72. silahturahmi

165 30 4
                                    

Tidak sia sia, karna aku jadi tahu. Kalau Mimi sebenarnya sangat menyayangiku "ucapku tertawa sembari menepuk kepala Mimi.
"Hm.... Siapa yang bilang"ucap Mimi memalingkan wajahnya sembari melipat kedua tanganku.
"Apa kau sedang bertingkah malu malu?"tanyaku tersenyum sembari melanjutkan langkah ku.
"Pamaaan"ucap Erzal dan Arzel tiba tiba berlari kearaku.
"Paman apa paman merindukanku?"tanya Arzel memelukku erat.
"Hei Arzel kita hanya 1 hari di daycare kenapa kau bertingkah berlebihan seperti itu"ucap Erzal menepuk kepala Arzel.
"Lihatlah paman, Erzal memukulku lagi"ucap Arzel merengek.

"Erzal nakal, azkhar tidak mau bermain dengan anak nakal"ucapku memeluk Arzel.
"Eh tidak bukan begitu paman"ucap Erzal panik
"Kalau Erzal bukan anak nakal, Erzal harus minta maaf pada Arzel"ucapku.
"Benar.... Minta maaf padaku cepat"ucap Arzel
"Dasar kau"ucap Erzal hendakk mengangkat tangannya.
"Paman lihatlah dia ingin memukul ku lagi, aku sangat takut"ucap Arzel.
"Azkhar benci Erzal, Erzal selalu menyakiti Arzel.."ucapku dengan wajah cemberut
"Tidak paman aku tidak perna sekalipun menyakiti Arzel"ucap Erzal panik

"Kalau begitu minta maaf"ucapku yang masih cemberut.
Mata Erzal sedikit bergerak melirikku.
Namun aku memalingkan wajahku.
"Haah, baik... Arzel maafkan aku karna. Sering memukulmu"ucap Erzal menjulurkan tangan kanannya.
"Aku tidakk akan memaafkan mu kecuali kau memberikan jatah makanan penutupmu padaku selama 2 Minggu"ucap Arzel melet.
"Haah. Kau benar benar"ucap Erzal kesal
Tapi dia berhenti saat melihatku
"1 Minggu saja"ucap Erzal
"Baiklah aku setuju"ucap Arzel menjabat tangan Erzal.

"Nah sekarang kalian sudah berbaikan, azkhar menyukai kalian sekarang"ucap ku memeluk kedua anak berusia 7 tahun itu.

"Ayo kita turun sekarang paman, semuanya pasti sudah menunggu"ucap Erzal menggenggam tangan kananku.
"Emh aku penasaran, malam ini makan apa"ucap Arzel menggenggam tangan Kiriku.

Tak lama kemudian kami sampai di ruang makan lantai pertama.
Aku bisa melihat semua orang dewasa sudah duduk di meja makan dengan makanan yang sudah tersusun rapi.
"Azkhar ayo duduk disini"ucap ayah menepuk sebuah kursi yang berada di tengah tengah ayah dan papi.
"Baik...."ucapku mendekat dan duduk di kursi itu.

Kami mulai makan malam.
"Jika papi perhatikan Sepertinya azkhar sedang bahagia, apa ada sesuatu yang terjadi?"tanya papi padaku.
"Emh.... Rahasia heheh"ucapku tertawa
"Apa azkhar sudah tidakk sayang ayah lagi, sampai sampai merahasiakan sesuatu dari ayah?"tanya ayah dengan wajah sedih.
"Hei berhentilah mengganggu anakmu"ucap papi marah pada ayah.

"Sebenarnya azkhar azkhar mau cerita tapi tapi itu rahasia, kalau azkhar beritahu itu bukan rahasia lagi"ucapku menutup mulutku.
"rahasia paman Azkhar akan tetap menjadi rahasia karna orang yang mengetahui rahasia itu cuma sedikit, bukankah begitu ayah "ucap Erzal menatap kak Daven.
"Iya kata Erzal benar"ucap kak Daven yang sedang memasukan pasta ke mulutnya.

"Begitukah "ucapku memanggut mangut.
"Jadi apa yang terjadi hari ini?"tanya kak Axel tersenyum sembari menaru meatball ke piringku.
"Heheh sebenarnya hari ini azkhar di bantu oleh seorang kakak (azkhar disini sebut he)"ucapku tertawa.
"Seorang kakak, kakak itu membantu azkhar apa?"tanya papi memakan pasta.

"Tadi Kan azkhar cuci tangan, lalu lalu azkhar bicara dengan kakak itu. Lalu lalu karna azkhar sedang cuci tangan. Air dari tangan azkhar terbang wosh wosh. Lalu kakak itu mengelap tangan azkhar jadi tidak terbang terbang lagi"ucapku bersemangat mengangkat pasta dann membuat saos tomat itu tumpah tumpah ke taplak meja yang putih.
"Begitukah, apa azkhar tadi sudah berterima kasih pada kakak itu?"tanya kak Axel mengelap wajahku dengan tisu.

Srrrk srrk
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.
"Azkhar lupa...."ucapku muram.
"Tidak apa apa, nanti kalau bertemu lagi azkhar bilang terima kasih saja"ucap ayah tersenyum menepuk rambutku.
"Emh benar juga, dia kan suami azkhar. Pasti kami akan bertemu lagi kan"ucapku bersemangat.
"Ya.... Dia suami azkhar"ucap ayah tersenyum.
"Suami, haaah?"ucap semua orang terkejut

Kak Daven juga memuncratkan air yang baru akan dia telan ke wajah ayah.
"Sayang"ucap papi terkejut mengambil tisu.
Dan mulai mengelap wajah ayah.
"Daven, kau......"ucap ayah yang basah kuyup.
" suami?, apa maksudmu azkhar?"tanya kak Daven mengelap wajahnya
"Iya dia suami azkhar, kakak itu juga bilang akan memberikan azkhar batang yang bisa mengeluarkan cairan berwarna putih seperti es krim vanilla"ucapku bercerita dengan riang

"Siapa orang itu?, siapa orang mesum yang mengatakan itu padamu?"teriak kak Daven menggeprak meja dengan keras.
"Aku akan membunuh bajingan itu, cepat katakan siapa orang cabul itu"ucap kak Daven berlari kearaku.

Kak Daven memegang kedua bahuku dengan erat.
"Cepat katakan azkhar"teriak kak Daven keras.
"Kak Daven, azkhar sakit"ucapku dengan air mata.
"Hentikan bodoh, kau menyakiti adikmu"ucap ayah memukul kepala kak Daven.
"Tapi ayah.... Orang cabul itu tidak boleh dibiarkan berada di dekat azkhar"ucap Daven memegang kepalanya.

"Kalian berdua tolong tenang dulu, mari kita bicara dengan baik baik"ucap papi yang menengahi.
"Benar ayo dengarkan cerita azkhar dulu"ucap kak Axel.
Situasi begitu kacau karena 4 orang dewasa yang saling beradu...
"Bukankah..."perlahan terdengar suara tak jauh dariku.
Aku menoleh dan melihat Arzel yang masih duduk di kursinya.
"Bukankah kata paman, paman akan menikah dengan Arzel "teriak Arzel keras membuat orang yang beradu mulut itu terdiam.

Arzel menangis keras.
"Paman Azkhar itu istri Arzel..."teriak Arzel keras.
"Apa maksudmu bodoh.... Paman azkhar itu istriku"ucap Erzal keras.
"Tidak paman Azkhar itu paling suka denganku, dia selalu memelukku.... Tentu saja paman Azkhar akan menikah denganku"teriak Arzel menangis.
"Tidak.... Paman azkhar itu akan menikah denganku "ucap Erzal keras.

"Benarkan paman Azkhar"ucap 2 anak kembar itu bersamaan sembari melihatku.

"Tidakk mau"ucapku mengangkat tangan ku.
"Karna azkhar sangat  penasaran dengan batang yang bisa mengeluarkan cairan putih seperti es vanila milik kakak itu"ucapku bersemangat
"selain itu kakak itu juga bilang kalau nanti azkhar tidak menjadi istrinya, dia akan menghamili azkhar sampai punya ada bayi didalam perut azkhar ...meskipun azkhar tidakk mengerti apa itu hamil tapi azkhar penasaran bagaimana seorang bayi bisa muncul di dalam perut azkhar "ucapku dengan wajah polos tersenyum lebar.

"Aku harus memusnahkan pria itu"teriak ayah keras tiba tiba Mengambil sebuah tongkat bisbol yang muncul entah dari mana.
"Aku ikut ayah, sepertinya bajingan cabul itu memang harus di lenyap kan dari dunia ini....."ucap kak Daven tersenyum mengerikan.
"Azkhar"terdengar suara dari belakang azkhar.
Terlihat papi dan kak Axel menyentuh pundak azkhar.
Mereka tersenyum dengan mata tertutup.
"Bisakah azkhar mendeskripsikan pria itu kepada papi?"tanya papi memegang sebuah ikat pinggang kulit.
"Ya dengan sedetail mungkin"ucap kak Axel memegang wajan penggorengan.

"Tuan anda sudah membangunkan Amara keluarga Febbian dengan karangan anda"ucap Mimi panik.
"Tidakk apa apaa Mimi"
"Apa maksud anda?"tanya Mimi khawatir.
"Tapi apa papi dan yang lainya akan menyakiti kakak itu?"tanyaku
"Emh... Tidak, papi tidakk akan membunuh pria itu. Papi Hannya ingin mengenal pria itu lebih dekat sebagai calon menantu papi"ucap papi masih tersenyum.
"Baiklah. akan azkhar ceritakan...."ucapku tersenyum polos dengan wajah merona
"Bukankah dengan begini, novel ini akan lebih menarik untuk para Pembaca..."

menyelesaikan misi malah dapat suami (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang