21

617 136 11
                                    

Jangan Lupa Vote & Komennya Teman-teman

"Yang itu kak itu rumah aku" ucap Ravi menunjuk rumah putih peninggalan ayahnya yang ia dan keluarganya tinggali selama ini.

Shanka menatap rumah yang di tunjuk adik Sisca itu dan mengangguk menepikan mobilnya di depan rumah itu, setelah event otomotif yang mereka hadiri tadi, Shanka memutuskan untuk ia sendiri yang akan mengantar Ravi pulang, dan sampailah mereka di rumah keluarga Darren.

"Makasih yah kak uda-" ucapan Ravi terhenti ketika melihat tiga pria berbadan besar berotot keluar dari rumahnya dan nampak berdebat dengan sang ibu yang juga terlihat keluar dari rumahnya, yang kemudian salah seorang pria terlihat mengambil motor Ravi yang terparkir di depan garasi rumahnya dengan paksa sementara pria lainnya menahan ibu nya yang tengah berontak.

Wajah Ravi panik dan segera keluar dari mobil Shanka, dengan Shanka yang segera melakukan hal yang sama, "Kenapa Vi?" tanya Shanka sesaat setelah ia keluar dari mobilnya.

"Gak tau kak" jawab Ravi sebelum ia mulai berlari untuk masuk ke dalam gerbang rumahnya.

"ADA APA INI? LEPASIN MAMA SAYA!" teriak Ravi mendorong dua pria yang tengah menahan ibunya, dan menarik ibunya ke belakang nya.

"ITU MOTOR SAYA MAU DI BAWA KEMANA? KALIAN JANGAN MACAM-MACAM YAH, SAYA BISA LAPORIN KALIAN KE POLISI"

"Mama kamu gak bisa bayar hutangnya ke bos kita, motor ini kita tahan" Ucap seorang pria yang sedang memegang motor Ravi.

"Ma?" Ravi beralih menatap mamanya.

"Sudah saya bilang saya bakal bayar, kalian pikir saya gak punya duit hah! Anak saya anggota idol grup terkenal, dia bakal bayar semu-"

"Mama stop! Ma berhenti bawa-bawa nama kakak untuk ngutang disana-sini" wajah Ravi berubah merah, ia mengepalkan tangannya emosi dengan suara yang mulai terdengar bergetar.

"Kita gak peduli anak ibu siapa, kita cuma mau ibu bayar hutang ibu sekarang juga, atau kita bakal bawa motor ini sebagai jaminan" ucap salah satu pria berbadan besar itu.

"Berapa hutangnya?"

Shanka yang sedari tadi diam menyimak kini ikut bersuara, membuat semua mata tertuju padanya yang barusaja mengeluarkan suara, Ravi bahkan tak sadar bos kakaknya itu masih ada disana.

"Anda siapa?" tanya salah satu pria berbadan besar yang sedang memegang motor Ravi, sepertinya ia adalah juru bicara mereka.

Shanka tak menjawab pertanyaan pria itu, ia mengeluarkan kartu nama dan memberikannya pada  pria tersebut "Kalian bisa ngirim penagihannya ke kantor saya, sekretaris saya bakal ngurus semuanya" ucapnya, sementara pria yang menerima kartu namanya itu menatap bergantian antara kartu nama di tangannya dan Shanka yang berdiri di depannya.

"Kak gak usah kak" ucap Ravi, namun Shanka mengangkat tangannya mengisyaratkan Ravi untuk diam.

Dan sesaat setelah membaca kartu nama Shanka, pria itu segera memerintahkan teman-temannya untuk pergi dari sana, sementara ibu dari Sisca kini tengah menatap Shanka dengan tatapan bertanya sebelum ia nampak berbisik pada Ravi "Itu siapa?" tanya nya, namun Ravi malah memutar matanya malas.

"Perkenalkan buk, saya Shanka, temennya Sisca" ucap Shanka menjabat tangan mama Sisca, sementara Ravi menghembuskan nafas kasar di tempatnya, ia yakin kakaknya akan marah jika tau hal ini.

"Oh temennya Sisca, makasih yah Shanka, mereka emang suka berlebihan, orang tante bakal bayar kok" ucap mama Sisca sementara Shanka mengangguk sembari tersenyum.

Mama Sisca sekarang terlihat mulai menatap Shanka dengan seksama dari ujung kaki hingga rambut pria itu, sebelum sebuah senyuman hadir di bibir nya.

"Masuk dulu Shanka"

Golden RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang