bonus

4.4K 498 95
                                    

Jennie memasuki taksi online dan duduk disana dengan cemas. Dia melihat ponselnya berharap Lisa mengirimkan pesan kepadanya tetapi hal itu sangat mustahil karena dia dan Lisa tidak pernah memiliki interaksi khusus selain berbicara secara langsung.

Dia bersandar di kursi belakang sambil melihat ke arah kaca, meskipun keadaannya belum sepenuhnya pulih tetapi nalurinya ingin melihat bagaimana istrinya ketika sedang bekerja. Dia bahkan tidak memperdulikan tentang kesehatannya, dirinya terlalu di makan oleh kecemburuan sehingga dia sedang berada di jalan menuju kantor istrinya tanpa sepengetahuan Lisa.

Sialan Ahyeon, kau yang membuatku seperti ini. Adiknya yang menjadi dalang kecemburuan tidak jelas di dalam dirinya. Tetapi apa yang salah? dia hanya ingin melihat bagaimana tempat istrinya bekerja dan bagaimana cara istrinya ketika sedang bekerja. Dia memiliki hak atas itu, bahkan Lisa sudah pernah melihatnya bekerja ketika sesi pemotretan bersama tim Rudolf.

Saat Jennie akan melakukan pembayaran, tiba tiba supir taksi yang berada di depannya menahannya yang membuat Jennie mengerutkan dahinya dengan hati hati.

Dia melepaskan tangan Jennie dan menunduk untuk meminta maaf sambil berkata "Maafkan aku nona Jennie, aku hanya ingin berfoto denganmu. Bisakah aku melakukannya?" katanya berkata dengan hati hati.

Jennie terkekeh dan tersenyum "Tentu saja sir, maaf aku terkejut karena aku pikir.."

Supir taksi itu tertawa dengan malu "Maafkan aku sekali lagi nona Jennie, dari awal kau memesan taksiku aku pikir akunmu adalah akun bodong sehingga aku tidak peduli dengan namamu. Dan saat kau memasuki taksiku dan kau benar benar Jennie Kim, itu membuatku terkejut dan senang secara bersamaan"

Jennie hanya tertawa dan mereka melakukan foto bersama di dalam taksi. Supir taksi tersebut memberikan banyak terima kasih kepada Jennie dan memberikan dukungan kepada Jennie. Dia bahkan ingin bertanya lebih tetapi dia menahannya karena menjaga privasi Jennie.

Jennie memakai masker dan menggulung rambutnya untuk tidak di kenali oleh orang orang. Dia mulai berjalan memasuki perusahaan Lisa dan membuat semua orang melihatnya karena aura yang Jennie keluarkan memikat banyak mata yang melihatnya.

Salah satu satpam menghampirinya dan bertanya kepadanya apa yang harus dia bantu. Jennie hanya mengatakan ingin bertemu dengan pemilik perusahaan yang langsung di antarkan ke lantai yang paling atas oleh satpam disana.

Ini pertama kalinya dia menginjakan kaki di perusahaan istrinya, dia melihat semua fasilitas yang ada disana dan merasa bangga dengan Lisa. Dia tersenyum di balik masker, ternyata istrinya sangat hebat.

Setelah lift terbuka, karyawan yang melihat Jennie keluar, mereka saling berbisik. Bahkan karyawan laki laki tidak berhenti menatapnya.

"Psstt.. siapa dia?" salah satu karyawan perempuan bertanya.

Karyawan lainnya mengangkat bahu "Mungkin dia ingin melamar pekerjaan di perusahaan ini"

Jennie mendengarnya saat berjalan melewati mereka, dia tidak tersinggung, dia hanya tersenyum dan tetap berjalan dengan tenang tanpa melirik ke kanan dan ke kiri.

"Tunggu, aku seperti mengenalnya.." karyawan lainnya ikut bergosip dengan mereka.

Saat Jennie berhadapan dengan meja Nana, Nana mendongak untuk melihatnya. Dia mengerutkan dahinya karena seingatnya, bos nya tidak memiliki tamu penting hari ini selain dari perusahaan yang sedang berada di ruang rapat bersama Lisa.

Nana tersenyum dan berdiri "Miss, apakah kau memiliki janji sebelumnya?"

Jennie menggeleng "Tidak ada, aku hanya ingin bertemu dengan Ceo Manoban"

Nana mengerutkan dahinya dan berusaha tetap tenang "Maaf Miss jika sebelumnya kau tidak memiliki janji, kau bisa melakukan pertemuan selanjutnya karena Ceo Manoban sedang tidak bisa di ganggu oleh siapapun"

HURTS - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang