31

622 128 3
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-Teman

"Kapan kamu punya waktu? Aku mau ajak kamu ketemu bunda"

Sisca menyandarkan tubuhnya di jok mobil, gadis itu terlihat menarik nafas dalam sebelum kembali menatap Shanka, "Kak kamu yakin mau ajak aku ketemu bunda kamu disaat bunda kamu aja maunya kamu sama orang lain, gimana kalau bunda kamu gak suka sama aku kak? Gimana kalau-"

"Aku udah nurutin bunda dengan ketemu sama gadis pilihannya, sekarang giliran bunda ketemu sama gadis pilihan aku" timpal Shanka memotong ucapan Sisca, yang membuat Sisca terdiam tak mampu kembali bersuara, gadis itu terlihat sedang berfikir sebelumkembali menatap Shanka untuk berbicara.

"Kak aku takut"

"Bunda aku gak semenyeramkan itu Sis"

"Bukan itu kak"

"Terus?"

"Aku lagi ada di posisi dimana aku gak bisa ngelakuin hal-hal kayak gini, aku masih member Aksara kak, dan gak seharusnya aku kayak gini" ucap Sisca menjelaskan hal lain yang menganggu pikirannya, dan untuk yang kali ini Shanka ikut diam.

"Aku kapten disini, aku punya tanggung jawab besar, aku harusnya ngasih contoh yang baik ke member lain, bukan malah aku yang ngelanggar peraturan" tambah Sisca sembari menunduk menyadari kesalahannya.

Dan Shanka terlihat mengangguk, ia mengerti posisi Sisca, ia tak mungkin memaksakan kehendaknya pada gadis itu, Sisca punya karir yang harus ia jaga, "maaf aku terlalu maksain kehendak aku tanpa mikir posisi kamu" ucap Shanka akhirnya.

Setelah obrolan yang cukup serius itu, keduanya terlihat diam dengan pikiran masing-masing, Shanka mengingatkan dirinya untuk tidak menempatkan Sisca pada posisi sulit, sementara Sisca berfikir apakah ia sanggup bertahan disamping putra mahkota Natio Grup itu dengan segala keadaan yang seolah mengharuskannya untuk mundur.

"Maafin aku sempat abai akan posisi kamu, mulai sekarang silahkan jalanin semuanya senyaman kamu, aku cuma minta satu hal, jangan pernah mikir buat mundur atau menjauh dari aku, karena aku masih mau berjuang untuk kamu" ucap Shanka pelan dengan tatapan yang benar-benar terlihat tulus menatap Sisca.

Sementara Sisca tak mampu menahan setetes airmata yang perlahan jatuh ke pipinya, "Kak bukannya aku gak bersyukur tapi aku ngerasa aku gak se worth it itu untuk dapet semua ini dari kamu, aku gak tau harus bales kayak gimana" ucap Sisca dengan suara bergetar.

"Cukup ada di samping aku, jadiin aku orang pertama yang kamu cari saat kamu merasa butuh seseorang, andelin aku dalam segala hal yang menurut kamu gak bisa kamu lakuin sendiri, dan taro nama aku di hati kamu, itu udah cukup untuk bales semua perjuangan aku" jawab Shanka yang semakin membuat airmata Sisca tak berhenti mengalir membasahi pipinya.

Sementara Shanka terlihat mengacak rambutnya, "Sis, boleh gak aku meluk kamu? Aku kayaknya bakal gila deh liat kamu nangis gini" ucap Shanka pelan dan membuat Sisca tiba-tiba berhambur kedalam pelukan pria itu, pria yang harus ia akui telah menempati tempat penting di hatinya, pria yang awalnya ingin ia hindari namun berakhir dengan ia yang akhirnya jatuh pada sang putra mahkota Natio Grup itu.

Shanka memeluk erat gadis dalam dekapannya itu, mengelus pelan kepala Sisca, sembari berucap kalimat-kalimat penenang bahwa semua akan berjalan dengan baik dan tak ada yang perlu Sisca khawatirkan.

"Tetap di samping aku, dan izinin aku perjuangin kamu Sis" ucap Shanka lagi dan airmatanya tanpa sengaja ikut menetes sebab merasakan Sisca mengangguk dalam dekapannya, rasanya semua terbalaskan saat ini, segala usahanya menarik perhatian gadis itu akhirnya membuahkan hasil dan ia mulai berjanji pada dirinya sendiri untuk tak akan menyianyiakan kesempatan yang Sisca berikan untuknya.

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang