyek energi terbarukan itu didanai oleh Indonesia Development Fund atau IDF, sebuah lembaga keuangan yang dijamin pemerintah.
Proyek Alfa, batin Kukuh. Suasana hatinya dengan cepat berubah kelabu.
----------------
"Pemirsa, kita mendengar kabar bahwa proyek itu terancam gagal. Mari kita simak penuturan Iskandar Adam, pengusaha yang menggagas proyek tersebut .... Bagaimana pendapat Anda, Pak Is?"
"Ah, itu tidak benar. Ada kendala, itu pasti. Tapi tim kami sedang bernegosiasi dengan pihak Phoenix. Mohon doa dari seluruh rakyat Indonesia, agar proyek untuk sumber energi yang murah dan terbarukan ini lancar, demi Indonesia yang ramah lingkungan dan lestari."
"Menurut Anda, apa kekurangan atau bahayanya bila Grup Andreans mengambil alih Phoenix, yang notabene adalah pemilik separuh Madava Energy?"
"Saya masih percaya, bahwa proyek-proyek super besar seperti ini sebaiknya dikuasai anak negeri."
"Di luar sana berkembang opini tentang pewaris Phoenix, Kukuh Arkatama. Banyak yang menyayangkan penjualan aset tersebut, bahkan dikatakan cenderung ceroboh. Ada pula yang menuduh Kukuh pro Amerika. Ada pula yang kecewa karena tindakan tersebut tidak berpihak pada gerakan "Go Green" yang menjadi program pokok pemerintah saat ini. Bagaimana menurut Anda?"
"Untuk hal tersebut, sebaiknya diklarifikasi dengan saudara Kukuh sendiri. Saya pribadi telah mengenalnya sejak kecil. Saya percaya Saudara Kukuh itu bijaksana."
---------------
Tayangan selanjutnya berupa cuplikan-cuplikan media sosial dan wawancara dengan warga yang membuat telinga Kukuh memerah. Kukuh tak menyangka, sejauh itu orang-orang di luar sana menuduhnya.
---------------
"Itu hanya upaya melarikan diri dari tanggung jawab. Ayo, Bung, jangan kekanakan. Lakukan tugasmu!"
"Saya tidak setuju. Andreans itu kan core bisnisnya minyak dan batu-bara. Pasti mereka hancurkan Madava Energy."
"Andreans itu milik Amerika. Bung Kukuh, kamu menjual negaramu sendiri?"
"Masih banyak orang yang lebih susah di luar sana. Kamu cuma lumpuh, Bung, jangan cengeng. Berbuatlah sesuatu."
---------------
Cuma lumpuh, keluh Kukuh dalam hati. Tangannya segera meraih remote control untuk mematikan televisi. Yang dibilang 'cuma' itu telah merenggut seluruh hidupnya!
Media apa tadi? Genta Bahana? Penggagas Madava Energy itu Andoyo Gunawan, asal kalian tahu!
"Kakinya dilatih dulu sebelum mandi, ya Mas," ujar Beno yang datang tak lama kemudian.
Kukuh menurut saja ketika Beno meregangkan dan menekuk kakinya secara bergantian. Karena jarang dipakai, kaki-kaki itu harus dipaksa senam agar darahnya tidak membeku di sana, lalu menyumbat pembuluh darah penting dan berakibat fatal. Kata orang, latihan juga meredakan spasme dan nyeri. Tapi hanya sebatas kata orang. Kukuh tidak merasakan dua manfaat yang disebut terakhir itu.
"Mas, maaf, kayaknya ada yang bocor," kata Beno.
Kukuh menoleh ke celananya. Bocor adalah istilah para asisten itu untuk mengompol. Ia hanya bisa mendengkus. Dirinya memang bagai bayi sekarang.
"Kayaknya akhir-akhir ini makin sering dan makin banyak," kata Beno. "Nanti saya panggilkan dokter, Mas."
Kukuh meratap dalam hati. Ada apa dengan kandung kemihnya? Bila disuruh berkemih, tidak mau keluar. Saat tidak diminta, malah mengompol.
Beberapa waktu kemudian, saat sedang duduk di kursi roda, ia mengompol lagi. Lalu lagi, dan lagi, dan lagi. Beno akhirnya membeli diaper.
Saat menyaksikan benda itu terpasang, ia hampir menangis!
_______________
Disclaimer: Tidak semua penderita SCI mengalami hal-hal seperti yang dialami Kukuh. Kondisi mereka sangat tergantung bentuk dan tingkat injury-nya. Pada sebagian orang, mengompol adalah salah satu dampak SCI.
☆---Bersambung---☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasmina
RomanceKukuh Arkatama, lajang berkualitas tinggi, pewaris tunggal sebuah grup bisnis besar, terpaksa menggunakan kursi roda seumur hidup setelah tragedi kecelakaan maut yang merenggut sebagian besar anggota keluarganya. Sementara itu, kekasih selama 13 ta...