Yoonmin

132 20 2
                                    

"Jadi begitu ceritanya, Joon." Jin menutup ceritanya dengan tersenyum membuat hati Namjoon berdetak lebih cepat melihat senyuman Jin yg nampak begitu indah di mata Namjoon.

"Ah begitu rupanya ceritanya." balas Namjoon yg juga ikut tersenyum setelah mendengar cerita Jin. Jin yg melihat senyuman Namjoon yg menampilkan dimple di pipinya juga sukses membuat debaran tak beraturan di dada Jin, membuat Jin terkesima.

"Hyung, aku datang." Sapaan Jimin tiba-tiba memutus keheningan diantara Namjoon dan Jin.

"Jimina, apakah bisa kamu jaga kedai sebentar, aku akan mengajak Jin Hyung makan siang dulu." ucap Namjoon, membuat Jin terperangah kaget.

"Baiklah Namjoon Hyung, aku akan menjaga kedai agar kalian bisa makan siang bersama." Jimin tersenyum.

"Apa Hyung bersedia?" tiba-tiba Namjoon menatap Jin yg masih terpana.

"Eh-eh.... aku...." gagap Jin berusaha memulihkan dirinya.

"Pergilah, Jin Hyung," sergah Jimin cepat, "aku akan menjaga kedai ini. Hyung tenang aja nee."

"Baiklah," Jin memutuskan untuk menerima ajakan Namjoon, "Kajja, Joonie."

Namjoon makin tersenyum ketika Jin memanggil 'Jonnie' yg nampak begitu merdu di telinga Namjoon.

Namjoon dan Jin pun pergi untuk makan siang bersama. Jimin hanya tersenyum melihat kepergian mereka berdua. Dia senang melihat Namjoon yg nampak begitu tulus kepada Jin dan juga dia bahagia melihat Jin yg nampak sumringah ketika bersama Namjoon.

"Akhirnya Jin Hyung menemukan seseorang yg semoga bisa menyayanginya sepenuh hatinya." gumam Jimin sambil membereskan barang-barang di coffee shop tersebut.

Tak lama suara pintu coffe shop terdengar dan Jimin menoleh melihat pelanggan yg datang. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang demi mendapati sosok yg sudah berdiri di hadapannya sekarang. Jimin sendiri tak mengerti kenapa dia bisa begitu padahal baru saja mereka berdua bertemu.

"Selamat datang, Tuan Yoongi," sapa Jimin ramah, "mau pesan apa hari ini?"

Yoongi tersenyum, "Hyung saja Jim. Kalau aku dipanggil Tuan rasanya kok jadi tua banget ya."

Jimin terkekeh pelan, "Baiklah Yoongi Hyung, mau pesan apa hari ini?"

Yoongi nampak berpikir sejenak sambil melihat buku menu dihadapannya. Sementara Yoongi masih melihat-lihat menu, Jimin menatap Yoongi. Wajah tampan di depannya dengan mata kucing yg begitu menggoda, belum lagi potongan rambut silver yg begitu cocok dengan wajah Yoongi menambah ketampanannya semakin menjadi-jadinya. Jantung Jimin semakin berdetak kencang, perutnya terasa dipenuhi berjuta-juta kupu-kupu yg berterbangan.

Jimin masih setia menatap Yoongi dan tak menyadari senyum bulan sabitnya terukir sempurna di wajahnya.

Yoongi yg akan memesan, menjadi terperangah melihat Jimin yg menatapnya sambil tersenyum. Tak sadar, Yoongi pun ikut tersenyum.

"Jim....." Yoongi melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jimin, membuat Jimin tergagap, "eeehh, iya Hyung, jadi mau pesan apa?" Jimin segera memalingkan mukanya yg bersemu merah.

"Aku pesan ice coffee americano nee." Mata Yoongi menatap Jimin.

"Nee Hyung, segera aku siapkan." Balas Jimin cepat dengan memasukkan orderan Yoongi ke mesin kasir di depan Jimin.

Yoongi pun membayar pesanannya, "aku tunggu di meja sana ya Jim." Yoongi menunjuk meja di dekat jendela.

Jimin mengangguk, sementara Yoongi berjalan ke meja yg dia maksud dan duduk disana sambil memperhatikan Jimin yg sedang menyiapkan pesanannya. "He's so perfect in every angle." guman Yoongi sambil terus menatap Jimin.

Tak berapa lama Jimin pun datang mengantarkan pesanan Yoongi, "silahkan Hyung," Jimin meletakkan pesanan Yoongi di meja, "kalau ada yg kurang pas rasanya, tolong bilang aja ya Hyung, nanti aku buatkan lagi."

Yoongi menyesap minumannya, raut mukanya berubah. Jimin mendadak menahan nafasnya, bersiap menerima komplain atas minuman buatannya.

"Bagaimana Hyung," tanya Jimin pelan, "apa ada yg kurang pas rasanya? Apa kurang manis? Atau kemanisan?" Nampak raut wajah Jimin yg khawatir menatap Yoongi.

Yoongi mengangkat wajahnya dan mata mereka pun saling bertemu. Dalam sepersekian detik Yoongi mengunci pandangannya ke Jimin, membuat wajah Jimin kembali bersemu merah, sehingga Jimin langsung menundukkan wajahnya.

"Perfect." Suara rendah Yoongi kembali menggetarkan rasa di Jimin, sontak Jimin mengangkat wajahnya, "Jinjja, Hyung?"

"Just like u are, Jim." Yoongi pun tersenyum, membuat Jimin makin salah tingkah.

"Aniyo, Hyung," sergah Jimin, "aku tidak sesempurna itu. Hyung terlalu berlebihan memujiku." Jimin tergelak pelan membuat Yoongi semakin tersenyum melihat tingkah Jimin.

"Sini Jim, temani Hyung sebentar." Yoongi menggeser posisi duduknya, mengisyaratkan Jimin agar duduk di sampingnya. Jimin pun mendudukkan dirinya di sebelah Yoongi.

"Jin Hyung kemana?" tanya Yoongi.

"Aahh, Jin Hyung makan siang bersama Namjoon Hyung." jawab Jimin.

"Ohya?" kata Yoongi tak percaya. Setau Yoongi, Namjoon amat sangat jarang makan siang dengan orang lain kecuali dengan Yoongi, Hoseok atau dengan Taehyung, adiknya.

"Iya Hyung, mereka pergi sebelum Yoongi Hyung datang tadi." jawab Jimin.

"Kamu sudah makan?" tanya Yoongi lagi.

Jimin hanya tersenyum dan menggeleng, "nanti saja Hyung, aku belum terlalu lapar." Sesungguhnya Jimin sudah lapar malah, dari semalam dia belum makan. Gaji Jimin bulan ini sudah habis untuk membayar hutang Jimin di apartemennya sebelumnya. Walau dia sekarang tinggal bersama Jin, tapi di apartemen terdahulunya dia mempunyai beberapa hutang dengan tetangga apartemennya yg harus dia cicil pembayarannya. Jimin ingin segera melunasi hutang-hutangnya karena sudah terlalu lama dia tidak membayarnya.

Yoongi menyadari Jimin sedang berbohong padanya, dia tau itu.

Tak berapa lama, datang pelanggan yg masuk ke coffee shop tersebut.

"Aku melayani pembeli dulu ya Hyung." Jimin pamit kepada Yoongi dan beranjak ke meja kasir untuk menerima orderan dari pelanggan tersebut.

Yoongi hanya menatap punggung Jimin dengan perasaan sendu.

U Chose Me, Did U? (Yoonmin)Where stories live. Discover now