Jepang

80 18 2
                                    

Segera setelah Jimin kembali ke Seoul, Eoma Min dan Woozi pun segera bertolak ke Jepang. Selain Eoma Min yg hendak menyusul Appa Min, Woozi pun ingin segera menemui Hoshi. Berbekal info dari Jungkook, Woozi akan segera ke apartemen Hoshi begitu ia tiba di Jepang.

Sepanjang perjalanan Eoma Min terus menggengam dan mengelus lembut tangan Woozi. Dia tau anaknya sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri agar bisa secara gentleman mengakui kesalahannya di hadapan Hoshi.

"Everything will gonna be alright, sayang." Eoma Min terus menguatkan Woozi. Sedangkan Woozi hanya bisa mengangguk. Perasaannya sungguh campur aduk. Dia baru menyadari begini rasanya mengejar sesuatu yg dia sendiri tidak yakin akan bisa mendapatkannya.

"Ternyata begini rasanya menjadi Hoshi," gumam Woozi dalam hatinya, "yg selalu berjuang sendirian untuk mendapatkan cintaku. Tak peduli berapa kali aku menolaknya, sebanyak itu pula dia terus bertahan di sisiku tanpa pernah meninggalkanku sendirian. Sekarang akulah yg harus memperjuangkan cintanya. Entahlah, apa Hoshi masih mencintaiku atau malah membenciku sekarang."

Tak berapa lama mereka pun mendarat di Jepang. Eoma Min langsung menuju apartemen Appa Min, sementara Woozi langsung menuju apartemen Hoshi.

"Apapun nanti keputusan Hoshi, kamu harus bisa menerimanya dengan lapang dada ya nak," begitu Eoma Min berpesan pada Woozi, "bagaimanapun juga ini semua kesalahanmu."

Woozi mengangguk dan kemudian mencium pipi Eoma Min sebelum akhirnya masuk ke mobil yg akan membawanya ke apartemen Hoshi.

Di apartemennya, Hoshi sedang duduk bersantai. Hari ini tidak ada perkuliahan sehingga dia memutuskan untuk di apartemen saja. Sejak semalam Hoshi pun mendadak gelisah. Pikirannya tertuju pada semua orang. Apalagi Jungkook juga baru saja memberikan kabar kalau keadaan Yoongi Hyung semakin memburuk karena sudah beberapa hari belakangan ini Yoongi Hyung tidak mau makan.

"Semoga Yoongi Hyung baik-baik saja," gumam Hoshi pelan, "kalau bukan karena kejadian malam itu, pasti sekarang Yoongi Hyung dan Jimin Hyung masih bersama."

Hoshi selalu menyalahkan dirinya sejak kejadian malam itu. Makanya dia memutuskan untuk ke Jepang, karena dia tidak sanggup harus berhadapan dengan semua orang yg sudah dia kecewakan malam itu.

"Apa Woozi Hyung sekarang sudah bersama Jimin Hyung ya?" tanya Hoshi lagi dalam hatinya.

Tanpa disadari bulir airmata jatuh membasahi pipinya, tatkala ia mengingat Woozi. Dia begitu merindukan Woozi, tapi dia juga sadar, mungkin sekarang Woozi sudah melupakannya karena ada Jimin bersamanya.

Hoshi masih tenggelam dalam tangisnya ketika suara bel apartemennya berbunyi. Hoshi langsung  menghapus airmatanya dan berjalan menuji pintu apartemennya, "siapa yg datang ya? Perasaan aku sedang tidak menunggu siapapun."

Pintu apartemen terbuka, menampilkan sosok Woozi yg berdiri di depan pintu apartemennya. Hoshi sampai mengucek-ngucek matanya untuk memastikan penglihatannya, "Woozi Hyung?"

Woozi tersenyum, "Nee, ini aku, Shi."

Hoshi masih menganga tak percaya dengan apa yg dilihatnya.

"Apa aku tidak diizinkan masuk?" goda Woozi sambil tersenyum.

"Eh, aniyo, Hyung," gagap Hoshi menjawab, "mari silahkan masuk, Hyung."

Woozi pun masuk dengam Hoshi berada di belakangnya. Hoshi masih di antara percaya tidal percaya melihat Woozi datang.

"Silahkan diminum, Hyung." Hoshi menyodorkan minuman kaleng ke Woozi.

"Gomawo, chagiya." Woozi tersenyum menerima minuman kaleng tersebut.

Deg! Semburat merah mulai menjalar di sekujur pipi Hoshi mendengar Woozi memanggilnya 'chagiya'.

"Kenapa berdiri disitu saja, Shi?" tanya Woozi lembut, "Sini duduk di sebelah Hyung." Woozi menepuk sofa di sampingnya mengisyaratkan Hoshi untuk duduk disampingnya.

Dengan perlahan Hoshi mendudukkan dirinya disamping Woozi. Jantungnya berdegup kencang. Rasa rindunya semakin menyeruak. Matanya memanas. Airmatanya kembali menuruni kedua pipinya.

"Loh sayang?" Woozi panik melihat Hoshi yg menangis, "kenapa menangis, hhmm?"

Woozi membawa Hoshi dalam pelukannya membuat tangis Hoshi pecah, "Hyung....."

"Kenapa sayang?" Woozi mengusap lembut punggung Hoshi dan mengecup pelan kening Hoshi.

"Jangan begitu Hyung," cicit Hoshi dalam tangisnya, "aku tak mau menyakiti Jimin Hyung."

Woozi mengangkat dagu Hoshi dan tersenyum menatapnya, "Jimin tidak akan cemburu sayang."

"Mak-maksud Hyung?" Hoshi menatap Woozi dengan heran, "bukankan Woozi Hyung dan Jimin Hyung....."

Woozi yg masih tersenyum hanya menggeleng, "Jimin sekarang di Seoul, mau membereskan urusannya dengan Yoongi Hyung.

"Seoul?" ulang Hoshi.

Woozi mengangguk dan kemudian menggenggam tangan Hoshi, "mereka akan menyelesaikan masalah diantara mereka berdua. Dan aku kesini juga akan menyelesaikan masalah diantara kita berdua."

"Maksud Hyung?" Hoshi semakin tak mengerti dengan ucapan Woozi barusan.

Woozi nampak menghela nafasnya sejenak, "aku kesini mau meminta maaf padamu, Shi."

"Maaf?" ulang Hoshi, "untuk apa Hyung?"

"Aku mau minta maaf karena menyakitimu. Karena obsesiku ingin mendapatkan Jimin telah membutakanku, sehingga aku menyakiti Yoongi Hyung, Jimin dan juga kamu, Shi, orang yg paling tulus mencintaiku." jelas Woozi.

Hoshi menundukkan kepalanya.

"Aku kesini juga ingin memintamu kembali menjadi kekasihku," lanjut Woozi kemudian, "aku baru menyadari setelah kita bersama, ternyata aku beneran jatuh cinta padanu. Tapi obsesiku terhadap Jimin membuatku terus menyangkal perasaan cintaku padamu."

Hoshi semakin menundukkan kepalanya, perasaannya seperti bercampur aduk sekarang.

Woozi kembali menghela nafasnya melihat sikap Hoshi di depannya. Dia sudah mempersiapkan diri untuk hal terrburuk sekalipun. Karena mungkin inilah karma yg harus dia terima.

"Aku mengerti kalau sekarang kamu membenciku, Shi," ucap Woozi pelan, "aku tidak akan menyalahkanmu untuk hal itu dan aku sepenuhnya memahami. Karena disini aku yg salah, aku yg menyakiti kalian bertiga. Maafkan aku, Shi."

Woozi pun segera bangkit dari duduknya dan hendak pergi, sementara itu tangan Hoshi langsung reflek memegang tangan Woozi, membuat Woozi menatap Hoshi yg masih tertunduk.

"Please stay, Hyung." gumam Hoshi pelan.

"Aku tak mau menyakitimu lagi, Shi," balas Woozi lembut, "aku kesini hanya mau meminta maaf secara langsung denganmu."

"Then stay." lanjut Hoshi lagi.

Hoshi mengangkat wajahnya, menatap Woozi, "please stay then, don't leave me again."

Mata Woozi mendadak menghangat, "Sa-sayang....."

"I never stop loving you, Hyung. Aku tidak bisa berhenti mencintaimu." Hoshi kembali menundukkan wajahnya.

"Apa pecundang sepertiku masih pantas mendapatkan cintamu kembali, Shi?" tanya Woozi perlahan.

Hoshi kembali mengangkat wajahnya, "Hyung bukan pecundang bagiku. Hyung adalah orang yg amat sangat aku cintai."

Hoshi pun segera berdiri dan memeluk Woozi, "I miss u so much, Hyung."

Woozi mengeratkan pelukannya, "N I miss u more, chagiya."

Dikecupnya kening Hoshi dengan penuh sayang. Diangkatnya wajah Hoshi yg juga berurai airmata dan kemudian diciumnya dengan lembut bibir Hoshi.

"Saranghaeyo, my Hoshi." Woozi menatap Hoshi dengan penuh cinta.

"Nado saranghaeyo, my love." balas Hoshi dengan senyuman termanisnya.

U Chose Me, Did U? (Yoonmin)Where stories live. Discover now