Pagi itu Woozi datang ke kampus Yoongi, sepanjang perjalanan menuju ruang rapat yg sudah diinfokan Yoongi sebelumnya, begitu banyak mahasiswa/mahasiswi yg menyapanya, tentu mengira Woozi adalah Yoongi. Woozi hanya tersenyum membalas sapaan mereka semua.
"Woiii Yoon," panggil Namjoon begitu melihat Woozi memasuki ruang rapat, "siniiii."
Woozi berjalan menghampiri Namjoon. Dia mencoba mengingat-ingat siapa saja yg akan dia temui hari ini, termasuk sahabat-sahabat Yoongi, Namjoon dan Hoseok.
"Eh Joon," sapa Woozi seraya menepuk pundak Namjoon, "dah lama?"
"Belum, aku baru aja datang." Namjoon segera duduk di kursinya, Woozi pun ikut mendudukkan diri disamping Namjoon.
"Hai guys." Hoseok tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.
"Hai Hobi." sapa Woozi sambil tersenyum.
"Whooaaaa." Hoseok nampak terkejut melihat Yoongi yg begitu mudah tersenyum, karena setahu Hoseok, Yoongi amat sangat jarang menampilkan senyumnya.
"Kayaknya Yoongi lagi bahagia, Hobiah." gelak Namjoon melihat wajah heran Hoseok.
"Sepertinya begitu Joon," balas Hoseok dengan cengirannya, "tumben banget nih bocah obral senyum."
Woozi hanya tersenyum simpel. "Mereka berdua benar-benar tidak menyadari kalau di depan mereka sekarang bukan Yoongi yg mereka kenal." gumam Woozi.
Rapat pun dimulai segera setelah semua panitia datang. Mereka membahas agenda yg akan mereka laksanakan untuk penyambutan maba tahun ajaran baru esok.
Dua jam sudah berlalu, akhirnya rapat pun selesai.
"Kita ke tempat Jin Hyung yuk," ajak Namjoon, "aku pengen ngopi."
"Ngopi apa ngopi ney?" goda Hoseok sambil tertawa.
"Sekalian Hobiah." Namjoon tersipu malu.
"Yoon, ikut ga?" tanya Hoseok yg melihat Woozi masih membereskan barang-barangnya.
"Hah?" Woozi nampak bingung, "kemana?"
"Ke tempat Jin Hyung," sergah Namjoon cepat, "emang ga mau ketemu Jimin?"
Woozi nampak makin bingung, karena semalam Yoongi tidak ada menyebut nama Jin Hyung ataupun Jimin. Tapi daripada nanti mereka berdua curiga, Woozi segera berkata, "yuklah."
Bertiga mereka pun pergi ke coffee shop Jin.
Sesampai disana, seperti biasa Jimin yg menyambut mereka bertiga.
"Selamat datang, Namjoon Hyung, Hobi Hyung dan Yoongi Hyung," sapa Jimin dengan senyumannya, "pesanan seperti biasa?"
"Nee, Jim," balas Namjoon cepat sambil membayar pesana mereka, "Jin Hyung, kemana Jim?"
Jimin mencatat pesanan mereka dan memproses pembayarannya, "Jin Hyung lagi keluar sebentar, Hyung. Sebentar lagi juga datang kok."
"Ya udah kita tunggu disana ya, Jim." Hoseok menunjuk sebuah meja di sudut ruangan dan berjalan kesana.
"Oke Hyung, aku siapin dulu ya." Jimin membalas masih dengan senyumannya.
Namjoon dan Hoseok segera berjalan menuju meja tersebut, sementara Woozi hanya berdiri mematung memandang Jimin, matanya menatap Jimim dengan begitu intens. Kecantikan dan ketampanan yg menyatu secara bersamaan seakan menghipnotis Woozi yg seperti terpaku di tempatnya, tak percaya bahwa ada pria sesempurna Jimin yg sekarang berada tepat di depannya.
"Hyung, apa mau menambahkan sesuatu?" Jimin memecah lamunan Woozi.
"Eehh...." Woozi mendadak gagap dan bingung.
"Mungkin Hyung mau nambah snack?" tawar Jimin.
Woozi mengalihkan pandangannya ke buku menu, "Hyung mau croissant coklat aja Jim."
"Oke Hyung, nanti aku antar sekalian ya." Jimin tersenyum menatap Woozi, "ada lagi Hyung?"
"Ga ada Jim, itu aja nee." Woozi tersenyum dan kemudian bergegas bergabung dengan Namjoon dan Hoseok.
"Yailah, segitunya terpeseonanya, Yoon," goda Hoseok, "ampe salting gitu."
Namjoon dan Hoseok tertawa bersama melihat muka memerah Woozi.
"Aish kalian ini." rutuk Woozi yg kemudian duduk di hadapan Namjoon dan Hoseok.
Tak berapa lama pun Jimin datang mengantarkan pesanan mereka, "ini pesanan Hyung semua, selamat menikmati nee."
Jimin menaruh minuman di meja dan juga snack pesanan Woozi.
Baru saja Jimin selesai meletakkan pesanan mereka, Jin datang bergabung, "oh hai semua, apa sudah lama?"
Namjoon mendadak salah tingkah melihat kehadiran Jin.
"Jin Hyung sudah datang?" sapa Jimin, "apa semua yg Hyung butuhkan sudah ada?"
"Sudah Jim, sudah lengkap semua." balas Jin
"Itu tadi Namjoon Hyung mencari Jin Hyung." tambah Jimin lagi.
"Ohya?" Jin mengernyitkan dahinya menatap Namjoon, "apa kamu ada perlu denganku, Joonie?"
Namjoon makin salah tingkah, ditambah lagi Jin memanggilnya 'Joonie.'
"Aahhh, Hyung ingat," kata Jin Hyung sambil tersenyum pada Namjoon, "kamu mau mengambil bukumu yg ketinggalan kemarin kan?"
"Iya Hyung," Namjoon menjawab dengan malu-malu, "apa aku bisa mengambil buku itu sekarang?"
"Tentu saja," balas Jin, "mari Joonie, ikut Hyung."
Namjoon pun bangkit dari duduknya dan mengikuti Jin yg berjalan menuju ruang belakang.
"Tinggal nunggu jadiannya aja nih." celetuk Hoseok yg terkekeh pelan.
"Sebentar lagi, Hyung." sambung Jimin yg ikut tergelak.
"Memangnya mereka berdua kenapa?" tanya Woozi dengan heran.
"Astaga Yoon," Hoseok berseru, "masak kamu ga ngeh sih?"
Woozi hanya menggeleng.
"Namjoon Hyung ada rasa sama Jin Hyung, Hyung," jelas Jimin, "dan begitu pula Jin Hyung, makanya Hobi Hyung bilang kalau sebentar lagi mereka juga akan jadian."
"Oohh begitu." Woozi tersenyum.
Tiba-tiba HP Hoseok berdering, "aku angkat telpon sebentar ya, dari Eomaku."
Jimin dan Woozi mengangguk bersamaan, dan Hoseok pun segera pergi dari tempatnya untuk menerima panggilan telpon Eomanya.
"Yoongi Hyung." panggil Jimin ketika mereka hanya tinggal berdua.
"Nee, Jim." Woozi menatap Jimin.
"Terima kasih kemarin sudah merawatku, nee." Jimin tersenyum.
Woozi hanya mengangguk seraya tersenyum. Walau dia tidak tau apa yg sudah terjadi antara Yoongi Hyung dengan Jimin, dia tidak mau ambil pusing. Masalahnya sekarang jantungnya berdegup sangat kencang melihat Jimin di depannya. Otaknya serasa membeku dan dadanya berdebar sangat kencang.
"Sepertinya aku jatuh cinta padamu, Jim." Woozi membatin dalam hatinya.
YOU ARE READING
U Chose Me, Did U? (Yoonmin)
FanfictionYoongi dan Woozi adalah kembar identik yg amat sangat mirip satu sama lain sehingga sangat sulit untuk membedakan mereka berdua. Park Jimin, pemuda sebatang kara yg berjuang untuk bertahan hidup. Dia dicintai oleh si kembar dan harus memilih salah...