23

727 125 10
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-teman

"Jadi gimana sama masalah Sisca? Apa yang mau lu lakuin sekarang?"

Shanka menatap Gio yang tiba-tiba bertanya perihal masalah keluarga Sisca kemarin yang sedang ia coba untuk tak ikut campur sebab perintah dari gadis itu.

"Masalah keluarga dia gak ada hubungannya sama gua Yo, gua gak bisa ikut campur"

Gio mengerutkan keningnya menatap sahabatnya itu, "Lu serius? Ini beneran lu? Kayaknya lu gak bakal bersikap kayak gitu deh" timpal Gio mengungkapkan keheranannya akan perkataan Shanka tadi.

"Sisca gak mau gua ikut campur urusan keluarganya" Gio akhirnya mengangguk mendengar jawaban Shanka barusan, ia akhirnya mengerti sekarang, Shanka bukan tak ingin membantu, hanya saja ia tak di beri kesempatan untuk membantu.

"Jadi lu mau diam aja?"

Shanka diam, sembari menaikan kedua bahunya mengisyaratkan bahwa ia pun tak tau harus melakukan apa.

"Tawarin Zean jadi karyawan tetap Natio Grup setelah selesai masa magangnya, mungkin itu bisa sedikit membantu perekonomian keluarga mereka" ucap Shanka setelah berfikir untuk beberapa saat, dan Gio segera mengangguk, ia tau Shanka tak akan mungkin diam saja, ia akan melakukan hal walau sekecil apapun untuk bisa sedikit meringankan beban gadis favoritnya itu.

"Sama siapin beasiswa untuk Ravi, tapi pastiin semua berjalan senormal mungkin, biarin dia ikut semua tes yang berlaku" Gio lagi-lagi mengangguk, mencatat semua yang harus ia lakukan untuk hal penting ini, karena ia tahu untuk Shanka hal ini lebih penting dari segala pekerjaan penting mereka, terbukti dari kejadian ia rela menyusul Sisca ke Bandung waktu itu, di saat ia seharusnya memimpin rapat penting di Bali.

"Ada lagi bos?"

Shanka diam, nampak berfikir untuk benerapa saat sebelum bersuara, "Apa gua lamar dia sekarang aja yah? Biar urusan keluarga dia jadi urusan gua juga" ucap Shanka sembari memegang dagunya nampak berfikir.

Gio menepuk keningnya sembari memutar matanya malas, "Skip bos, takutnya orangnya kabur bos, main ngelamar aja lu" jawab Gio.

"Yah siapa tau itu bisa jadi salah satu pilihan untuk jalan keluar yang lebih baik"

"Baik buat lu belum tentu baik buat dia, udah ah gua mau lanjut kerja, lu mulai ngaco" Gio berdiri dari sofa di ruangan Shanka dan melangkah keluar dari ruangan sahabatnya itu.

Sementara Shanka masih terlihat berfikir "Padahal boleh juga tuh kalo di pikir-pikir, hahaha" ucapnya pelan dengan tawa di akhir kalimat, sebelum ia meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada seseorang.

*****

Semangat latihan hari ini sayang

Sisca menggeleng membaca pesan masuk dari bosnya itu, namun detik berikutnya rasanya sebuah senyuman tak mampu ia tahan dari ujung bibirnya yang mulai terangkat, Shanka mampu membuatnya kembali merasa lebih baik setelah apa yang terjadi kemarin, dan Sisca bersyukur atas hal itu.

"Sis tolong nitip anak-anak bentar, suruh pemanasan aja" suara pelatih dance yang tiba-tiba memanggilnya mengalihkan perhatian Sisca dari ponselnya.

"Oke kak" jawabnya, sembari segera mengetikan pesan balasan pada Shanka berupa ucapan terimakasih sebelum ia segera menyimpan ponselnya dan berjalan cepat menuju studio dance dimana para member nampak sudah berkumpul disana.

"Guys pada pemanasan dulu yuk, kak Diki lagi ada urusan bentar" ucap Sisca mengalihkan perhatian semua member yang tadi tengah sibuk mengobrol, kini mulai berbaris dan melakukan gerakan-gerakan peregangan menuruti perintah sang kapten, sebelum pelatih mereka kembali dan mereka memulai kegiatan mereka hari itu yang berupa latihan koreo.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang