50

570 113 13
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

Sudah tiga hari sejak Sisca tak mengikuti kegiatan dengan grupnya, namun hari ini pun masih sama, gadis itu masih belum bisa mengikuti jadwal Aksara, bahkan sakitnya sepertinya lebih parah dari sebelumnya, gadis itu terus saja merasakan mual dan kepalanya terasa begitu pusing, membuat ia benar-benar tak bisa untuk memaksakan diri mengikuti kegiatan grupnya.

Ia memberitahu kepada sang manajer bahwa sepertinya magh nya kambuh dan ia benar-benar tak dapat mengikuti kegiatan, sang manajer bahkan menawarkan mengantarnya ke rumah sakit memeriksa kesehatannya namun di tolak oleh Sisca, ia bilang bahwa ia hanya butuh waktu beberapa hari lagi untuk beristirahat dan akhirnya sang menajer mengiyakan, dengan catatan ia harus segera ke rumah sakit jika merasa keadaannya tak kunjung membaik.

Huueek hhuueekk

Sisca kembali memuntahkan makanannya di wastafel kamar mandinya, ia tadi sudah memaksakan dirinya untuk makan agar setidaknya bisa sedikit mengisi tenaganya namun ia lagi-lagi memuntahkan makanannya.

Sisca kembali duduk di atas ranjangnya, menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjangnya, mengontrol nafasnya, ia kembali menatap semangkok bubur di atas nakasnya, dan rasanya hanya dengan melihat bubur tersebut ia sudah kembali merasa mual.

Dengan cepat ia menutup manggok bubur di atas nakasnya itu, sebelum beralih menatap roti yang di belikan Zean pagi tadi untuknya sebelum adiknya itu berangkat kerja, sepertinya roti itu terlihat lebih baik dari buburnya pikir Sisca, lalu mulai meraih roti tersebut, mencoba memakan roti dengan isi keju tersebut dan cukup bersyukur untuk yang kali ini karena ia akhirnya bisa menikmati makanannya tanpa merasakan mual.

"Kok magh gua bisa separah ini yah? Perasaan kemarin-kemarin kalau kambuh gak bakal berhari-hari, kadang masih bisa kegiatan juga" gumamnya sembar memakan roti juga mengecek ponselnya, membalas satu persatu pesan masuk dari member-member Aksara yang terus saja menanyakan keadaanya.

"Dia tau gak yah gua sakit?" gumamnya lagi yang kali ini mulai kembali memikirkan sosok direktur Natio Grup yang belum juga menghubunginya bahkan di hari ketiga ia sakit.

"Ini kamu bener-bener udah gak peduli lagi sama aku apa gimana sih?" Sisca tiba-tiba menangis berbicara dengan menatap foto Shanka di layar ponselnya, entah mengapa ia seketika merasa begitu sensitif.

"Kamu kemana sih? Harusnya kamu tau aku kemarin gak bener-bener minta kamu pergi, harusnya kamu ngerti aku cuma lagi emosi doang, kenapa beneran ngilang sih? Kenapa beneran gak hubungin aku?" airmata yang tadinya hanya menetes sekarang berubah menjadi isakan, Sisca menangis sembari masih menatap foto Shanka.

"Katanya kamu sayang sama aku! Katanya kamu bakal selalu ada di samping aku! Mana? Kamu bohong yah?" isak tangisnya semakin menjadi, nafasnya bahkan sedikit membuatnya sesak,

"Aku kangen Shan" Sisca menangis sejadinya, merasa dirinya membutuhkan sosok pria itu di sampingnya, namun sayangnya ia sama sekali tak berani menghubungi Shanka.

*****

"Kirimin makanan ke rumahnya dek, tapi jangan bilang dari kakak, bilang aja makanan dari kamu"

"Kak kamu kalau emang khawatir hubungin aja sendiri kak, atau jengukin kek ke rumahnya" Christy menatap malas kakaknya yang beberapa hari terakhir selalu uring uriangan karena mengkhawatirkan Sisca namun sama sekali tak mau menghubungi langsung gadis yang ia cintai itu, Shanka hanya terus meminta Christy untuk menanyakan keadaan gadis itu.

"Gak bisa dek, dia kayaknya sakit karena setres sama kelakuan kakak deh dek, yang ada kakak malah bikin dia tambah sakit dek, dia bahkan minta kakak buat jangan hubungin dia lagi" ucap Shanka sembari menunduk sedih, menurutnya Sisca sakit karenanya, karena semua masalah yang ia buat, dan gadis itu akan semakin sakit jika ia kembali menghubungi.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang