10

799 141 7
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya teman-teman

Shanka baru saja masuk kembali ke dalam kantor Nath setelah keluar sebentar mengantar Christy sang adik dan manajer nya yang baru saja berangkat ke lokasi syuting.

Shanka berniat masuk kembali kedalam ruang pemotretan untuk kembali memantau jalannya pemotretan, namun sebelum sempat membuka pintu ruang studio pemotretan, Shanka sempat menatap jendela kaca transparan tak jauh dari tempatnya berdiri yang menampilkan pemandangan taman samping kantor Nath.

Bukan, bukan pemandangan taman yang menarik perhatiannya, namun melihat gadis pujaan hatinya sedang duduk di salah satu kursi taman di luar sana terlihat sedang berbicara dengan ponsel di tempelkan ke telinganya, membuat Shanka mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruang pemotretan.

Shanka melangkah ke arah pintu yang mengarah ke taman, ia berdiri disana dengan diam, posisi duduk Sisca yang membelakangi pintu tersebut membuat gadis itu sama sekali tak menyadari kehadiran Shanka di sana, gadis itu masih terus berbicara dengan ponselnya, sementara Shanka hanya menatap nya diam.

******

Sisca POV

Aku tak dapat menahan airmata ku saking kesalnya aku pada ibuku, aku baru saja di telfon oleh orang tak di kenal yang tiba-tiba saja menagih hutang padaku sebab katanya ibuku tak kunjung membayar hutangnya dan memberikan nomorku mengatakan bahwa anaknya idol terkenal dan aku yang akan membayar hutangnya.

Aku segera menghubungi ibuku dan meminta kalrifikasi darinya, dan ia mengaku perihal apa yang ia lakukan itu, juga memintaku untuk bisa melunasi hutangnya, aku sempat berdebat dengannya, namun berakhir dengan lagi-lagi aku di katai anak yang tak tahu berterimakasih, ia bilang jika bukan karenanya aku tak mungkin bisa menjadi seorang idol terkenal seperti saat ini.

Airmata mengalir di pipiku saat aku mengakhiri panggilan dengan ibuku, dan berakhir dengan mengirimkan uang ke nomor rekening seseorang yang tadi meleponku, melunasi hutang ibuku.

Sejujurnya aku tak begitu mempermasalahkan nominal uang yang baru saja aku keluarkan, hanya saja fakta bahwa ibuku mulai berhutang dengan membawa namaku begitu membuatku kesal, aku takut karir yang sudah susah payah aku bangun selama ini akan hancur oleh ibu kandungku sendiri.

Aku kembali menelfon ibuku setelahnya dan benar-benar memohon padanya untuk tak melakukan hal seperti ini lagi, sebab ia benar-benar akan menghancurkan karirku jika hal seperti ini terjadi dengan berulang.

"Sis"

Aku cukup kaget mendengar suara seseorang dari belakangku, dengan cepat aku menghapus airmata di pipiku sebelum menoleh ke belakang, dan mendapati kak Shanka berdiri disana, membuatku segera berdiri dari kursi taman tempatku duduk.

"Maaf kak, aku tadi lagi nerima telfon, aku balik ke studio sekarang" ucapku dengan sedikit panik, takut bos Natio Grup itu menganggapku tak profesional sebab keluar di saat sedang dalam jam kerja dan teman-teman ku sedang menjalani pemotretan namun aku malah duduk disini.

Aku sedikit membungkuk pada kak Shanka sebelum melangkah berniat kembali masuk ke studio, namun tiba-tiba kak Shanka menahan tanganku, membuatku cukup kaget dengan aksinya itu, sepertinya kali ini bos Natio Grup yang terkenal sangat baik ini akan mulai menegur kesalahanku, pikirku sembari merutuki kebodohanku.

Namun yang terjadi selanjutnya ternyata tak seperti dugaanku, tak ada sedikitpun raut wajah marah ataupun kesal di wajahnya, wajahnya masih tenang dan tampan seperti biasanya.

"Duduk aja gakpapa, its okay kalau emang ngerasa lagi kurang baik, itu hal yang wajar Sis, gak perlu maksain buat baik-baik aja" ucapnya sembari memberiku satu cup minuman boba dingin, dan aku menerimanya dengan diam.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang