ᡣ𐭩 Bab 12. Mimpi Burukᡣ𐭩

27 12 0
                                    

"ᡣ𐭩 Tinggal Fana ᡣ𐭩"
-Mahendra Syafiq

Kasihku, tak pernah ku mengharap belas kasihmu
Sekedar guratan bibir mampu membuatku mabuk
Kepergianmu meninggalkan sekuntum rindu
Menanggal di hatiku yang fana akan harummu
____________________________________

Sebuah gelas kaca jatuh berkeping-keping di bawah Mahen, genggamannya terlepas setelah ia mendapat kiriman pesan dari Nadha. Ia terduduk lemas, menatap dirinya di cermin. Matanya berkaca-kaca, ia meraih kembali telepon genggamnya.

"Haha, lo boong kan Nad!?" sanggahnya untuk dirinya sendiri, meyakinkan bahwa ini adalah mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Haha, lo boong kan Nad!?" sanggahnya untuk dirinya sendiri, meyakinkan bahwa ini adalah mimpi.

Mahen terduduk, sungguh rasa yang ia pendam selama ini harus hancur. Ia mengetik pesan singkat ke Nadha.

 Ia mengetik pesan singkat ke Nadha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"CIA CIE CIA CIE, GUE CEMBURU!"

Mahen melempar ponselnya ke arah kasur dan bersandar di dinding kamarnya yang dingin.

✧˚ ༘ ⋆。♡˚ ✧˚ ༘ ⋆。♡˚ ✧˚ ༘ ⋆。♡˚ ✧˚ ༘ ⋆。♡˚ ✧˚ ༘ ⋆。♡˚

Mahen terbangun di kasur kamarnya yang sama, ia langsung duduk menyeka keringat dinginnya, ingatannya terulang kembali ke momen 1 tahun yang lalu. Ia tersadar bahwa kenyataannya sekarang ia harus merelakan sahabatnya harus menjalin asmara dengan laki-laki lain sekaligus rival beratnya. Mahen bangkit dari kasurnya dan menuju cermin.

"Kenapa sih Nad? gue belum ikhlas dia sama lo."

Mahen menghembuskan nafas panjang. Akhirnya ia memilih untuk pasrah akan takdir tuhan, ia bersiap untuk sekolah dan melakukan rutinitasnya setiap hari.

Seperti biasa, ia akan menjemput Nadha untuk berangkat ke sekolah. Tahun ini Mahen dan Nadha duduk di bangku kelas 11 SMA. Mahen tiba di depan rumah Nadha yang seperti biasa merengut sembari mengenakan sepatunya.

"Pagii bebebku~" goda Nadha sembari mendekat kearah Mahen.

"Gausa panggil kaya gitu ke gue, najis." sergah Mahen sembari menyodorkan helm bewarna kuning ke Nadha.

Jemput!OY!!Where stories live. Discover now