40

606 105 9
                                    

jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

Author POV

"Kak Sisca kita beli es krim yuk"

Christy menarik tangan Sisca menuju tempat es krim sementara yang di tarik beralih menoleh ke arah wanita di belakangnya, "Bunda mau es krim juga gak?"

"Enggak Sis, kalian aja, bunda tunggu sini"

"Yaudah bentar yah bun" bunda Shanka mengangguk sembari duduk di kursi yang ada di depan kedai es krim, menunggu 2 gadis yang tengah membeli es krim yang mereka inginkan.

"Eits tenang kak, aku yang bayar" Christy yang melihat Sisca baru saja meraih dompet di dalam tasnya dengan cepat menahan tangan seniornya itu, menarik Sisca ke belakangnya dan dengan cepat mengambil alih menyelesaikan pembayaran.

"Dek es krim doang loh" kesal Sisca yang memang sedari tadi adik Shanka itu tak mengizinkan ia membayar apapun yang ingin ia beli, bahkan sejak awal mereka di bandara sampai dengan hari ini Sisca sama sekali tak mengeluarkan uang sepersenpun.

"Maaf yah mbak aku menjalankan perintah doang" timpal Christy yang sudah lebih dulu melangkah keluar dari tempat es krim sembari menikmati es krimnya, dengan Sisca yang mendengus kesal namun ikut melangkah di belakang Christy.

"Kakak kamu mana sih dek? Katanya mau nyusul" suara sang bunda menyambut Christy dan Sisca yang baru keluar dari kedai es krim.

"Tadi katanya udah disini kok bun, bentar aku telfon" Sisca lebih dulu menjawab dan segera meraih ponselnya untuk menghubungi anak sulung keluarga Natio itu, namun aksinya itu terhenti ketika mereka melihat orang yang tengah mereka bicarakan itu sedang melangkah ke arah mereka dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Lah ini dia, baru aja kak Sisca mau nelfon kamu kak" timpal Christy.

"Aku muter-muter nyariin kalian" jawab Shanka dan Sisca menyimpan kembali ponselnya, lalu mereka mulai berjalan bersama sebab sejak tadi mereka memang tengah menunggu Shanka menyusul mereka untuk makan siang bersama.

"Ayah makan siang terus lanjut golf sama rekan bisnisnya bun" ucap Shanka.

"Ayah kamu mah lagi liburan masih aja kerja" kesal bundanya.

"Main golf bun bukan kerja" Shanka mencoba membela sang ayah.

"Tetep aja demi kepentingan kerjaan pasti, bahas nya juga pasti kerjaan"

"Iya kerja berkedok golf itu mah" Christy ikut menimpali, merasa setuju dengan bundanya, mengeluhkan kebiasaan sang ayah yang tak jauh-jauh dari urusan kerjaan, bahkan saat liburan keluargapun sang ayah memilih bertemu dengan kolega bisnisnya di negara ginseng itu.

"I'am so sorry ayah, aku gak bisa belain, kalah suara" dumel Shanka dengan suara pelan namun masih bisa di dengar oleh Sisca, Christy, juga bundanya yang membuat mereka tertawa.

*****

Sisca duduk di samping Shanka saat mereka sampai di restoran yang di pilih Christy untuk makan siang, sementara Christy memilih duduk di samping sang bunda berhadapan dengan Shanka dan Sisca.

Mereka mulai memesan makanan masing-masing, dan tatapan Shanka juga Sisca teralihkan saat ponsel Sisca yang ia letakan di atas meja berdering, dan keduanya segera menatap ke layar ponsel milik Sisca, ada sebuah panggilan masuk namun dari nomor baru yang tak di kenal.

Sisca menekan tombol volume di ponselnya, mematikan suara dering ponselnya tanpa menerima panggilan tersebut, "Gak di angkat?" tanya Shanka.

"Gak ah, nomer gak di kenal" jawab Sisca sembari mulai menyebutkan pesanannya pada seorang waiters, mengabaikan ponselnya.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang