"Apa yang kau suka?" Nancy bertanya sambil tersenyum menatap Ahyeon.
Ahyeon melirik kedua bunga yang berada di depannya sambil tersenyum "Ini.. aku sangat menyukainya" katanya sambil membawa bunga daisy di tangannya.
"Kenapa kau menyukainya?" tanya Nancy.
"Tidak ada alasan, bunga ini cantik. Aku menyukainya" jawab Ahyeon menghirup bunga daisy dan tersenyum menatapnya.
Nancy mengangguk "Kau memiliki selera yang baik"
Ahyeon melirik Nancy "Apakah aku bisa memilikinya?"
"Tentu saja. Aku akan membayar bunga yang kau inginkan. Tunggu disini, aku akan kembali" kata Nancy pergi menuju kasir.
Ahyeon hanya mengangguk untuk merespon, dia senang karena memiliki bunganya. Ini ketiga kalinya dia keluar bersama Nancy setelah sekian lama mengurung diri di dalam rumah.
Perlahan dia berusaha untuk berdamai dengan keadaan, dengan semua hal yang sudah terjadi di kehidupannya. Ahyeon berpikir.. tidak ada gunanya jika dia mengurung diri dan bersedih sendirian sampai larut.
Karena kehidupan akan terus berjalan, dia tidak mungkin menghabiskan sisa hidupnya dengan keadaan terpuruk seperti kemarin. Ahyeon masih memiliki banyak keinginan dan cita cita yang ingin dia gapai, jadi dia harus bisa memaafkan kejadian yang tidak akan pernah dia lupakan meskipun secara perlahan.
Meskipun dia sangat mengingat secara detail bagaimana kejadian itu menimpanya, dia akan tetap meyakinkan dirinya untuk bisa memaafkannya. Bukan memaafkan pelakunya, tetapi memaafkan semua kejadian yang bisa membuatnya merasa takut kembali.
Karena menurutnya, hal itulah yang bisa membuatnya sembuh meskipun terkadang ada rasa takut yang menghantuinya. Dan dia tidak bisa berani berbohong kepada dirinya sendiri, meskipun di hatinya masih merasa benci tetapi dia merindukan kakaknya.
Sudah sangat lama dia tidak pernah melihatnya, tetapi untuk bertemu dengannya kembali, saat ini dia masih belum bisa karena dia takut dirinya akan meledakan amarah kepada kakaknya. Jadi, akan lebih baik dia bertemu dengan Jennie ketika hatinya sudah tidak menyimpan rasa benci kepadanya.
Nancy menyenggol bahu Ahyeon pelan "Jangan terlalu banyak melamun, seseorang akan mencuri dompetmu!" katanya bercanda.
Ahyeon terkekeh "Aku bahkan tidak membawanya. Akhir akhir ini kau selalu membayar semua yang aku inginkan"
Nancy menyipitkan kedua matanya menatap Ahyeon "Aku akan mencatat semua daftarnya dan memintamu untuk mengembalikan semua uangku"
"Tolong jangan menindas orang yang lebih muda darimu. Itu sebuah pelanggaran untukmu dan aku akan melaporkan semua ini kepada Appa" Ahyeon tertawa menepuk tangan Nancy pelan.
Nancy tertawa sambil membawa tangan Ahyeon untuk berjalan "Jangan lalukan hal itu, Appamu pasti akan membayarnya dengan uang yang lebih banyak"
Ahyeon melirik sambil berjalan membiarkan Nancy memeluk tangannya sambil tertawa. Nancy merasa senang, Ahyeon perlahan kembali seperti dulu. Dia bahkan selalu mengucapkan rasa syukur karena apa yang sudah dia lakukan untuk Ahyeon, itu sangat berguna untuk kesembuhannya.
Ahyeon sudah tidak menangis lagi, sudah tidak ada teriakan dan rasa takut. Dia sudah berani menemui orang banyak dan berinteraksi meskipun hanya dengan orang orang terdekat atau orang rumah, tetapi itu adalah sebuah perkembangan yang sangat bagus.
Nancy tersenyum ketika melirik Ahyeon dan menatapnya yang sedang berjalan bersamanya menikmati jalanan yang sedang mereka tempuh. Dia berhasil melakukannya! Nancy berharap, Ahyeon bisa lebih banyak bereskpresi setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS - JENLISA
Teen FictionKhusus pembaca yang memiliki mental yang kuat dan siap untuk emosi setiap saat, selamat membaca teman teman.