13. pertemuan 5 keluarga

2.2K 239 0
                                    

Pagi hari
Aku membuka mataku dikarenakan suara yang begitu berisik.
"Selamat pagi tuan!"ucap Mimi tepat berada di hadapanku
"Mimi kenapa hari ini begitu berisik?"tanyaku bingung
"Hari ini hari pertemuan para kepala keluarga cabang febbian tuan, yang biasanya di lakukan 5 bulan sekali!"ucap Mimi menggeser geser layar.
"Kepala keluarga cabang febbian?"tanyaku.
"Yah tuan, di cerita asli keluarga febbian memiliki beberapa cabang. Seperti von febbian, Lan febbian, Ian febbian, ous febbian dan terakhir adalah Arm febbian"ucap Mimi membaca layar.

"Begituka aku mengerti!"ucapku mengangguk.
Tuk tuk suara ketukan terdengar.
"Siapa?"tanyaku
"Tuan mudah ini enne!"terdengar suara wanita dari luar pintu.
"Masuklah!"ucapku
Seorang wanita dengan pakaian maid berwarna hitam dan merah masuk dengan baskom berisi air.
"Kau memakai pakaian maid yang berbeda hari ini!"ucapku yang duduk di kasur
"Karna hari ini adalah pertemuan kepala cabang, setiap maid dari cabang cabang febbian memakai pakaian yang melambangkan dari keluarga yang mereka layani!"ucap enne dengan suara lembut
Yah benar....

Warna hitam dan merah sangat cocok untuk keluarga Ous Febbian.
Karna warna hitam dan merah akan menyamarkan warna darah yang merah.

Enne memakaikan sebuah kemeja berwarna hitam dengan garis merah di ujungnya, celana pendek selutut deng beberapa corak merah.
Sepatu pantofel dengan tambahan 1 cm hak, lalu sebuah anting dengan diamond berbentuk wajik di telinga kananku.

Sebuah ketukan terdengar lagi.
"Tuan mudah, ini saya!"suara pria dengan tenang terdengar dari luar pintu berwarna hitam iyang terbuat dari kayu itu.
"Aku akan keluar sebentar lagi!'jawabku sedikit tersenyum.

"Saya permisi!"ucap enne yang selesai memakaikan pakaian padaku.
Aku mengangguk dan berjalan membuka pintu terlihat pria berambut hitam dengan pakaian berwarna hitam dengan corak merah.
Dengan mata itu rambut hitam itu tidak cocok untuknya.
Dia lebih cocok dengan rambut berwarna perak yang indah.

Aku merentangkan tanganku kepada pria itu.
Dia juga memakai sebuah anting dengan motif sama denganku di telinga kirinya.
Ini sebuah simbol ke pemilikan seseorang kepada mainannya.

Dia mengangkat tubuhku dengan mudah dan mulai berjalan menyisir lorong yang di penuhi warna hitam.
Para kepala keluarga akan berada didalam 1 ruangan untuk membicarakan sesuatu.
Dalam keluarga febbian, seorang kepala keluarga tidak di pilih dari kelamin.
Tapi dari kekuatan dan juga keturunan dengan kata lain seorang pria yang masuk kedalam keluarga febbian sebagai menantu. Marganya akan di ubah menjadi febbian dan dia tidak memiliki hak menjadi seorang kepala keluarga.

"Mimi, tunjukan semua silsila keluarga febbian"gumamku
"Baik tuan!"jawab Mimi yang melayang.
Dia menggeser layar berwarna merah mudah itu.
"Silsilah ke-14 keluarga febbian"ucap Mimi.
"Saya menemukannya!"ucap Mimi menunjukan layar kepadaku.

Muncul 5 foto dan biodata dari kepala keluarga febbian termasuk ayahku.
Kepala keluarga febbian sebelumnya memiliki 5 anak, diantaranya ada 4 anak laki laki dan 1 anak perempuan.

"Anak pertama terlahir dari istri pertama kakek.
Nama: Jack Von Febbian
Umur: 49 tahun
Anak: 4 Orang.
Terlihat sebuah foto seorang pria yang memiliki rambut pirang, dia memiliki mata berwarna hitam seperti kakek.

Anak kedua terlahir dari istri kedua kakek
Nama: Justine Lan Febbian
Umur: 48 tahun
Anak: 0 (dia sudah menikah dengan istrinya selama 25 tahun namun tidak memiliki keturunan).
Dia memiliki rambut berwarna merah dengan mata coklat cerah yang nampak cukup sayu.

Anak ketiga terlahir dari istri pertama kakekku.
Nama: Allen Ian febbian
Umur: 46 tahun
Anak: 2
Dia memiliki rambut hitam seperti kakekku dan warna mata berwarna biru mudah seperti ibunya.

anak keempat yang merupakan satu satunya wanita yang terlahir dari istri kedua kakek
Nama: Celestine Arm Febbian
Umur: 44 tahun
Anak: 4 anak
Memiliki rambut merah panjang yang terang dengan mata merah seperti kakek.

Dan anak terakhir adalah ayahku sendiri.
Dia terlahir dari istri kakek yang ketiga dengan nama tenga Ous.
Nama: Deon Ous Febbian
Umur: 40 tahun
Anak: 3 anak
Memiliki rambut hitam seperti ayahnya dan mata hitam seperti ibunya.
"

Disaat para kepala keluarga sedang berbincang di ruang rapat, para istri/ menantu akan menghabiskan waktu mereka dengan pestah teh bersama dengan para anak anak mereka.
Namun pestah teh yang di lakukan keluarga febbian bukanlah pestah teh para bangsawan biasa.
Tapi... Sebuah peperangan dalam senyuman.

Aku sampai di sebuah rumah kaca yang merupakan tempat para menantuh dan anak anak akan bermain bersama.
"Hei...."suara teriakan terdengar keras menembus telingaku saat aku baru saja memasuki rumah kaca.
Seorang pria berambut pirang dengan pakaian berwarna biru mudah dengan corak putih berdiri dan menunjukku.
"Apa kau anak kecil?, Dasar tidak tahu malu!"teriak pria itu padaku.
"Emh tunggu sebentar orang ini bernama Rowel von Febbian anak bungsu keluarga Lan Febbian yang berumur 8 tahun!"ucap Mimi membaca.
"Apa yang kau inginkan!"ucapku

"Aku mendengar kau menemukan mainan bagus, jadi ku pikir dia akan sekelas bangsawan ataupun keluarga kekaisaran. Tapi ternyata "pria itu tiba tiba tertawa
"Ternyat tidak lebih dari pria berambut hitam biasa yang mudah di temukan di selokan!"tawa anak itu mengejek.

"Kau mau lihat mainan yang diberikan ayah kepadaku!"ucap anak itu.
"Lihat ini!"teriaknya keras, seorang pria berambut pirang dengan kulit coklat menghampiri kami
Dia memakai sebuah anting berbentuk salip brwarna perak.
Warna perak yang indah menjadi sia-sia.
Apa lagi wajah boneka itu, wajahnya penuh dengan memar.
Apa dia benar benar menjaga bonekanya dengan benar.

"Tuan?"tanya Mimi
"Padahal... Dia dengan terpaksa bermain denganmu, tapi kau malah menghancurkan wajahnya!"ucapku kesal.

Aku menepuk kakak boneka untuk menurunkanku dari dekapannya.
Aku membenci seseorang yang tak bisa menghargai keindahan bonekanya, dengan sengaja mereka... Mereka.

___
Di meja para menantu.
Duduk 4 orang wanita dan 1 pria yang sedang menikmati tehnya.
"Oh adik ipar, kau mau kemana dengan gaun hitam mu itu?"ucap seorang wanita berambut merah yang merupakan istri dari paman pertama membuka pembicaraan.
"Apa kau ingin pergi ke pemakaman?"tanya wanita istri paman ketiga dengan tawa liciknya.
Mereka bersekongkol untuk menertawakan ibu yang satu satunya memakai gaun berwarna hitam gelap dengan jepit berbentuk bunga Lily laba laba berwarna merah pekat terselip di rambutnya yang pirang.
Ibu menyeduh teh berwarna hitam itu perlahan, lalu menurunkan cangkir itu ke piring pipih sebagai alas cangkir berwarna hitam dengan corak merah itu.

"Yah...."ucap ibu mulai membuka mulut
"Aku akan pergi ke pemakaman...."ucap ibu, ia berhenti sejenak dan mengambil gula batu berwarna hitam pekat tepat di hadapannya.
"Yaitu pemakaman kalian!"ucapnya dengan mata merah mendapat 2 wanita yang tertawa tadi.
Ia melemparkan gula itu ke dalam cangkir teh yang panas dengan ceroboh dan membuat teh hitam itu melompat dari cangkir dan mendarat ke salah satu dari wanita yang menertawakannya tadi.

"Aghk!"ucap wanita itu terkejut.
"Kau apa yang kau lakukan!"teriak istri paman ketiga menggebrak meja.
Byuur
Seketika teh panas di cangkir sudah membasahi tubuh Bibis ke tiga itu dengan cepat.
"Aghk aghhhkkkk"teriakan keras terdengar dari wanita itu.
"Ups, maaf. Aku terkejut karena kau tiba tiba berteriak kepadaku... Jadi kebiasaan ku menyiramkan racun kepada mangsaku malah mengenalimu!"ucap ibu sedikit menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
"Tapi kau tenang saja.. itu hanya teh panas. Jadi... Selain melepuh kau tidak akan mati!"ucap ibu tersenyum dengan lebarnya.

"Aghhhkkkkjk"teriakan keras juga terdengar dari Ara anak anak.
Tangisan keras itu diiringi dengan seorang anak kecil yang kembali dengan darah di keningnya.
"Rowel?"ucap bibi pertama berdiri.
"Mama...."teriak Rowel memeluk ibunya.
"Ada apa?, Kenapa kepalamu?"teriak ibunya keras.
"Siapa, siapa yang berani-beraninya melukai anak Von Febbian"teriak bibi pertama keras.
"Itu aku!"ucapku yang berjalan dengan baru sebesar kepala kucing di tanganku.
Batu itu begitu lancip dan masih ada bekas darah segar di ujung batu itu.

"Kau dasar bajingan!"teriak bibi pertama kepadaku.
"Dania...., Apa kau tidak perna mengajari anakmu!"teriak bibi pertama kepada mama.
"Azkhar!"teriak ibu mengejutkanku.
Ibu berjalan mendekatiku.
"Mama?"tanyaku melihat ibuku.
Dia berjongkok didepanku.
"Azkhar..."ucap mama menyentuh kedua pundakku.
"Katakan pada mama apa yang terjadi?"tanya mama tersenyum.
"Tidak... Aku hanya jengkel saja!"ucapku tanpa rasa bersalah.
"Aku benci melihat sesuatu yang merusak!"ucapku menatap wajah ibuku.
Ibuku melihat kebelakang ku yang terdapat mainan Rowel disana.
Dia tersenyum.
"Begitukah, aku bangga padamu nak "ucap ibu tersenyum.

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang