Seoul

73 19 3
                                    

Jin sedang berada di kamar Yoongi, sedang berusaha membujuk Yoongi untuk makan. Yoongi hanya menggeleng menolak suapan makan dari Jin, "aku tidak lapar Hyung."

"Tapi kamu harus makan, Yoon," bujuk Jin, "sesuap aja nee."

"Aku beneran ga lapar Hyung." tiba-tiba Yoongi terisak. Jin segera menaruh sendok makan dan segera memeluk Yoongi.

"Hey hey.... ada apa Yoon?" tanya Jin lembut sembari mengusap punggung Yoongi.

"A-aku kangen Ji-jimin Hyung." Yoongi semakin terisak dalam pelukan Jin, "apa.... apa Jimin tidak pernah memaafkan aku, Hyung? Apa Jimin sudah tidak mencintaiku lagi? Aku rapuh tanpanya, Hyung...." Yoongi semakin meraung dalam tangisnya.

Jin hanya terdiam sambil terus mengusap punggung Yoongi. Dia sendiri sangat sedih melihat keadaan Yoongi sekarang sejak ditinggal Jimin pergi ke Amerika. Namjoon dan Jin selali berusaha keras untuk mengalihkan perhatian Yoongi akan Jimin, tapi tak pernah berhasil. Yoongi semakin terpuruk dalam penyesalannya.

Sampai semalam Jin nekat mengabari kondisi Yoongi ke Eoma Min. Eoma Min hanya berpesan, apabila keadaan Yoongi semakin memburuk, Yoongi harus dibawa paksa ke rumah sakit.

Namjoon sudah berdiri di pintu Yoongi, matanya memanas melihat pemandangan di depan matanya. Jin nampak memeluk Yoongi yg masih menangis hebat dalam pelukannya. Namjoon tak pernah membayangkan akan melihat sahabatnya sendiri yg selalu tegar menghadapi masalah apapun, sekarang menjelma menjadi sosok yg begitu rapuh.

Hoseok, Soobin, Taehyung dan Jungkook selalu bergantian menjaga Yoongi ketika Jin dan Namjoon ada urusan mereka berdua. Bergantian mereka menemani Yoongi walau tak banyak perubahan, minimal Yoongi tau bahwa dia dikelilingi orang-orang yg amat sangat menyayanginya dan dia bersyukur akan hal itu. Tapi Yoongi butuh Jiminnya sekarang.

Setelah puas menangis, Yoongi pun tertidur. Jin menyelimuti Yoongi dan kemudian keluar dari kamar Yoongi.

Namjoon nampak duduk di sofa, dan Jin kemudian mendudukkan dirinya di sofa di sebelah Namjoon. Namjoon mengusap lembut punggung Jin, membuat Jin menjatuhkan dirinya dalam pelukan Namjoon, "apa yg harus kita lakukan, Joonie?"

"Mungkin lebih baik kita mengabarkan lagi ke Eoma Min, sayang." usul Namjoon.

Jin mengangguk dan meraih ponselnya untuk mengabari Eoma Min.

Sementara itu, Eoma Min menerima pesan dari Jin saat masih bersama Woozi.

"Siapa Eoma?" tanya Woozi.

"Jin, nak." jawab Eoma Min.

"Ada apa Eoma?" tanya Woozi lagi.

Eoma Min nampak menghela nafasnya berat, "Keadaan Yoongi Hyung semakin memburuk, sayang. Hyungmu sudah beberapa hari ini menolak untuk makan. Jin dan Namjoon mengkhawatirkan kondisi Hyungmu."

Deg! Bagai ribuan jarum menusuk jantung Woozi. Dia bisa membayangkan bagaimana kondisi Yoongi saat ini. Mereka kembar identik, jadi Woozi bisa dengan amat sangat jelas merasakan apa yg Yoongi rasakan sekarang.

"Lalu bagaimana Eoma?" mendadak Woozi menjadi panik, dia tidak ingin sesuatu yg buruk menimpa Hyungnya.

"Jimin harus segera kembali ke Seoul, nak," ujar Eoma Min memandang Woozi, "sekarang juga."

Tanpa ragu, Woozi mengangguk.

Eoma Min tersenyum melihat reaksi Woozi, "Biarkan Jimin kembali ke Seoul sendiri saja ya nak, biarkan mereka berdua bertemu dan menyelesaikan urusan mereka berdua."

Lagi-lagi Woozi mengangguk. Ini saatnya Woozi belajar merelakan apa yg bukan haknya, belajar menerima bahwa tidak semua keinginannya harus selalu bisa dia miliki.

Eoma Min pun segera bangkit dari duduknya dan mengecup kening Woozi, "Eoma bangga sekali padamu, sayang."

Setelah mengucapkan itu Eoma Min bergegas pergi menuju apartemennya.

"Jimin?" panggil Eoma Min ketika sudah sampai di apartemen. Tapi Jimin tidak menyahut. Segera Eoma Min menyusuri ruangan yg ada di apartemen dan mendapati Jimin sedang duduk termangu di bangku balkon. Jimin nampak asyik dengan pikirannya sendiri sampai tidak menyadari kehadiran Eoma Min di sampingnya.

"Jimin?" panggil Eoma Min lagi.

Jimim terlonjak dari duduknya, "mianhe Eoma, Jimin ga dengar Eoma memanggil Jimin tadi."

"Gapapa sayang," Eoma Min mendudukkan dirinya disamping Jimin dan mengusap lembut surai Jimin, "apa yg sedang kamu pikirkan, Jim?"

"Aniyo, Eoma." Jimin menggeleng pelan.

"Apa kamu sedang memikirkan Yoongi?" tanya Eoma Min lembut.

Jimin terkesiap, "A-aniyo, Eoma.... a-aku....."

"Ada apa Jim? Kamu tau kan kamu bisa ceritakan pada Eoma?" Eoma Min mengusap lembut pundak Jimin.

"Mianhe Eoma, dari semalam perasaan Jimin kayak ga enak gitu. Dan tiba-tiba bayangan Yoongi Hyung berkelebat di pikiran Jimin. Jimin takut sesuatu yg buruk menimpa Yoongi Hyung, Eoma." Jimin menundukkan wajahnya. Bulir-bulir hangat nampak menggenang di pelupul matanya.

Eoma Min langsung menarik Jimin ke dalam pelukannya, "Kamu kangen sama Yoongi, nak?"

Jimin mengangguk dalam pelukan Eoma Min, "Mianhe Eoma, aku tidak bisa melupakan Yoongi Hyung. Semakin hari aku semakin merindukannya, Eoma."

Eoma Min mengusap lembut rambut Jimin, "Itu artinya kamu masih mencintainya, Jim.".

"Mungkin hanya aku saja yg masih mencintainya, Eoma," cicit Jimin, "mungkin Yoongi Hyung sudah tidak mencintaiku lagi."

Eoma Min melepaskan pelukannya dan menatap Jimin, "kata siapa?"

Jimin menggeleng tanda tak tau.

"Apa kamu tau kalau sebenarnya kalian berdua masih saling mencintai?" tanya Eoma Min lembut.

Jimin kembali menggeleng.

"Rasa kalian sebenarnya masih terhubung satu sama lain." ujar Eoma Min sambil tersenyum menatap Jimin.

"Maksud Eoma?" tanya Jimin tak mengerti.

"Kan kamu sendiri yg bilang dari semalam perasaanmu ga enak dan wajah Yoongi yg selalu terbayang kan?" Eoma Min balik bertanya.

Jimin mengangguk.

"Itu artinya hati kalian masih terikat satu sama lain sayang," ucap Eoma Min, "dan sekarang Yoongi Hyung sedang terpuruk karena kehilangamu, Jim."

"A-apa?" suara Jimin terdengar bergetar, "apa Yoongi Hyung sakit, Eoma?"

"Yoongi sudah beberapa hari ini ga mau makan Jim," ujar Eoma Min, "Jin tadi yg mengabari Eoma."

"Yoongi Hyung....." lirih Jimin berkata.

"Sekarang kamu lebih baik bersiap sayang." Eoma Min menuntun Jimin ke kamarnya.

"Bersiapa kemana, Eoma?" tanya Jimin heran.

"Kamu sekarang harus kembali ke Seoul," jawab Eoma Min cepat, "Yoongi membutuhkanmu, Jim."

Jimin terpaku menatap Eoma Min, "ta-tapi Eoma..... Woozi Hyung....."

"Itu urusan Eoma, sayang," ucap Eoma sambil menjawil pipi Jimin, "ayo sekarang bersiap-siap Jimin. Pesawat Pribadi Appa Min sudah standby di bandara menunggumu."

Secepat kilat Jimin segera bersiap-siap dan langsung menuju bandara.

"Yoongi Hyung, bertahanlah sebentar lagi nee, aku akan datang." Jimin merapalkan doa sepenuh hatinya.

U Chose Me, Did U? (Yoonmin)Where stories live. Discover now