"Kekasih?" Lisa menatap kamar mereka yang tertutup dari bawah.
Dia menaruh setengah roti yang tadinya sedang dia makan. Ekspresinya menjadi sedih, Jennie memiliki kekasih? tetapi, dia sudah menikah denganku, kenapa Jennie tidak memutuskan kekasihnya?
Lisa membawa piring yang berisi setengah roti dan susu yang sudah dia buat, dia langsung membuang keduanya ke tempat sampah yang berada di dapur. Dia tidak tau, kenapa kalimat yang Jennie keluarkan membuatnya menjadi sedih dan mengubah mood nya menjadi buruk.
Ketika Lisa duduk memikirkan hal tersebut sendirian, tiba tiba terdengar suara bel yang berbunyi. Dia melihat Jam yang ada di dinding dan mengerutkan dahinya.
"Sepertinya aku tidak memiliki janji dengan siapapun sepagi ini" katanya lalu bangun untuk membuka pintu rumahnya.
Saat dia membuka pintunya, seseorang akan menekan bel pintu lagi tetapi dia terkejut melihat Lisa yang sudah membukanya.
"Ups" kata orang tersebut menarik tangannya.
Lisa mengerutkan dahinya "Maaf?"
Irene mengedipkan beberapa kali matanya berusaha tersadar dan membenarkan cara berdirinya "Maaf aku pasti mengganggumu sepagi ini, aku hanya mencari Jennie"
"Oh, kau bisa masuk. Aku akan memanggilkannya untukmu" kata Lisa.
Irene tersenyum dan akan melangkahkan kakinya..
"Tidak perlu" Jennie tiba tiba datang dan mendekati keduanya.
Jennie melihat Irene "Aku sudah membalas pesanmu untuk menungguku di mobil, kenapa kau tidak melihatnya?"
"Aku meninggalkan ponselku di mobil, jadi aku tidak melihat balasanmu" jawab Irene.
Jennie melewati Lisa dan menarik tangan Irene untuk pergi dari sana tetapi Lisa memanggilnya yang membuat Jennie berhenti dan melihat ke belakang.
"Apa?" Jennie bertanya dengan kesal.
"Kau akan pergi kemana? bukannya ini masih hari liburmu?" tanya Lisa dengan tenang.
Jennie menghembuskan nafasnya "Ini bukan urusanmu"
"Tetapi sekarang kau adalah tanggung jawabku, apa perlu aku yang mengantarkanmu?" Lisa menawarkan dengan tulus mendekati Jennie dan Irene.
"Lisa stop, berhenti merasa kau bisa mengaturku atau membatasiku" kata Jennie menatap Lisa.
Lisa mengerutkan dahinya "Tetapi kau istriku"
Jennie melepaskan tangannya yang dari tadi sedang memegang tangan Irene, lalu menatap Lisa dengan serius menahan kekesalannya "Itu menurutmu bukan menurutku"
Lisa tidak bisa menjawab setelah Jennie mengatakan kalimat itu, melihat Lisa yang sudah tidak lagi mengatakan apapun membuat Jennie menarik tangan Irene lagi untuk memasuki mobil Irene dan pergi dari sana.
Irene melirik Jennie yang sudah memakai kacamata hitamnya dan tersenyum tipis sambil menjalankan mobilnya "Wow, bukankah itu sangat kasar?"
"Aku tidak melakukan apapun" jawab Jennie tanpa menoleh.
Irene tersenyum "Kau sudah menjadi istrinya, dia tidak salah mengatakan hal itu"
Jennie melirik Irene "Sepertinya aku tidak perlu menjelaskan apapun, kau sudah mengetahui jawabannya"
Irene mengangguk "Aku tau, tetapi Jen. Lisa tidak seburuk yang sudah kau ceritakan, dia sangat cantik dan menurutku dia tipe yang ideal"
Jennie melirik Irene dengan tatapan tidak percaya "Irene please.. jangan tertipu dengan wajahnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTS - JENLISA
أدب المراهقينKhusus pembaca yang memiliki mental yang kuat dan siap untuk emosi setiap saat, selamat membaca teman teman.