18

677 133 6
                                    

Jangan lupa Vote & Komennya Teman-teman

Christy POV

Aku keluar dari kamar hotel ku untuk sarapan di restoran hotel menyusul ayah dan bunda yang telah berada disana, namun tiba-tiba aku melihat kak Shanka tengah berjalan pelan sembari membungkuk dan sesekali menatap ke arah restoran hotel yang di kelilingi dengan jendela kaca transparan.

Aku berjalan mendekat ke arahnya dan bediri tepat di belakangnya, namun kak Shanka belum menyadari kehadiranku, aku perlahan mengikuti arah pandangnya dan aku bisa melihat ayah dan bunda sedang duduk sarapan di dalam sana, seketika aku paham apa yang sedang di lakukan kakak ku itu, ia sedang bersembunyi dari ayah dan bunda.

"Ngapain?"

Kak Shanka terlonjak kaget mendengar suaraku, ia segera menatapku dan menempelkan telunjuknya di depan bibir, "Sssttt" ia mengisyaratkan ku untuk diam.

"Baru nyampe?" Tanya ku dan ia mengangguk masih dengan posisi membungkuk bersembunyi.

"Mau sembunyi sampe kapan? Udah di tungguin sama ayah, parah banget kamu kak, ayah marah besar kemarin, meetingnya ampe di batalin sama ayah"

Aku bisa melihat wajah kakak ku itu semakin terlihat panik, "Siniin kartu kamar kamu, aku mau mandi dulu bentar" ucapnya.

"Lah kenapa gak check in aja sendiri?" ucapku membuat ia menatapku sinis.

"Jangan ngejebak aku, aku yakin resepsionis hotel bakal langsung laporan sama ayah kalau aku check in"

"Hahahah kok tau? Kamu emang udah jadi buronan sih" ucapku tertawa, benar kata kak Shanka ayah memang sudah memperingatkan semua karyawan di hotel kita ini untuk melapor padanya jika ada yang melihat kakak ku.

Aku segera memberikan kartu kamarku dan membiarkan kakak ku itu berjalan dengan menunduk untuk pergi ke kamar ku sementara aku bergabung bersama ayah dan bunda dengan ayah yang ku dengar masih saja membahas kak Shanka sembari menatap gelisa jam tangannya.

"Dek coba hubungin kakak kamu, udah dimana dia?" ucap ayah padaku.

"Ntar dulu yah, itu anak kamu baru mau sarapan juga" tambah bunda sembari menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu.

Aku diam sembari berdiri untuk mengambil makanan, aku bergidik ngeri membayangkan bagaimana nasib kakak ku itu sebentar lagi, aku tak berani memberitahukan ayah perihal keberadaan kak Shanka sekarang, aku membiarkan kakak ku untuk mempersiapkan dirinya sebelum menghadap dan meminta maaf langsung kepada ayah atas kekacauan yang ia buat kemarin.

Aku tak habis fikir dengan kakak ku itu, Kak Shanka benar-benar bucin jika sudah jatuh cinta, ia bisa melakukan apapun untuk orang yang ia cintai, saat mendengar apa yang ia lakukan dari kak Gio kemarin aku sebenarnya tak begitu kaget, sebab aku sudah tau bagaimana ia jika sedang jatuh cinta, hanya saja aku tak mengira ia akan berani melakukan hal yang bisa membuat ayah marah.

Aku kembali ke meja ayah dan bunda dengan membawa piring berisi makanan juga segelas jus jeruk, aku bisa melihat ayah yang kini nampak mulai berdiri dan sepertinya sedang menelfon kak Gio, sebab aku mendengar ia menyebutkan nama kak Gio dan meminta sekretaris kakak ku itu untuk segera menghubungi bos nya sekarang.

Aku mendekat ke arah bunda dan mulai berbisik pada bunda ku, "kakak udah di kamar aku bun, lagi mandi" bisik ku pada bunda, dan bunda terlihat mengangguk sembari meminta ku untuk jangan bilang ke ayah dulu, dan aku mengangguk mengerti, kami setuju untuk sedikit melindungi kakak saat ini, walau persembunyiannya itu jelas tak akan berlangsung lama.

Sesaat setelah aku menyelesaikan sarapanku, kak Shanka mengirimkan pesan menanyakan keberadaan ayah, aku bilang padanya bahwa ayah sudah kembali ke kamar dan tengah gelisah menunggunya disana, lalu kakak memintaku untuk menemaninya bertemu ayah, dengan alasan ia yakin ayah akan sedikit meredam kemarahannya jika ada aku disana sebab katanya aku adalah anak kesayangan ayah.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang