Bab 47

452 83 7
                                    

Aku tak memberitahu Kaiser tentang rencanaku dan teman-temanku untuk pergi bersama ke klub malam sampai pada menit terakhir sebelum rencana itu benar-benar dilaksanakan.

Kaiser sedang mendapat panggilan tugas tadi siang ketika Jinna datang dengan membawa dress yang akan aku kenakan. Ia membantuku memilih dress karena ini adalah kali pertama bagiku pergi ke tempat seperti itu. Aku tak tahu apa yang harus aku kenakan sementara Mitsuru mengatakan untuk mengenakan pakaian kasual saja. Asal tak terlihat seperti akan berangkat kerja.

Dress berwarna hitam yang dipilihkan Jinna sangat gila. Maksudku, ia tahu seperti apa biasanya aku berpakaian dan ia tetap memilihkan dress seperti yang sudah aku kenakan sekarang. Panjang dress itu di bawah lutut dengan bahan yang ringan dan sedikit melebar ke bawah. Yang sangat gila adalah bagian atasnya.

Tali di bahu yang terbuat dari semacam rantai kecil berwarna emas menjadi satu-satunya penopang. Tali itu cukup panjang hingga membuat bagian depan memperlihatkan belahan payudaraku. Sementara bagian belakang, ah, aku tak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Punggungku benar-benar terbuka hingga nyaris tepat di atas pinggul.

Aku menggigiti bibir bawahku sembari menatap pantulan diriku di cermin. Memang dress itu dilengkapi mantel panjang yang pastinya harus aku buka begitu sampai ke klub. Yah, bukan masalah, pikirku masa bodoh. Aku hanya mengenakan perhiasan minimalis seperti pita kecil berwarna hitam yang aku pasang di leherku serta tambahan anting yang terlihat seperti aku menambah satu tindikan lagi di masing-masing daun telingaku.

Aku sudah mengenakan high heels ketika Kaiser mengetuk dan masuk ke dalam kamar. Ia baru pulang dari kanor pemadam kebakaran setelah mendapat panggilan dadakan dari ketua Kakeru. Sekarang ia masih mengenakan seragam kerja, menatapku dari atas ke bawah dengan mulut setengah terbuka. Tak perlu bertanya tentang reaksinya lagi karena ia jelas-jelas sedang sangat terkejut sekarang.

"Hai," sapaku sambil menyelipkan helai rambutku ke belakang telinga.

Aku sudah mengenakan mantelku hingga ia tak dapat melihat potongan rendah di bagian belakang gaunku. Tapi kurasa potongan yang tak terlalu rendah di bagian depan saja sudah cukup mengganggunya.

"Kau mau pergi ke suatu tempat?" tanya Kaiser sambil melangkah masuk ke dalam kamar.

Aku mengangguk. "Ya," jawabku. "Aku akan pergi ke klub malam bersama teman-temanku."

Terlihat ia kebingungan dengan situasi yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Jika kuingat-ingat kembali, aku memang hampir tak pernah pergi bersenang-senang dengan teman-teman wanitaku. Sebagian besar waktuku kuhabiskan bersama Kaiser. Duniaku hanya berputar-putar di sekitarnya. Mungkin itulah yang membuatnya selalu terlihat tenang. Aku selama ini selalu hanya bergantung kepadanya.

Bukannya aku mengeluh. Hanya saja sekali-kali aku ingin menjadi sosok yang berbeda di matanya. Wanita kuat yang disukai oleh orang-orang di jaman sekarang. Bukannya wanita ramping, terlihat lemah, dan halus seperti peri, seperti yang selalu orang deskripsikan mengenai diriku.

Mungkin ini jugalah alasan kenapa Jinna memilihkan gaun berwarna hitam dengan kesan yang begitu dewasa. Karena Jinna lebih megetahui lebih dari siapapun semonoton apa aku menjalani hidup sebelumnya. Sekarang gadis nakal itu pasti sedang tertawa bahagia karena sudah berhasil membuatku keluar dari zona nyaman itu.

Menyadari kalau Kaiser sudah terdiam cukup lama, aku akhirnya kembali bersuara. "Aku tak memberitahumu sebelumnya karena ini dadakan saja," beritahuku dengan sedikit kebohongan yang sudah aku rencanakan bersama Jinna dan Mitsuru. "Tadi siang Jinna datang dengan membawa dress ini. Bagaimana menurutmu?"

Aku merentangkan tangan, menunjukkan senyuman manis polos seolah aku tak sedang memahami bagaimana perasaan Kaiser saat ini. Ada kedutan samar di ujung bibirnya. Dan ada kerutan kecil di antara alisnya. Itulah satu-satunya tanda ketika ia merasa sedikit tak senang. Aku tak pernah menyangka akan melihatnya bereaksi seperti ini hanya karena aku sedikit berdandan dan mengenakan dress sedikit terbuka. Ternyata ia jujur saat mengatakan kalau ia cukup pencemburu.

Yet to Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang