Aku berlari tanpa alas kaki menuruni tangga lalu berhenti di depan pintu rumah.
Mataku menoleh keara gorden berwarna hijau yang terpasang di jendela.
Lalu perlahan hap
Aku mulai menggigit gorden menarik nariknya sampai gorden itu robek."Paman, haah haah. Itu bukan makanannya"ucap Arzel yang masih terengah-engah.
Aku tidak mendengarkan kata kata Arzel dan terus menggigiti gorden itu.
Lalu glup
"Tidaakkkkkkkkkk jangan telan, papa ayah....."teriak Arzel keras menarik narik baju berwarna putih yang ku pakai.
"Apa yang terjadi?"tanya kak Daven yang habis berlari bersamaan dengan Erzal.
"Paman dia menelan gordennya "teriak Arzel keras terus menarik narik bajuku."Azkhar muntahkan"ucap kak Daven mendekat keara ku.
"Emh em?"aku menggeleng geleng dengan potongan gorden yang masih ada mulutku.
"Azkhar tolong muntahkan yang ada di mulutmu itu bukan makanan"ucap kak Daven.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
Grub
"Kakak sudah bicara baik baik azkhar"ucap kak Daven menggenggam daguku.
Kak Daven membuka mulutku dengan paksa
"Kakak hanya ingin mengambil kain itu saja, sebentar saja yah"ucap kak Daven memasukan 2 jarinya kedalam mulutku.
"Tidaaak mau"teriakku keras sembari menggigit jari kak Daven."Azkhar...."perlahan terdengar suara kak Axel.
Aku langsung melepaskan gigitanku dan melihat kak Axel yang berjalan membawa nampan.
"Apa azkhar lapar?, kakak sudah membawakan roti "ucap kak Axel tersenyum kepadaku.
Kak Axel berjongkok di hadapan ku lalu perlahan memberikan nampan berisi roti kepada kak Daven."Ayo keluarkan gordennya, itu bukan makanan"ucap kak Axel dengan suara lembut.
Matanya terlihat begitu lembut.
Tapi aku menggelengkan kepalaku cepat.
"Lapar"ucapku memegang perutku.
"Kalau begitu mari kita makan roti yang hangat bukannya gorden yang jelek"ucap kak Axel tersenyum menyentuh wajahku.
"Tapi..."ucapku
"Astaga, lihatlah roti itu akan habis karna di makan Daven Sekarang "ucap kak Axel mengedipkan mata kepada kak Daven."Uwaaah rotinya enak sekali, lebih enak dari rasa gorden itu"ucap kak Daven mulai menekan roti berbentuk bulat berwarna coklat mudah itu
"Roti azkhar..."ucapku menatap kak Daven.
"Emh rasanya enak sekali, sayang sekali azkhar tidak bisa memakannya "ucap kak Daven terus menekan roti di dalam nampan."Roti azkhar...."ucapku pada kak Daven yang hampir menghabiskan roti besar itu.
"Kakak Axel, roti azkhar"ucapku memegang lengan pakaian kak Axel yang di hadapanku.
"Kakak akan memberimu roti jika kau mau memuntahkan potongan gorden itu"ucap kak Axel tersenyum.
"Benarkah?"tanyaku menatap kak Axel.
Kak Axel menjawab dengan lembut.____
"Uweeeek.....uweeek...."
Aku duduk di depan closet sembari mencoba memuntahkan kain yang sudah ku telan.
"Pelan pelan"ucap kak Daven menepuk nepuk punggung ku.
"Mimi.. apa aku benar benar harus melakukan ini setiap saat?"gumamku melihat kelinci pink yang sedari tadi tertawa.
"Maaf hahaha, maafkan saya tuan. Tapi hahah"ucap Mimi yang terus tertawa.
"Sepertinya Mimi kita sudah melupakan kalau dia perna menjadi kelinci tanpa ekor ya sebelumnya"ucapku memegang ekor bulat pink itu
"Tidak tuan maafkan saya, jangan cabut ekor saya. Saya minta maaf saya minta maaf"ucap Mimi panik"Daven apa azkhar sudah selesai?"tanya kak Axel mengintimidasi kamar mandi
"Ya, dia sudah memuntahkan semuanya"ucap kak Daven
"Baiklah kalau begitu mari kita makan malam"ucap kak Axel tersenyum.
"Emh emh"ucapku mengangguk lalu berlari keluar dari kamar mandi.Kami berlima duduk di meja makan yang sama.
Memakan makanan enak yang hangat.
"Jadi apa yang azkhar mainkan hari ini?"tanya kak Axel menaruh roti di atas piringku.
"Hari ini azkhar membuat istana pasir, besok azkhar ingin main lagi dan membuat istana yang besar sehingga kak Axel bisa memasukinya"ucapku tersenyum riang.
"Daven"ucap kak Axel menatap kak Daven yang akan memakan makanannya.
"Azkhar, mari besok buat istana pasir yang sangat besar"ucap kak Daven mencoba mengalihkan pandanganya.
"Iya..."ucapku bersemangat
Aku mulai memakan makananku.
Lalu perlahan menghentikan gerakan tanganku.
"Tuan ada apa?"tanya Mimi bingung
"Sshht"gumamku tersenyum licik."Kak Axel kak Daven"ucapku perlahan.
"Emh ada apa azkhar?"tanya kak Daven sembari menyuapkan nasi kedalam mulutnya
"Kapan kakak akan main kuda kudaan lagi?"tanyaku
"Kuda kudaan apa?"tanya kak Axel sedikit bingung.
"Itu permainan kuda kudaan dimana kak Axel menunggang kak Daven di malam hari"ucapku"Pruffft"
Sontak kedua orang yang sedang makan itu menyemburkan makanannya bersamaan.
"Azkhar darimana kalau belajar kata kata itu?"ucap Daven panik sembari mengelap bibirnya.
"Arzel bilang itu adalah permainan dewasa, jadi cepat ajari azkhar. Azkhar juga ingin jadi dewasa"ucapku bersemangat.
Srrrt
Sontak kedua orang itu langsung menatap Arzel yang duduk sembari memakan roti.
"Apa?, apa aku salah. Bukankah ayah dan papa sendiri kalau main kuda kudaan adalah mainan yang dilakukan oleh orang dewasa?"tanya Arzel kebingungan.
"Arzel kau"ucap Erzal mencubit paha Arzel.
"Owh sakit, kenapa kau mencubitku?"ucap Arzel keras."Azkhar mari lupakan kata kata Arzel, mari kita makan sekarang"ucap kak Axel mengalikan pembahasan.
Dia menaruh nasi di atas piringku.
"Emh"ucapku mengangguk.
"Tuan anda sangat jahil"ucap Mimi yang tak bisa berhenti tertawa sejak tadi.Setelah makan kami menghabiskan waktu sebentar di ruang santai lalu kembali ke kamar masing masing.
Aku berbaring di kasur besar itu.
"Baik sudah waktunya tidur"ucap kak Daven menyelimuti.
"Emh"ucapku mengangguk
"Kakak akan matikan lampunya, Mimi indah"ucap kak Daven tersenyum.
Aku hanya mengangguk.
Lampu di matikan.
"Selamat tidur tuan"ucap Mimi berbaring di sampingku.
"Ya selamat tidur, Mimi"ucapku memeluk kelinci pink itu.
_____
Tengah malam
Aku terbangun karna merasa aneh pada tubuhku.
Rasanya panas dan ada sesuatu yang mengalir keluar dari pantatku.
"Mimi ada apa dengan tubuhku?"tanyaky mengambil posisi duduk.
"Anda sudah memasuki plot heat pertama di episode pertama tuan"ucap Mimi menunjukan layar.
"Heat apa itu?"ucapku
"Aku memang sudah memasuki 2 novel dengan genre omegavers, namun aku tidak pernah sekalipun merasakan hal yang di sebut heat ini"ucapku menatap kelinci pink yang melayang di hadapanku."Ini rasanya aneh Mimi dan aku terangsang"ucapku memegang penisku yang masih terbungkus celana.
" Heat adalah hal yang wajar terjadi pada omega tuan, heat akan berlangsung selama 3 hari setiap 2 bulan sekali. Disaat heat omega akan begitu rentan dengan feromon alpha "ucap Mimi
"Biasanya para omega akan menggunakan penghabat untuk menghilangkan aroma feromonya namun karena adalah heat pertama anda, lebih baik anda berkonsultasi kepada dokter untuk menemukan penghabat yang cocok"ucap Mimi.Aku mengangguk.
Lalu perlahan berjalan tertatih.
Sesuatu yang hangat mulai mengalir dari lubangku, dan rasanya benar benar tidak nyaman.
Aku melangkah dengan sekuat tenaga.
berdiri di depan pintu kamar kakakku.
Brsk brak
Aku mulai mengendor ngedor pintu keras
"Kak Axel kak Daven"teriakku
"Kak Axel kak Daven"ucapku lagi.
"Tunggu sebentar "terdengar suara kak Axel dari dalam kamar.Aku tidak tahan lagi, heat ini benar benar membuatku terangsang.
Rangsangan seperti membuatku menjadi gila dan kehilangan diriku.
Karna tidak mungkin orang waras akan membuka celananya di depan pintu kamar kakaknya sendiri.
"Berhenti... Jangan keluar berhenti"ucapku
"Azkhar ada apa?"tanya kak Axel perlahan keluar dari kamar.
"Kakak, aneh. Rasanya rasanya aneh. Azkhar azkhar terus mencoba menghentikan air yang keluar tapi tapi itu tidak berhenti juga"ucapku yang menutup lubangku dengan kedua tanganku."Azkhar azkhar takut, rasanya rasanya panas dan dan tongkat azkhar terus berdiri. Kakak Axel takut takut takut"ucapku mengeluarkan air mata
KAMU SEDANG MEMBACA
menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)
Viễn tưởngazkhar Febbian adalah seorang pria yang berumur 19 tahun, dia meninggal karna tubuhnya terhimpit oleh Rak Rak buku saat terjadinya gempa. Namun tiba tiba dia mendengar suara suara aneh. "jiwa sudah keluar dari tubuh" "mulai memproses pemindahan " di...