37

509 108 4
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

Sisca POV

"Saya izin ngajak Sisca liburan bareng keluarga saya tante"

"Mau liburan ke mana Shanka?"

"Rencananya mau ke Korea tante"

"Yaudah boleh Shan"

Aku membelalakan mata menatap mama, rasanya sedikit heran mendengar mama mengizinkan tanpa bantahan ataupun memberikan kak Shanka beberapa persyaratan, padahal aku sudah bersiap untuk sedikit berdebat dengan mama malam ini jika saja mama kembali berulah, sebab aku tahu betul bagaimana sikap mamaku, aku yakin mama akan susah memberi izin jika hal itu tak menyangkut pekerjaan dan rasanya tak menghasilkan uang untuknya.

"Makasih tante, berangkatnya masih sekitar seminggu lagi" ucap kak Shanka lagi dan aku melihat mama mengangguk sebagai jawaban, dan semakin membuatku bingung, namun aku berfikir mungkin ini karena ia tau kak Shanka anak orang kaya dan merasa mungkin bisa mengambil keuntungan dari hal itu, atau ia mengingat kak Shanka sudah banyak membantu keluarga kami, aku menarik nafas dalam, sejujurnya itu hal yang paling tak aku suka, di saat mama merasa bisa memanfaatkan kak Shanka.

"Yaudah kamu lanjut ngobrol aja sama Sisca yah, tante mau keluar bentar" ucap mama yang memang tadi terlihat akan keluar sebelum aku menahannya sebab kak Shanka ingin meminta izin untuk mengajakku liburan bersama keluarganya.

"Iya makasih tante" kak Shanka ikut berdiri sembari mengucap terimakasih saat mama mulai keluar dari rumah meninggalkan aku dan kak Shanka di ruang tamu rumahku.

"Makasih yah kak udah mau minta izin ke mama, padahal aku bisa minta izin sendiri ke mama" ucapku pada kak Shanka sesaat setelah mama pergi.

"Its okay Sis, lagian mama kamu gak marah ataupun masang wajah gak suka kok, kayaknya prediksi kamu meleset" iya aku tadi sudah sempat mewanti-wanti kak Shanka untuk memaklumi jika nanti mama bersikap kurang baik padanya, namun ternyata yang terjadi sama sekali tak seperti dugaanku.

"Iya aku juga lumayan kaget sama reaksinya" jawabku dengan wajah yang masih sedikit bingung, sementara ku lihat kak Shanka sekarang sedang menatap ke dalam rumahku.

"Ini kamu sendirian?" tanyanya.

"Iya, Zean lagi ke Bandung, Ravi tadi katanya ada kerja kelompok gitu di rumah temennya, tapi paling bentar lagi balik, udah dari tadi soalnya izinnya" jawabku menjelaskan perihal keberadaan penghuni rumahku.

Aku menatap jam di layar ponselku, pukul 7 malem, "Kamu belum makan malem kan?" kak Shanka mengangguk menjawab pertanyaanku.

"Yaudah yuk aku masakin" ucapku lagi sembari berdiri dari sofa ruang tamu, namun kak Shanka masih menatapku dengan tatapan tak yakin.

"Beneran?"

"Beneran, mau gak? Yah mungkin gak seenak dan semewah makanan di restoran kamu ya-"

"Oke ayok, aku mau, mau banget, yuk cepetan" belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, ia sudah berdiri dan melangkah dengan cepat menggandeng tanganku.

"Hahahah yuk"

Aku mulai sibuk memasak di dapur sementara kak Shanka duduk di kursi depan meja makan tengah menatapku memasak, yang kadang membuatku sedikit salah tingkah, walau aku sudah biasa memasak, namun memasak sambil di pandangi oleh kak Shanka rasanya sedikit berbeda.

"Bisa stop liatin aku gak? Aku berasa kayak peserta master chef deh, di awasin juri" ucapku menatapnya kesal, namun pria itu hanya menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya padaku, tak menjawab, juga tak mengalihkan pandangan sedikitpun dariku.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang