Proyek besar Next! Netz berjalan dengan lancar walau serangan gosip bertubi mendera Kukuh. Ajang pencarian bakat tersebut tengah memasuki babak seleksi awal dan disambut antusias oleh penikmat televisi di Indonesia.
Kehidupan percintaan Kukuh juga mulai diungkit-ungkit. Pada titik tertentu, gencarnya pemberitaan pribadi Kukuh itu justru menarik lebih banyak perhatian publik, menjadi semacam promosi gratis.
Sejak awal Kukuh merasa aneh. Orang-orang itu melepas pemberitaan yang justru meningkatkan popularitas proyek alih-alih menciptakan situasi yang menghambat. Seharusnya mereka tahu itu, namun tetap melakukannya. Dugaan kuat Kukuh adalah ada skenario lain dan ia tidak suka membayangkan kemungkinan terburuknya.
"Nah, ini pemberitaan terbaru. Kedekatan Mas Kukuh dan Mbak Restu yang katanya 'terlalu dalam'." Seseorang menunjukkan gambar-gambar dari internet.
"Astaga, hoax apa lagi itu?" tanya yang lain.
Kukuh terdiam dengan tangan menopang dagu. Serangan kali ini benar-benar meningkat. Bila dulu hanya menampilkan kemungkinan perselingkuhan, agaknya kali ini akan membuka aib masa lalunya.
"Aku minta maaf. Yang satu itu bukan hoax," akunya kemudian dengan nada penyesalan.
Mereka yang berada di dalam ruang itu sontak memandang Kukuh. Sudah lama orang-orang menduganya. Selama ini Kukuh dan Restu sangat rapat menutup hubungan terlarang itu, dan tidak pernah membuka mulut walau hanya sekali. Hanya orang-orang di lingkaran dalam yang mengetahui.
"Tim Humas dan Hukum bisa mengurusnya?" tanya Tuti.
Kukuh mengangkat tangan. "Nggak perlu. Kalau mereka mengkonfirmasi, katakan saja benar seperti itu adanya. Aku akan mengakui itu sebagai kesalahan dan meminta maaf secara terbuka."
"Tapi ...."
"Kesalahan itu sudah sangat besar. Jangan ditambah lagi dengan berbohong untuk menutupi. Aku akui saja. Masalah selesai."
"Sesederhana itu? Nanti kalau nama baik Mas Kukuh cemar gimana?"
"Iya sesederhana itu. Aku sudah mengalami yang terburuk. Aku nggak pusing dengan nama baik."
"Kalau mengimbas ke bisnis kita gimana, Mas?" tanya salah seorang. "Pernah, kan, ada tokoh yang tiba-tiba melakukan poligami. Tahu nggak, semua lini bisnisnya merosot tajam."
"Itu kasus lain. Mereka menjual ketokohan orang itu. Kita kan menjual karya seni. Selama bagus dan berkualitas, karya kita pasti tetap laku. Masih ingat kasus Ariel Noah? Tetap ngetop kan sampai sekarang?"
"Iya, Mas Kukuh dan Mbak Restu dulu kan hubungannya atas dasar suka sama suka, bukan pemerkosaan."
"Bukan perselingkuhan juga."
Tuti mengangkat tangan untuk menghentikan perbincangan itu. "Aku setuju. Tapi, Mas, ini akan berimbas ke hubungan Mas Kukuh dengan Mbak Yas. Sejauh apa hubungan kalian akan diungkap ke publik?"
Kukuh terdiam. "Aku harus ngomong dulu ke Yasmina. Nanti kukabari."
"Tapi kalian ngerasa nggak sih, ekshalasi gosipnya Mas Kukuh akhir-akhir ini meningkat tajam?"
Kukuh membenarkan. Setelah kegagalannya mendapatkan informasi dari Dian, ia hanya terpikir satu kemungkinan.
"Aku ditarget," ujarnya.
Seisi ruang ribut memperdebatkan kemungkinan untuk apa dan siapa yang menargetkan Kukuh atau pihak mana yang berkepentingan untuk menghancurkan Netz atau Next!.
"Ini bukan persaingan bisnis di industri hiburan," kata Kukuh membuat mereka terdiam. Maafkan aku. Masalah ini jauh lebih besar dari sekadar persaingan bisnis, bisik hatinya. "Untuk sementara aku akan menjauh dari base camp supaya lebih aman. Tut, kamu bisa menambah tenaga sekuriti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasmina
RomanceKukuh Arkatama, lajang berkualitas tinggi, pewaris tunggal sebuah grup bisnis besar, terpaksa menggunakan kursi roda seumur hidup setelah tragedi kecelakaan maut yang merenggut sebagian besar anggota keluarganya. Sementara itu, kekasih selama 13 ta...