1

1.4K 165 10
                                    

Jangan lupa Vote & Komennya teman-teman

"Shan hari ini udah terhitung 3 kali bunda lo nelfon gua"

"Shan, Shankaaa" Gio sedikit menaikan volume suaranya saat tak ada jawaban dari pria yang sedang duduk menatap layar laptopnya.

"Lu tinggal ngasih jawaban seperti biasa yo, gua belum mau pulang" Shanka menjawab tanpa menatap Gio, menelfon Gio dan meminta Gio membujuknya untuk pulang adalah hal yang cukup sering di lakukan sang bunda, dan Shanka menganggap biasa hal itu.

"Bokap lu sakit"

Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Gio mampu menghentikan jari Shanka yang sejak tadi bergerak di atas keyboard laptopnya. Pria itu terdiam cukup lama, menarik nafas dalam dan menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"pesenin tiket, kita pulang"

*******

Shanka POV

Kalian tau hal yang paling aku hindari 6 tahun terakhir? Itu adalah saat ini, saat dimana aku kembali menginjakan kaki di kota ini, kota kelahiranku sekaligus kota kehancuranku. Kembali ke kota ini rasanya begitu menyesakan, sebab setiap sudut kota jakarta seolah terekam kenangan tentang dia.

Dia adalah seseorang yang kutemui di bangku sekolah menengah dan mampu membuat hariku penuh tentangnya sejak saat itu, dia juga yang dulu ku jadikan motivasi untuk secepatnya menyelesaikan pendidikanku di Oxford dan kembali untuk melamarnya, menjadikannya pendamping hidupku.

Namun ternyata perasaan cinta yang begitu besar itu nyatanya hanya di rasakan olehku, tidak dengan dia. Tahun kedua aku di Oxford, aku diam-diam pulang ke Jakarta untuk memberinya kejutan di hari ulangtahunnya, dan yang selanjutnya terjadi adalah aku yang balik mendapat kejutan saat kedatanganku ke rumahnya bersamaan dengan kedatangan seorang pria lain yang juga memegang kue ulangtahun sama sepertiku, walau kue kita berbeda, tapi kalimat yang tertulis di atas kue tersebut sama persis, HAPPY BIRTHDAY SAYANG.

Semenyedihkan itu memang kisahku, dan mulai saat itu, dia yang selama ini menjadi alasan untukku ingin secepatnya pulang, berubah menjadi satu-satunya alasan aku tidak lagi ingin kembali ke kota kelahiranku ini.

Bahkan saat aku telah berhasil menyelesaikan pendidikan S1, aku menjadikan S2 alasan aku tetap bertahan di Oxford, namun saat pendidikan S2 ku selesai, aku tetap enggan untuk pulang, aku memilih bertahan disana dan membuat aku menerima ribuan teror dari seluruh anggota keluarga ku, memintaku untuk pulang. Baru saat bunda bilang ayah sakit, aku akhirnya memutuskan untuk pulang setelah 8 tahun menetap di Oxford.

"Christy kayaknya ikut jemput kita deh"

Suara Gio menarik kembali kesadaranku yang sedang kembali mengingat kisah menyakitkan beberapa tahun silam itu, dan aku hanya mengangguk menjawab ucapannya.

"Gak usah terus di pikirin Shan, udah bertahun-tahun lu menghindar, hidup lu harus terus berlanjut ada atau tanpa dia" Gio kembali bersuara sembari menepuk pundakku, dan lagi-lagi aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

******

Author POV

"Kakaak"

Shanka dan Gio yang sedang berjalan dengan menarik koper masing-masing itu beralih menatap seorang gadis yang tengah berlari kearah mereka. Shanka otomatis merentangkan tangannya menyambut gadis yang kini berhambur ke pelukannya.

"Kangen banget kak, ini mimpi gak sih kakak akhirnya pulang?" ucap Christy dalam pelukan kakaknya.

Shanka balas memeluk erat adik kesayangannya itu, dengan satu tangan terangkat mengelus kepala Christy, ia juga begitu merindukan adik kecil yang mulai beranjak remaja ini, walau sebenarnya setiap liburan akhir tahu. Christy selalu mengunjunginya ke Oxford, namun bertemu di Jakarta dengan kemungkinan mereka tak akan berpisah lagi rasanya sangat berbeda dari pertemuan mereka tiap tahunnya di Oxford.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang