Kenyamanan (🔞)

148 16 0
                                    

Beberapa bulan kemudian, semua berjalan seperti biasa. Yoongi sibuk menyelesaikan skripsinya yg sudah memasuki tahap akhir sebelum sidang skripsi dimulai. Namjoon dan Hoseok pun sama seperti Yoongi. Mereka bertiga sudah berjanji akan lulus dan wisuda bersama-sama.

Jimin selalu setia menemani Yoongi dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Walau kadang tensi sedikit meningkat diantara mereka, tapi Jimin selalu bisa meredamnya dan mengalah karena dia tau Yoongi hanya sedikit stress dalam merampungkan skripsinya.

Malam itu di apartemen Jin, Jimin sedang makan malam berdua bersama Yoongi. Jin Hyung sedang berada di tempat Namjoon, menemani kekasihnya yg juga sibuk dengan tugas akhirnya.

"Bagaimana, Hyung, apa ada yg kurang dari masakanku hari ini?" tanya Jimin sambil membereskan meja makan. Khusus makan malam kali ini, Jimin memasak semua hidangannya.

"Sempurna, baby." Senyuman Yoongi tersungging manis menatap kekasihnya.

Ucapan Yoongi sukses membuat Jimin tersipu malu, Yoongi selalu saja bisa memporak-porandakan hatinya dengan ucapannya.

"Aniyo, Hyung," gumam Jimin, "rasanya Hyung terlalu berlebihan memujiku.

Yoongi tertawa melihat pipi Jimin yg memerah, "mana ada aku berbohong, sayang. Semua masakanmu sungguh sempurna malam ini, sesempurna dirimu, baby."

Jimin memukul pelan lengan Yoongi, "Hyuuungggg.... Jangan menggodaku."

Yoongi semakin tergelak melihat kelakuan Jimin, dan kemudian merangkulnya, "aku bicara jujur, sayang."

Jimim semakin tersipu malu.

Yoongi menangkup wajah Jimin dengan kedua tangannya, "Sungguh sayang, semua yg kau lakukan selalu sempurna buatku, apapun itu."

Perlahan Yoongi mencium bibir Jimin dengan lembut, dan Jimin pun segera membalasnya. Ciuman mereka yg pada mulanya begitu lembut, berubah memanas seiring desahan yg terus menerus keluar dari bibir mungil Jimin.

"Baby...." nafas Yoongi tercekat, Jimin nampak begitu sensual sekarang, dengan mata terpejam dan desahannya yg mulai terdengar semakin intens.

Mulut Yoongi mulai menyapu ke bagian leher Jimin yg terekspos bebas di hadapannya. Yoongi mengigit pelan dan menghisapnya.

"Aarrgghhh.... ah ah aaahhh." desahan Jimin makin menjadi-jadi. Gairah Yoongi pun meningkat. Tanpa melepaskan bibirnya yg kembali menciumi bibir Jimin, Yoongi menggendong Jimin dan membawanya ke kamar Jimin. Sementara itu kedua tangan Jimin melingkar erat di leher Yoongi dan terus membalas ciuman Yoongi dengan semakin bergairah.

Sesampainya di kamar Jimin, Yoongi membaringkan Jimin dengan perlahan di kasur dan kemudian menatap intens kekasihnya, "Baby boy, please be mine tonight, will u?"

Jimin tersenyum dan mengangguk, "I'm yours, daddy."

Yoongi terkesiap mendengar panggilan Jimin barusannya, "Oh my naughty baby boy."

Jimin tergelak pelan.

Seketika itu juga Yoongi mulai menghujani Jimin dengan ciuman di sekitar tengkuk dan leher Jimin. Tak lupa Yoongi meninggalkan begitu banyak tanda kepemilikannya disana.

Yoongi mengangkat wajahnya dan tersenyum melihat hasil karyanya, sementara Jimin nampak kacau balau akibat ulah Yoongi.

Segera dilepaskannya baju Jimin dan segera mengekspos tubuh indah milik kekasihnya. Mata Yoongi sampai tak berkedip menatapnya. Dia pun segera menanggalkan bajunya dan kemudian kembali menghujami tubuh Jimin dengan ciumannya. Dijelajahinya setiap inchi tubuh kekasihnya tanpa ada satu bagian pun yg tertinggal.

Jimin? Jangan ditanya lagi. Desahan dan lenguhannya bersahut-sahutan dalam racauan kenikmatan yg sedang ia rasakan sekarang. Entah kenapa setiap sentuhan bibir Yoongi di sekujur tubuhnya seperti mengirimkan sinyal elektrik yg membuatnya terbang melayang.

Sampailah Yoongi pada perut Jimin. Dikecupnya perlahan perut Jimin sambil membuka celana panjang Jimin dan melepaskannya. Tereksposlah junior Jimin yg sudah menegang dan nampak mengeluarkan cairan pre-cum-nya.

"Aaahh, my baby boy sudah basah ternyata, hhmm." Yoongi mencium lembut ujung Junior Jimin, membuat Jimin terkesiap. Kemudian Yoongi pun mulai mengulum lembut junior Jimin dan memainkannya.

Erangan dan lenguhan Jimin makin menggila. Sungguh kenikmatam yg tiada duanya bagi Jimin. Ditengah kuluman Yoongi, Jimin merasa klimaksnya akan segera datang.

"Daddy.... aakkhh..... mau cum, daddy." Jimin begitu ribut dalam racauannya. Yoongi yg menyadari klimaks Jimin akan segera datang, semakin mempercepat gerakan mulutnya di junior Jimin.

Sampai akhirnya, "Dadddyyyyyyy..... aaarrgghhhh..... c-ccuuummm......"

Jimin pun memejamkan matanya menyambut klimaksnya. Yoongi membiarkan Jimin memuntahkan putihnya di dalam mulutnya dan Yoongi pun segera menelannya tanpa jijik sedikitpun.

Jimin terkulai lemas, sementara Yoongi sudah berada di samping Jimin dan membawa Jimin dala pelukannya, "bagaimana rasanya, baby boy?"

Jimin menatap Yoongi, "kenapa ga dilepas aja tadi Hyung pas aku cum?"

"I want it, baby. Lagipula rasanya manis, seperti dirimu, hhhmm." Yoongi mengusap peluh di dahi Jimin dan kemudian menciumnya lembut.

Jimin tersipu malu, ditutupi wajahnya dengan kedua tangannya, "daddy...."

"Oh my naughty baby boy." mendadak gairah Yoongi kembali melesak mendengar ucapan Jimin barusan.

"Yes daddy." Jimin tersenyum nakal menatap Yoongi.

Yoongi menatap Jimin tak berkedip.

"Can I play with u, daddy?" Tangan Jimin bergerak perlahan menyentuh bibir Yoongi, membuat mata Yoongi sedikit terpejam menikmati sentuhan itu.

"Yes baby, do whatever u want to do with me then." Nafas Yoongi terasa berat, gairah libidonya terasa semakin melesak hebat.

"Be ready, daddy." Jimin menyeringai menggoda dan mulai menaiki tubuh Yoongi.

U Chose Me, Did U? (Yoonmin)Where stories live. Discover now