69. Daniel vers Dark

210 30 1
                                    

"Azkhar azkhar takut, rasanya rasanya panas dan dan tongkat azkhar terus berdiri. Kakak Axel hiks hiks takut takut takut"ucapku mengeluarkan air mata.
"Axel aku mendengar suara azkhar menangis, ada apa?"tanya kak Daven muncul dari belakang kak Axel.
Matanya melebar seperti terkejut.

Itu wajar saja,Karna orang waras macam apa yang tidak kaget saat melihat adiknya terduduk bersandar di lantai dengan kaki melebar dan cairan aneh yang keluar dari pantatnya.
"Daven ambilkan penghabat di dalam laci tempat tidur"ucap kak Axel yang tak mengalihkan pandanganya dariku

"Baiklah"ucap kak Daven masuk kedalam kamar.

"Hiks hiks kak Axel kak Axel kak Axel"ucapku
"Azkhar tidak apa apa jangan takut"ucap kak Axel menyentuh kepalaku
"Tapi tapi cairanya terus terus keluar. Dan lengket lengket"ucapku memegang lengan kak Axel.
"Iya kakak mengerti, mari kita kembali ke kamar azkhar sekarang "ucap kak Axel menaikan celana pendek yang sudah berada di lutut itu.

Lalu ia menggendongku seperti seorang bayi.
"Hiks hiks ini aneh ini aneh"ucapku memeluk leher kak Axel.
"Kakak mengerti, azkhar pasti takut kan. Karna ini kali pertama azkhar heat"ucap kak Axel menepuk nepuk punggungku.

___
Kamarku
Terlihat seprai yang sudah begitu basah karena cairanku.
Srrrt
Kak Axel menarik seprai berwarna putih itu dan melemparnya ke sudut ruangan.
Ia mendudukkan ku di atas kasur.
"Axel ini penghambatnya"ucap kak Daven yang terlihat berkerita membuat sesuatu yang masih terbungkus.
"Pegangi azkhar sebentar"ucap kak Axel mengambil benda itu dari tangan kak Daven.
"Baik"jawab kak Daven yang masih tak mampu berfikir.

"Azkhar tidak perlu takut"ucap kak Daven memelukku.
"Tapi ini aneh, azkhar tidak suka. Pantat azkhar sangat gatal dsri tadi"ucap ku terbata.
Kak Axel membuka plastik kecil itu dan mengeluarkan sebuah benda mirip suntikan dengan jarum yang hanya sepanjang 3 cm.
Benda itu berwarna ungu dengan gambar ♎ (omega) diatasnya.

"Ini rasanya akan sedikit sakit saja, azkhar tahan ya"ucap kak Axel memegang tangan Kiriku.
"Tidak mau... Tidak mau.... Tidak mau...."teriakku keras sembari memberontak.
Bruk
Suara keras terdengar dari hantaman tanganku ke wajah kak Axel dan kak Daven.
"Azkhar ini hanya sebentar saja. Setelah di suntik tubuh azkhar akan membaik lagi"ucap kak Daven memegangku erat.
"Tidak mau.... Azkhar tidak mau....."ucapku melawan.
"Jika azkhar mau di suntik... Besok kakak dan Daven akan mengajak azkhar makan es cream kesukaan azkhar besok bagaimana?"tanya kak Axel tersenyum.
"Be-benarka?"tanyaku menatap kak Daven.

"Es cream, azkhar mau es cream"ucapku menurunkan kedua tanganku yang awalnya terangkat.
"Baiklah setelah azkhar di suntik kita akan beli es cream yang banyak besok"ucap kak Daven tersenyum lembut.

"Apa azkhar mau di suntik?"tanya kak Axel.
Lalu
Bum
Aku mengangguk.
"Azkhar harus di suntik kalau mau es cream... Azkhar mau di suntik"ucapku mengangguk.

"Ya kita akan makan es cream besok"ucap kak Axel yang memegang tangan kananku.
Ia perlahan menggulung baju pendek yang gu pakai sampai memperlihatkan bahuku.
"Rasanya akan sedikit sakit, tapi azkhar harus menahanya yah"ucap kak Axel
Aku mengangguk
Srrrt
Kak Axel mulai memasukan jarum suntik itu, lalu menekan tombol kecil yang ada di atas tabung suntikan.
Dan membuat cairan didalamnya perlahan masuk kedalam tubuhku.

Dan penghambat itu dengan cepat langsung bereaksi.
Rasa terangsang dan aroma feromonku perlahan mulai memudar dan hanya meninggalkan rasa kantuk saja.
Dan
Bruk
Aku tertidur di pelukan kak Daven.

Srrrt
Srrrt
Kak Axel perlahan mulai mengelap area pahaku yang kotor karna cairan pelumas dengan handuk hangat.
"Daven, apa kau sudah menebak ini?"tanya kak Axel pada kak Daven yang mengelap lantai yang di penuhi cairan pelumas ku.
"Aku memang sudah menebak kalau azkhar tidak mungkin menjadi seorang alpha karna tubuhnya yang kecil. Tapi aku sama sekali tak berfikir kalau dia akan menjadi omega"ucap kak Daven memegang kepalanya.

"Tapi.... Tapi kenapa harus omega? Kenapa tidak beta saja. Dari banyak orang yang normal kenapa harus anak spesial yang tidak mengetahui benar atau salah yang menjadi omega di negara yang tingkat kriminal pemerkosaan omegasnya begitu tinggi"ucap Daven dengan wajah begitu gusar.
"Daven"ucap kak Axel.
"Dia bahkan tidak bisa membedakan antara pembullyan dan teman. Kenapa harus terjadi begini?. Anak itu bahkan tetap tertawa waktu dia di bully karna dia sama sekali tidak menyadari kalau dirinya di bully"ucap Daven mulai bicara tak jelas.
"Daven?!"ucap kak Axel berdiri.

"Dia bahkan hanya tertawa saat dia pulang dengan banyak lebam dan dengan bangga kalau dia mendapatkan teman baru di sekolah barunya. Dia hanya anak down syndrome yang belum menget—"DAVEN"teriak Axel keras sembari memegang kedua pipi Daven.

"Daven aku tahu kalau kau khawatir pada azkhar, begitu juga dengan diriku. Tapi sebagai kakaknya sikap kita sekarang harus tetap tenang."ucap Axel
"Axel"ucap Daven menatap mata Axel..
"Pertama Tama mari kita beritahu ibu dan ayah serta adik adikmu tentang ini. Kita tidak bisa mengambil tindakan begitu gegabah"ucap kak Axel menenangkan kak Daven.

"Maafkan aku Axel, karna terlihat begitu memalukan "ucap kak Daven menggenggam tangan istrinya yang terus menyentuh wajahnya.
"Yah karna sudah tugasku sebagai pasanganmu untuk menenangkan mu saat kau panik"ucap kak Axel tersenyum.
Lalu cup 2 orang itu berciuman.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan hal yang tertunda tadi?"ucap kak Daven berbisik.
"permisi tuan tuan apa kalian lupa kalau aku ada disini?"
"Tuan apa anda tidak mau membuka mata anda?!... Astaga mereka berciuman sekarang "ucap Mimi bersemangat.

"Owh astaga sekarang tangan Daven mulai masuk kedalam celana Axel"ucap Mimi semakin keras.
"Tolong siapapun selamat kan aku dari sini.... Aku terjebak ....."
"Astaga astaga apa mereka akan melakukanya disini?, bukankah itu terlalu berani"ucap Mimi yang terus berkomentar.
"Daniel dimana kau sekarang, tolong bawa aku pergi dari sini"teriakan batinku.
____
Sisi lain.
Seorang pria berambut hitam berdiri di depan sebuah kayu.
Dia memakai setelan jas yang berwarna hitam mengkilap dengan sepatu kulit dan sarung tangan hitam yang mulai basah.
Di hadapan pria itu terdapat sebuah baskom berwarna hijau yang cukup besar berisi air.

Pria itu sesekali bersenandung gembira
Cahaya lampu begitu remang remang tapi dia tetap melakukan tugasnya.
"Boss kami sudah menemukan orang yang anda katakan"ucap seorang pria berambut pirang yang berdiri di belakangnya memegang map berwarna coklat.
Dia mengambil amplop itu dari bawahan nya.
Terlihat sebuah kertas dengan biodata seorang pria disana.
Terlihat beberapa gambar seorang pria berambut hitam dengan mata merah yang sedang bermain di kotak pasir disana.
Pria itu tersenyum riang sembari memegang pasir seperti anak kecil.

"Azkhar akhirnya aku menemukanmu"ucap pria itu tersenyum.
"Kekasihku yang sangat ku cintai"ucap pria itu perlahan mencium foto azkhar.

Lalu dia juga mengambil sebuah benda voice recorder yang ada di dalam amplop itu.
Ia menekan tombol di atas benda itu.
"Azkhar azkhar mau mau es cream, azkhar azkhar suka es cream"

"Suara azkhar masih terdengar lembut dan indah...."ucap dia tersenyum lebar.

"Tapi-tapi azkhar sudah memberikan memberikan uang azkhar untukmu untukmu".
"Kenapa kau sangat pelit. Bukankah orang tuamu kaya dan kita adalah seorang teman" terdengar suara lain dalam rekaman itu dan membuat senyuman pria itu terhenti.
Mata zamrudnya seperti menyalah dalam kegelapan di ruangan itu.
Tangannya bergerak dan menjauhkan baskom itu langsung ketanah.
" bereskan semua ini"ucap pria itu berjalan.
"Baik boss"ucap pria berambut pirang itu.
Lampu yang awalnya remang remang menjadi terang dan terlihat dengan jelas potongan potongan tubuh manusia.

Mata pria berambut pirang itu bergerak dan berhenti di beberapa potongan potongan kain yang berserak di lantai.
Kain putih itu mulai memerah karna warna darah yang pekat.

Tertulis nama 'Smp Dsarna ' disalah satu potongan pakaian yang terkoyak di lantai.
Yang tak lain adalah nama sekolah tempat azkhar perna  bersekolah sebelum dia pindah ke SMP lain karna menjadi korban pembullyan beberapa teman sekelasnya.
"Seharusnya kalian fokus saja belajar dengan benar tanpa harus menyentuh anak down syndrome itu"ucap pria itu mengambil potongan potongan organ dalam yang berbentuk dadu.
"Sekarang, setelah kalian mati. siapa yang akan salahkan atas karma yang menghampiri kalian.....

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang