39

580 124 5
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

Sisca POV

"Ayah bunda kamu mana dek?" tanyaku yang melihat tak adanya kehadiran orang tua Christy di bandara, saat kak Shanka dan Christy menjemputku hanya berdua tadi aku pikir orang tua kakak beradik itu sudah lebih dulu ke bandara, namun ternyata sampai di bandara pun aku tak melihat ayah bunda Christy dan kak Shanka.

"Udah berangkat dua jam lalu kak, naik pesawat ayah" jawab Christy, dan aku baru mengetahui keluarga ini punya pesawat mereka sendiri, aku mulai membayangkan sekaya apa keluarga Natio ini, sebab rasanya mereka memiliki segalanya.

Aku mengabaikan segala pikiranku perihal kekayaan keluarga Natio dan kembali menatap Christy, "Kenapa berangkatnya gak bareng dek?" tanyaku lagi padanya, karena menurutku jika hanya berbeda beberapa jam saja mengapa tak berangkat bersama.

"Ayah aku sama kak Shanka gak bisa satu pesawat kak" aku mengerutkan keningku mendengar jawaban Christy.

"Aku juga gak tau sejak kapan, tapi itu udah jadi kayak peraturan gak tertulis di keluarga kita, ayah sama kak Shanka gak bisa satu pesawat, alasannya sih ayah bilang biar kalo amit-amit ada sesuatu gak di inginkan terjadi sama penerbangannya, seenggaknya masih ada salah satu dari mereka yang bisa tetap ngurus Natio Grup"

Christy memberi penjelasan singkat padaku, sepertinya karena melihat wajah bingungku, dan aku lagi-lagi baru mengetahui ternyata ada peraturan seperti itu di keluarga konglomerat ini, tapi itu alasan yang masuk akal sih menurutku, karena jika Natio Grup kehilangan pemilik juga pewarisnya sekaligus sepertinya akan menghancurkan pilar perusahaan besar mereka yang pastinya akan berdampak pada jutaan karyawan yang bergantung pada perusahaan mereka termasuk aku sebagai idol grup di bawah naungan Natio Grup.

"Kemarin sih bunda maunya aku sama kak Sisca ikut sama bunda sama ayah, tapi gak di bolehin tuh sama tuh orang, katanya dia gak ada temennya nanti" Christy kembali berbicara sembari menunjuk kakaknya yang berdiri tak jauh dari tempat kita duduk, tengah menerima panggilan dari kak Gio.

"Iya sih dek, kasian juga sih kalau dia harus sendirian di pesawat"

"Dia mah udah biasa kak, alasan aja itu biar bisa sepesawat sama kak Sisca" timpal Christy dan aku tertawa mendengarnya.

"Ngomongin apaan sih?" Kak Shanka mulai kembali bergabung bersama kami.

"Ngomongin kamu ngeselin" aku dengan cepat menjawab.

"Kamu masih kesel yah? Aku udah minta maaf juga" kak Shanka duduk di sampingku dengan wajah yang ia buat sesedih mungkin, sebab sejak kemarin aku sedikit mengabaikannya karena masih kesal dengan apa yang ia lakukan kemarin, jika mengingat hal itu saja aku bergidik ngeri, membayangkan bagaimana jika ada yang melihat kami kemarin? Aku yakin aku akan di tendang dari Aksara saat itu juga, dasar kak Shanka, aku kembali kesal mengingatnya.

"Hahahah jangan di maafin kak Sisca, emang suka ngeselin nih orang" Christy ikut mengompori yang membuat kak Shanka seolah akan menyentil adiknya yang segera aku halangi.

"Jangan gangguin adek aku" ucapku tegas.

"Dia adek siapa sih sebenernya?"

"Adek kak Sisca lah" timpal Christy memelukku sebelum aku dan Christy tertawa sembari bertos ria, membiarkan kak Shanka menatap kami dengan wajah kesalnya.

****

Kami akhirnya masuk ke dalam pesawat dengan first class, aku serasa memiliki Asisten sejak tadi sebab kami masing-masing di dampingi petugas maskapai yang membantu mengurus segala hal, mulai dari membawa koper, membantu proses migrasi, sampai mengantar ke pesawat, kami bahkan tak perlu repot-repot mengantri sebab ada jalur khusus first class.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang