19. Albis dan leones

1.7K 217 0
                                    

Deon langsung berlari dan memaluk anak bungsunya itu dengan erat.
"Papa?"tanya azkhar
"Syukurlah... Syukurlah"ucap Deon memeluk tubuh kecil itu.
Diana dan ellena juga berlari sembari tak bisa menahan air matanya, lalu memeluk azkhar.

Sedangkan Delion masih berdiri di ambang pintu, dia tak bisa mempertahankan ekspresi wajahnya yang tegar itu.
"Kakak, kemari"ucap azkhar tersenyum kepada kakak pertamanya.

Delion memasang wajah tersenyum dan mendekat keara adik kecilnya. Memeluk azkhar dengan erat.
"Heheh, kenapa kalian semua menangis seperti ini?"tanya azkhar tertawa.
"Apa kau tak ingin bergabung?"tanya Mimi dengan sosok anak berusia 7 tahun yang berdiri di samping pria berambut perak itu.
"Aku tidak ingin menganggu mereka, kau sendiri kenapa tidak kesana?"tanya kakak boneka.
"Sama .. aku tidak ingin menganggu kebahagiaan mereka"ucap Mimi tersenyum.
_____
Di lain sisi
Sebuah ibukota di benua barat , di kerajaan yang begitu megah dan mewah.
Seorang pria tua berbaring di ranjangnya, hidup pria itu sudah tidak akan panjang lagi.
"Pa"ucap pria itu perlahan.
"Ya... Yang mulia?"tanya seorang dokter berambut hijau tua berkacamata itu.
"Panggilkan Albis ke mari"bisik pria itu kepada dokternya.
"Baik yang muliah"jawab dokter.

Tak lama kemudian seorang pria berambut pirang dengan mata keemasan muncul.
"Ada apa yang muliah?"tanya pria itu sedikit ketus.
Pria tua itu menyuruh para ksatria di ruangan itu keluar.
"Albis, aku ingin meminta bantuanmu untuk terakhir kalinya"ucap pria tua itu terbata.
"Apa yang kau inginkan kali ini?"tanya Albis ketus sembari melihat keara lain.

"To... Tolong temukan Leones dan bawah ia kembali ke istana "ucap pria tua itu.
Kata kata pria tua itu membuat amarah Albis memuncak.
"Apa lagi yang kau inginkan dari adikku, brengsek"teriak Albis sembari menarik kera pria tua itu.
"Kau memotong lidahnya, membuatnya dikucilkan bahkan istrimu mengirim assaint hanya untuk membunuhnya. Apa lagi yang kau inginkan"teriakan Albis begitu keras.
"Uhuk-uhuk, maaf... Albis maaf"ucap pria tua itu.

"Aku tidak akan perna memaafkan kau dan ratu mu itu, karna kalian berdua la kami kehilangan sosok ibu yang sangat kami sayangi. Kau menindas ibu kami yang merupakan selir biasa, dan membuatnya hancur. Bukankah kau ingin menjadikan anak dari ratumu tersayang itu sebagai raja selanjutnya. Dan lihatla sekarang, aku sudah membunuh seluru anak kesayangan mu itu"ucap Albis keras.
"Bukan sadar atas dosa, kau malah mengirimkan assaint untuk membunuh Leon dan aku saat kami pergi ke perjalan untuk pengobatan"ucap Albis.

"Kuharap kau mati dan membusuk di nerakah selamanya, urusan tahta aku akan melanjutkannya "ucap Albis membanting tubuh pria tua itu.
"Tenang saja, aku akan menghancurkan Ratu mu tersayang itu tepat di depanmu. Jadi lihat dan tontonlah sampai selesai diranjang penuh aroma obat ini"ucap Albis keluar dari pintu besar itu.

"Astaga... Albis, suaramu begitu keras. Aku pikir aku akan sesak nafas karna udaranya sudah terkontaminasi karnamu"ucap seorang wanita berambut biru tua yang di sanggup keatas. Wanita itu memakai gaun berwarna biru tua dengan beberapa butiran berlian melekat di gaun itu.
Wanita itu menutup bibirnya yang di penuhi lipstik merah itu dengan kipas yang memiliki warna sama dengan gaun.

"Astaga... Yang muliah ratu, anda bisa sekali memuji. Tapi menurut saya bukankah aroma BUSUK dari kepala seseorang yang tergantun di depan pintu istana lah yang lebih mengkhawatirkan "ucap Albis tersenyum.
"Ka-kau"ucap wanita itu meremas kipas itu.
"Lalu... Daripada bertindak seperti orang berkuasa, bukanka lebih baik kau mengkhawatirkan suamimu yang sudah bau bangkai itu. Setelah suamimu... Aku akan melanjutkan pembalasan selanjutnya untukmu. Jawab aku yang muliah ratu"ucap Albis mendekat.
"Hukum gantung atau bakar hidup-hidup, hukuman mana yang lebih kau sukai?. Apa kau ingin meminta bungah tertentu di atas makammu?"tanya Albis tersenyum.

"Kau... Dasar kurang ajar, sepertinya darah orang rendahan memang tidak bisa disembunyikan"ucap wanita itu tersenyum.
"Rendahan?"ucap Albis tersenyum.
"Bukankah orang yang merebut suami dari orang beristri dan memfitnah istri sahnya berselingkuh adalah orang yang lebih buruk dari kata rendahan"ucap Albis tertawa.

"Kau ...."teriak wanita itu hendak mengangkat tangannya.
"Yang muliah putra mahkota, saya perlu menyampaikan pesan"ucap seorang ksatria berambut merah pekat.
"Oh Elder, baiklah. Urusanku juga sudah selesai disini"ucap Albis berjalan melewati wanita berkeriput itu.

Di ruangan kerja Albis
"Jadi laporan apa kali ini?"tanya Albis duduk di kursi meja kerjanya.
"Kami sudah menemukan tempat tuan Leones berada"jawab Elder.
"Benarkah?, Dimana dia?"tanya Albis berdiri.

"Dia berada di kota Bennett"ucap Leones.
"Tunggu kota Bennett, bukanka itu tempat keluarga haus dara itu berkuasa. Kalau tidak salah Febbian bukan?"ucap Albis.
"Benar... Tuan, yang muliah berada di keluarga febbian, tapi...."ucap Elder berhenti.
"Ada apa?, Apa dia berada di keluarga Lan Febbian?, Atau mungkin Arm febbian yang terkenal dengan senjata?"tanya Albis

"Tidak tuan, beliau berada di kediaman keluarga Ous Febbian "jawab. Elder.
"Apa?... Bukankah itu adalah keluarga pemegang nama Febian yang paling terkenal karna kemahirannya dalam perang dan penangkapan bandit"ucap Albis keras

"Bahkan pelayan di keluarga Ous Febbian adalah mantan dari assaint veteran dan para veteran perang, bagaimana dia bisa berada disana?"tanya Albis.
"Setelah penyelidikan, kami menemukan kalau keluarga febbian biasanya menjadi manusia sebagai boneka/budak. Mereka akan bermain dengan budak mereks sampai puas dan setelah tidak di butuhkan mereka akan membuang mainan tu. Kemungkinan besar pangeran Leones juga di jadikan untuk budak boneka"ucap Elder.

"Lalu bagaimana dengan Leones?"tanya Albis
"Kami sudah mengirim beberapa mata mata kesana, tapi mata mata itu tidak perna terlihat lagi setelah 2 hari"ucap Elder.
"Sialan, kenapa dari seluruh orang. Kenapa harus keluarga febbian yang menemukan adikku"ucap Albis memukul meja.

"Tunggu sebentar, bukankah kota Bennitt  masih termasuk kedalam kerajaan kita"ucap Albis.
"Itu benar yang muliah"jawab Elder.
"Kalau begitu bukankah artinya, kita bisa berkunjung dengan alasan pengecekan?"ucap Albis.
"Saya ragu soal itu yang muliah"jawab Elder
"Kenapa?"tanya Albis.

"Karna yang mulia Raja terdahulu pernah mempermalukan keluarga Ous Febbian saat jamuan 100 tahun lalu. Beliau mengundang 4 cabang anggota keluarga Febbian, namun tidak mengundang keluarga Ous Febbian yang merupakan keluarga yang paling berkontribusi dalam perang"ucap Elder.
"Keluarga Ous Febbian yang mengetahui penghinaan itu memutuskan untuk berhenti melayani kerajaan. Dan berkata akan menghancurkan keluarga kerajaan sampai beberapa keturunan"ucap Elder.
"Sialan, dasar raja bodoh"ucap Albis keras.
"Entah raja sekarang atau raja terdahulu sama sama saja bodoh"ucap Albis keras.

"Tapi... Sepertinya kita masih memiliki kesempatan yang muliah"ucap Elder menunjukan sebuah amplop berwarna merah dengan Lilis hitam dengan lambang mawar disana.
"Bukankah ini lambang keluarga Ous Febbian?"ucap Albis.
"Benar yang mulia"ucap Elder memberikan surat itu.

Albis membuka perlahan amplop dengan berlari kecil di saku bajunya.
Terlihat sebuah kertas berwarna hitam yang di tulis dengan tinta merah.
"Aku tahu kalau hitam dan merah adalah warna melambangkan keluarga Ous Febbian. Tapi baru kali ini aku melihat sebuah kertas berwarna hitam dengan Tinta merah"ucap Albis sedikit terkekeh.

Isi surat itu cukup singkat.
"Dengan hormat, kami mengundang anda untuk menghadiri perjamuan atas kesembuhan dan sekaligus merayakan ulang tahun ke 7 anak bungsu kami"ucap Albis membaca.
"Anak bungsu?, Umurnya baru 7 tahun. Pantas saja aku tidak perna mendengarnya di kalangan bangsawan"ucap Albis.

"Tapi yang mulia, anda tidak boleh meremehkan anak ini, sekecil apapun dia. Dia masi keturunan langsung dari keluarga Ous Febbian"ucap Elder
"Aku mengerti... Tanggal perjamuan adalah malam ini. Ternyata mereka cukup tidak sopan"ucap Albis tersenyum.

Penjelasan : biasanya undangan perjamuan akan di kirim 4-5 hari sebelum perjamuan.
"Jika yang kau sampaikan tadi benar Elder, kemungkinan besar Leones menjadi boneka mainan anak ini"ucap Albis
Trak
Albis melangkah.
"Yang muliah, anda mau kemana?"tanya Elder.
"Menyiapkan pakaian untuk perjamuan"ucap Albis berjalan pergi.

--
"Menyiapkan pakaian untuk perjamuan malam ini"
"Sepertinya kakak protagonis sudah mulai bergerak"ucap azkhar menatap layar didepannya.
"Perjamuan malam ini, sepertinya akan sedikit menarik"ucap azkhar tersenyum.

Rambut azkhar sudah di potong pendek seperti sebelum masa hibernasi, sekarang ia sedang berada di butik kota Bennitt bersama ibu, Miranda dan kakak boneka.

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang