ᡣ𐭩Bab 32. Rencana Baru ᡣ𐭩

9 2 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara monitor melagu gema di ruangan putih rumah sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara monitor melagu gema di ruangan putih rumah sakit. Mahen berbaring di atas kasur, beberapa alat menempel pada dada Mahen. Mata Mahen mengerjap-ngerjap, ia membuka kelopak maniknya yang terasa berat. Dadanya tak terasa begitu sakit lagi. Ia duduk dan memandangi lingkungan sekitar. Ia sadar bahwa ia berada di atas dipan rumah sakit.

"Nadha..." rintihnya.

Saat ia hendak turun dari dipan ranjang rumah sakit, tiba-tiba pintu berderit terbuka. Amanda masuk dan langsung terkejut ketika Mahen telah siuman. Amanda langsung berlari dan memeluk Mahen.

"Nak, akhirnya kamu bangun juga," isak Amanda sembari menepuk-nepuk punggung Mahen.

Haris juga masuk dan tersenyum tipis melihat Amanda yang memeluk tubuh Mahen yang telah siuman. Haris mendekati mereka berdua, sampai Mahen melirik ke arah Haris. Tangisnya pecah dan ia lalu meraih tangan Haris.

"Om, maafin Mahen om, Nadha dimana? Nadha dimana om? Nadha gapapa kan? maafin Mahen om," cecar Mahen sembari menggoyangkan tangan Haris.

Haris menghela nafas panjang. "Mahen, kamu tenang saja ya, istirahat dulu ya?"

Mahen menggelengkan kepala. "Ngga om! Mahen gabisa tenang kalau Nadha kenapa-kenapa!"

Haris lalu melepas kacamatanya dan berusaha menahan air mata yang memaksa terjun bebas. Amanda terus menepuk-nepuk punggung Mahen yang tengah di dekapnya. Haris lalu membuka suara, walaupun terasa berat dan parau.

"Kemarin, dokter bilang, kamu mungkin akan siuman setelah 3 hari. Ternyata setelah 2 hari kamu pun sadar."

Mahen menggoyangkan kepala dengan keras kepala. "Mahen ga peduli om! DIMANA NADHA!?"

Laungan Mahen pun membuat Amanda dan Haris syok dan saling bertukar pandangan. Mahen memggengam erat sprei kasur putih itu dan terisak mengingat kondisi Nadha saat ia berhasil menemukannya, terbaring lemah tak berdaya. Haris menghela nafas panjang lalu memijat pangkal hidungnya berusaha mengalihkan tangis yang terus menderu.

Amanda pun mengalihkan topik. "Mahen, kami sudah dengar semua cerita dibalik semua ini dari Marcell, kami sudah tahu tentang teror dan orang yang menyerangmu dengan sengaja di rumah."

Jemput!OY!!Where stories live. Discover now