11

3.6K 375 54
                                    

"Tolong bantu aku kali ini saja dokter Jeon" kata nyonya Kim menatap dokter dengan penuh harapan.

Jeon Jungkook menghembuskan nafas dengan pelan menatap nyonya Kim yang sedang menatapnya

"Nyonya Kim hal ini sebaiknya tidak untuk di sepelekan, pihak keluarga harus mengetahuinya supaya mereka bisa lebih merawatmu dengan baik"

"Aku akan menjaga tubuhku dengan baik dokter Jeon, aku tidak ingin merepotkan anak anaku dan suamiku. Tolong, jangan sampai hal ini terdengar oleh mereka"

"Nyonya Kim, jika mereka tidak mengetahui tentang penyakitmu, aku lebih khawatir dengan keadaanmu jika kau sedang sendirian" Jeon Jungkook berusaha membujuknya dengan sabar.

Nyonya Kim berusaha duduk dan memegang tangan dokter Jeon sambil berkata "Dokter tolong.. aku akan baik baik saja dan aku berjanji bahwa aku tidak akan pernah lupa untuk rutin meminum obatku, jadi aku mohon tentang ini jangan sampai terdengar oleh keluargaku"

Jeon Jungkook membasahi bibirnya dan menatap nyonya Kim dengan cemas, dia tidak tau harus berapa lama lagi membujuk nyonya Kim supaya bisa berkata dengan jujur kepada keluarganya tentang penyakit yang dia derita.

Jeon Jungkook mulai pasrah dan mengangguk "Baiklah.. ini atas permintaanmu, tetapi nyonya Kim, kau harus berjanji untuk memberitahu keluargamu ketika kau sudah siap, bagaimanapun ini demi kesehatanmu dan mereka bisa lebih hati hati untuk menjagamu"

Nyonya Kim tersenyum dan mengangguk "Terima kasih dokter Jeon, aku akan memberitahu mereka tentang penyakitku"

Setelah mengatakan kalimat tersebut dan memberitahu untuk lebih hati hati menjaga pola makan, dokter Jeon pergi dari bangsal dan berhenti di luar.

"Aku harap Ceo Manoban bisa membujuknya" katanya lalu pergi dari sana.

Ketika nyonya Kim sedang melamun dengan keadaannya sekarang, pintu terbuka memperlihatkan Lisa membawa sebuah paper bag yang di ikuti oleh Seulgi di belakangnya.

Nyonya Kim langsung tersenyum dengan senang karena melihat menantu kesayangannya datang untuknya.

"Mom, aku membawakan ini untukmu.. aku harap kau menyukainya" kata Lisa membuka paper bag dan memberikannya ke arah mertuanya.

"Darimana kau membelinya?" tanya nyonya Kim melihat bubur yang sudah berada di tangannya.

Lisa tersenyum "Aku sendiri yang membuatkannya, dulu ketika ibu masih tinggal bersamaku, dia selalu membuatkan bubur dengan racikannya. Aku sangat menyukainya karena menurutku itu sangat lezat dan aku harap racikanku sama dengan apa yang sudah ibu buatkan untukku"

Nyonya Kim tersenyum dan menatap Lisa sambil mengelus tangannya "Menantuku yang baik, aku pasti menyukainya. Aku akan mencobanya"

Lisa tersenyum setelah mendengar respon baik dari mertuanya, dengan jantung yang berdebar dia berdoa di dalam hati supaya buburnya bisa membuat mertuanya berselera tidak seperti istrinya yang tidak menyukai masakannya.

"Lisa aku tidak yakin bahwa ini memang buatanmu" kata nyonya Kim setelah memasukan satu sendok bubur ke mulutnya.

Lisa menatapnya dengan cemas "Ke-kenapa? maksudku bagaimana? apakah buburnya terasa pait? asam? atau kau tidak berselera dengan buburnya?"

Nyonya Kim menatap Lisa lalu tertawa "Konyol, kenapa kau sangat tegang? ini enak! sangat enak. Kenapa kau bisa membuatnya dengan sangat lezat?"

"Mom, kau.. tidak berusaha untuk menutupinya kan?" Lisa bertanya dengan hati hati.

"Ya tuhan, aku berkata dengan serius.. bubur buatanmu sangat enak Lisa. Kenapa kau tidak mempercayaiku?" katanya lalu memakan buburnya lagi dengan lahap.

HURTS - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang