Seminggu kemudian, setelah selesai ujian perkuliahan, Yoongi bergegas menuju coffee shop Jin Hyung. Seminggu belakangan Yoongi disibukkan dengan Ujian Akhir Semester yg membuatnya sibuk belajar demi bisa memperoleh nilai yg bagus.
Begitu memasuki coffee shop tersebut, Yoongi disambut oleh Jin, "Aahhh, selamat datang Yoongi-a." sapa Jin ramah.
"Annyeong Hyung, orderan seperti biasa, nee." sehabis memesan, Yoongi mengedarkan pandangannya ke sekeliling coffee shop berharap menemukan sosok Jimin.
"Jimin tidak masuk, Yoongi-a." sahut Jin sembari mempersiapkan pesanan Yoongi.
"Jinjja?" Yoongi mengernyitkan matanya, "Apa Jimin sedang pergi membeli kebutuhan kedai?"
Jin menggeleng, "Anniyo, dari kemarin Jimin sakit, Yoongi-a dan sekarang masih beristirahat di apartemenku."
Jin kemudian memberikan pesanan Yoongi, "Nah, Yoongi-a, ini pesananmu, selamat menikmati nee."
Yoongi mengambil minumannya dan masih berdiri mematung di sana, sementara Jin sudah beralih melayani pelanggan lain yg baru datang.
Jin yg selesai melayani beberapa pelanggan, mendapati Yoongi masih saja berdiri di tempatnya, "Yoongi-a, apa kamu baik-baik saja?" tanya Jin yg mendadak khawatir melihat sikap Yoongi.
Yoongi tersentak kaget mendengar Jin, "Hyung, apa boleh aku meminta alamat apartemenmu?"
"Aahhh, apa kamu mau menjenguk Jimin?" tanya Jin.
Yoongi mengangguk.
"Baiklah," jawab Jin, "ini alamatnya xxxxxxxxxx, tolong bawakan juga ini obat dan vitamin yg harus dia minum ya Yoon. Tadi aku belikan lagi yg lebih tinggi dosisinya karena obat yg kemarin diminum Jimin tidak memberikan pengaruh apapun."
Yoongi kembali mengangguk dan menerima bungkusan obat yg diberikan Jin dan kemudian pamit kepada Jin untuk segera menuju apartemen Jin.
Sebelumnya Yoongi juga mampir membelikan bubur dan beberapa makanan untuk Jimin. Hatinya begitu khawatir mengetahui keadaan Jimin saat ini.
Tak berapa lama Yoongi pun sampai di apartemen Jin dan segera masuk ke dalam dengan menekan pin yg sudah diberikan Jin sebelumnya.
Ruangan apartemen nampak sunyi. Yoongi pun mencoba mencari kamar Jimin dengan memanggilnya, "Jim?"
Jimin mendengar suara Yoongi, berusaha membalas panggilan Yoongi walau tubuhnya sangat lemas tak bertenaga hingga bersuara pun rasanya pun sulit.
"Hyung....." lirih Jimin bersuara, berharap Yoongi dapat mendengarnya.
Samar-samar Yoongi dapat mendengar suara Jimin walau terdengar sangat kecil sekali. Yoongi pun bergerak mendatangi sumber suara di kamar Jimin.
Pintu kamar Jimin pun dibuka Yoongi. Nampak tubuh Jimin meringkuk dalam selimut. Yoongi pun segera mendekati kasur tempat Jimin berada dan duduk di samping Jimin. Tangan Yoongi terulur memegang kening Jimin dan terkejut mendapati betapa panasnya tubuh Jimin sekarang, "Jim, kamu panas sekali."
"Aku gapapa, Hyung, hanya butuh istirahat saja," gumam Jimin, "besok juga sembuh kok."
"Astaga Jimin, mana bisa begitu." Yoongi semakin khawatir melihat tubuh Jimin yg menggigil di balik selimut.
Tanpa pikir panjang, Yoongi segera masuk ke selimut dan memposisikan dirinya memeluk Jimin dari belakang.
"Hyung, apa yg Hyung lakukan?" Jimin kaget mendapati Yoongi memeluknya dari belakang, "jangan Hyung, nanti Hyung bisa ketularan sakit."
"Sssttt, jangan protes Jim," sahut Yoongi yg malah makin mengeratkan pelukannya, "kamu menggigil, biarkan Hyung memelukmu agar demammu turun."
Karena tubuhnya yg masih lemah dan juga panasnya suhu tubuhnya, Jimin pun pasrah dipeluk Yoongi. Beberapa saat kemudian Yoongi masih memeluk tubuh Jimin mencoba menyalurkan hawa hangat tubuhnya pada Jimin. Perlahan tubuh Jimin berhenti menggigil akibat hawa tubuh Yoongi yg memberikan kehangatan dan membuat suhu tubuh Jimin pun perlahan berangsur kembali normal walau belum sepenuhnya pulih.
Jimin tertidur pulas, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Jimin begitu merasa nyaman dan aman dalam pelukan Yoongi seakan tak ada yg perlu dia khawatirkan lagi. Jimin ingin waktu berhenti saja agar dia bisa selamanya merasakan perasaan ini saat berada di tempat ternyaman Jimin dalam dekapan hangat lelakinya.
YOU ARE READING
U Chose Me, Did U? (Yoonmin)
FanficYoongi dan Woozi adalah kembar identik yg amat sangat mirip satu sama lain sehingga sangat sulit untuk membedakan mereka berdua. Park Jimin, pemuda sebatang kara yg berjuang untuk bertahan hidup. Dia dicintai oleh si kembar dan harus memilih salah...