36

587 117 1
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

Sisca POV

Aku mengacak rambutku sembari berjalan mondar- mandi di dalam kamarku, pagi ini aku bangun dan hal yang pertama masuk dalam pikiranku setelah bangun adalah bayangan bagaimana semalam kak Shanka mencium ku.

"Bisa-bisanya lu ciuman sama kak Shanka Sis, wah yang bener aja lu" gumam ku dalam hati masih terbayang kejadian semalam, dimana semuaanya terjadi tanpa penolakan dariku, aku bahkan ingat bagaimana aku memejamkan mata saat wajah kak Shanka mendekatiku, seolah aku siap untuk hal itu.

"AAAHHKK" aku berteriak kesal, merutuki kebodohanku, gimana aku bisa kembali bertemu pria itu, rasanya aku begitu malu untuk kembali bertemu dia.

"Udah-udah, tenang Sis, lagian itu bukan ciuman deh kayaknya, itu cuma sebuah kecupan" ucapku dalam hati mencoba untuk sedikit menenangkan diri.

TOK TOK TOK

Suara ketukan di pintu kamarku mengalihkan aku dari segala yang aku fikirkan, aku melangkah lalu membuka pintu kamarku dan melihat Zean berdiri di depan kamarku dengan tatapan panik "Kenapa kak?" tanyanya sementara aku menatapnya bingung.

"Aku denger kakak teriak" ucapnya lagi, dan aku akhirnya mengerti mengapa wajahnya terlihat panik.

"Gakpapa dek, ada kecoa lewat tadi" jawabku berbohong, sebab aku tak mungkin menceritakan padanya alasan aku berteriak tadi.

"Yaelah kirain kenapa kak" Zean memutar matanya malas sebelum berbalik dan melangkah pergi sementara aku kembali menutup pintu kamarku, lalu beralih menatap ponselku di atas ranjang saat mendengar benda tersebut berbunyi.

Aku menarik nafas dalam menatap nama yang tertera di layar ponselku adalah nama seseorang yang tadi sempat memenuhi isi kepalaku sebab kejadian semalam antara aku dan dia, "Oke Sis santai aja, biasa aja, anggap gak pernah terjadi" gumamku sebelum menerima panggilan tersebut.

"Iya kak" jawabku sembari menempelkan ponsel ke telingaku.

"Sis, hari ini sibuk gak?" tanya kak Shanka dari balik ponselku.

"Pagi ini kita ada manggung di salah satu event, kenapa kak?" tanyaku balik.

"Ada waktu buat makan siang bareng gak? Bunda ngajakin kamu makan siang bareng aku sama Christy juga, tadi Christy bilang dia bakal nyusul selesai manggung, kamu bisa gak?" aku cukup kaget mendengar penjelasan kak Shanka, makan siang bersama bundanya? Dan dia baru mengabari hari ini? Yang bener aja, aku merasa ini ajakan yang begitu dadakan.

"Hah? Kok aku di ajak kak? Dadakan banget lagi, ini aku gimana persiapannya?" ucapku sedikit panik.

"Aku udah cerita ke bunda tentang kamu, jadi bunda pengen ngajak kamu makan siang bareng"

"Kak serius gak sih?" aku semakin kaget mendengar penjelasan kak Shanka, juga semakin panik memikirkan akan bersikap bagaimana di depan bundanya nanti, seketika aku rasanya begitu kesal pada kak Shanka sebab hal sepenting ini tak ia diskusikan dulu denganku.

"Kak kok kamu gak ngasih tau dari jauh-jauh hari sih? Kok dadakan banget sih? Ini aku gak ada persiapan banget kak"

"Persiapan apa sayang? Gak ada yang perlu kamu siapin, ini cuma makan siang biasa"

"Masalahnya ini makan siangnya bareng bunda kamu kak, aku harus ngomong apa? Penampilan aku harus gimana? Gimana kalau bunda kamu gak suka sama aku? Gimana kala-"

"Sssttt, gak usah mikir yang macem-macem sayang, ngomong biasa aja, tampil apa adanya kamu aja, kayak biasa kamu makan siang bareng aku, lagian bunda aku juga udah kenal kamu sayang, apa yang kamu khawatirin coba?"

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang