Bab 53

495 65 10
                                    

Pelantikan kenaikan jabatan Kaiser berjalan dengan lancar sesuai rencana dan diikuti dengan acara makan-makan setelahnya.

Tadinya aku berencana untuk pulang lebih awal karena merasa sangat mengantuk. Kaiser tiba-tiba saja menjadi begitu presisten, menahanku di tempat tidur selama dua hari satu malam. Aku tak mendapat cukup tidur tadi malam, juga agak tidak nyaman dengan dalaman turtleneck yang terpaksa aku kenakan karena bekas kemerahan di sekujur tubuhku, termasuk bagian leher.

Musim dingin baru akan dimulai sekitar satu minggu lagi, sesuai dengan prakiraan cuaca. Namun udara sudah cukup dingin sehingga banyak orang yang sudah mengenakan pakaian tebal kemana-mana. Jadi mengenakan turtleneck tak akan terlihat aneh.

Masalahnya aku bukan tipikal orang yang suka mengenakan pakaian seperti ini. Aku tentu saja suka mengenakan syal. Tapi turtleneck itu bagiku tetap saja berlebihan. Kurasa aku harus menahannya sampai acara makan-makan ini selesai.

Kaiser sedang mengobrol dengan orang-orang penting di meja yang lain. Ia sempat mengajakku untuk bergabung dengannya. Namun karena meja panjang itu hanya berisi para pria saja, aku merasa tak akan nyaman berada di sana sebagai satu-satunya wanita.

Restoran yang sudah dipesan oleh kantor pemadam kebakaran ini menyediakan menu lengkap dengan menu utama hot pot dan daging panggang. Aku duduk di meja yang sama dengan Mitsuru dan para petugas pemadam kebakaran perempuan, dua di antaranya adalah petugas baru yang untungnya tak terlihat canggung dengan keberadaanku di antara mereka.

"Jadi bagaimana rasanya kehidupan pernikahan, nyonya Uchiha?" Aiko bertanya, saling memandang pada Ayane yang tersedak minumannya. Sementara Hazuo menatapku dengan raut jahil.

"Ini baru dua hari," jawabku, menggelengkan kepala. "Tak ada yang begitu mengejutkan karena aku sudah mengenal Kaiser cukup lama."

"Tapi kurasa kau menikmatinya," komentar Ayane. "Kalian menghilang sebelum pesta berakhir."

Sudah kuduga orang-orang akan menyadarinya.

Ini agak memalukan, berpikir semua orang mengetahui apa yang aku dan Kaiser lakukan setelah menghilang dari ruang pesta dan tak muncul dimana-mana sampai hari ini, setelah dua hari. Tak mungkin mereka tak mengetahui kalau aku dan Kaiser terus berada di kamar hotel dan keluar hanya karena jadwal pelantikan kenaikan jabatan Kaiser hari ini.

Aku melirik pada dua petugas baru yang menatapku dengan penasaran, tersenyum agak canggung ketika aku menangkap tatapan mereka. Karena bagi mereka yang baru saja mengenal Kaiser, suamiku itu adalah atasan tertinggi mereka di cabang kantor pemadam kebakaran yang mereka tempati sekarang.

"Kaiser kelihatannya ingin menguasaimu sendirian, ya 'kan?" Hazuo terkikik setelah bertanya. "Ia bahkan masih terus melirik ke arah sini saat kita mengobrol sekarang."

Atensiku seketika tertuju pada Kaiser yang memang sedang melihat ke arah sini, menunjukkan senyuman hangat yang membuat ketua Kakeru di sebelahnya nyaris menjatuhkan rahang. Aku mengulum senyum, mendapati sikap kekanakan yang tak pernah kukira ada di diri Kaiser sebelumnya.

"Ia memang agak clingy," balasku, menambahkan kesan bangga yang membuat Aiko memukul bahuku pelan. "Apa? Namanya juga pengantin baru 'kan? Kalian cobalah menikah dan akan merasakannya juga."

"Apa kau sedang berubah menjadi seseorang yang akan bertanya kapan menikah pada teman-temanmu yang bahkan tak memiliki teman kencan ini?" Hazuo bersungut-sungut.

"Kau 'kan sedang pendekatan dengan dokter baru di tim medis kita," goda Ayane pada Hazuo. "Mana tahu kita akan datang ke pesta pernikahan lagi dalam waktu dekat."

"Benarkah?" mataku melebar dengan penuh semangat. "Ini kabar yang sangat menyenangkan!" Aku bertepuk tangan pelan.

"Kita terus saja berbicara tentang sesuatu yang belum pasti," kata Hazuo, mencoba untuk mengalihkan perhatian kami semua darinya. "Jika ada yang akan menikah dalam waktu dekat, kurasa Mitsurulah orangnya. Ia 'kan sedang berkencan dengan kakak lelakimu yang super tampan itu, Leora."

Yet to Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang