22 || A Kiss As A Gift

656 109 27
                                    

Tahu nggak hari ini hari apa?

Hari yang sangat membahagiakan! Ulang tahunnya kak Julian!

Akhirnya setelah sekian lama gue bisa merayakan lagi bareng-bareng sama kak Julian dan keluarganya.

Tapi walaupun gue bisa, mama sama bang Haikal ternyata enggak. Mereka janji mau ngucapin selamat ke Julian sendiri nanti.

Katanya yang penting gue duluan ngerayain bareng sama kak Julian. Hehe mama baik banget lagi ngajarin gue bikin kue.

Jadi paginya gue bikin kue sama mama. Ekstra kerja keras gue. Hahaha! Ini demi ayang tercinta.

Kak Ian❤️
Love, masa aku gaboleh main ke rumah?

Lovely
Enggak ya! Besok aja. Soalnya aku mau menjalankan misi rahasia!

Kak Ian❤️
Hahaha yaudah deh, aku juga mau ke rumah sakit nih sama papa.

Kak Ian❤️
See you nanti malem sayang

Lovely
❤️❤️❤️❤️

Misi bikin kue maksudnya. Dan gue sangat bangga karena kuenya jadi yey! Iyalah dengan bantuan mama gituloh!

"Diaduk gini sampai telurnya tercampur semua terus tepungnya dimasukin."

"Tepung yang mana ma? Ini, ini, apa ini?"

Dengan muka bloon gue menunjuk satu persatu jenis tepung di depan gue.

Serius ada banyak jenisnya. Sama mama udah ditaruh di wadah gitu kan jadi gue gatau nama-namanya.

Tepung emang ada banyak. Tepung beras, tepung tapioka, belum tepung roti dan apalah-apalah itu.

Emang bisa ya orang bedain yang satu sama yang lainnya cuma dengan mata telanjang gini?

Gue sih enggak. Warnanya putih semua, teksturnya sama, baunya apalagi. Huee!

"Yang ini, kalau udah diaduk lagi. Yang rata jangan ada gumpalannya."

Wah ekstra tenaga juga ya meskipun ngaduk pakek mixer. Gapapa ini demi ayang! Apapun akan kulakukan.

"Nah itu pinter. Kamu harus mulai belajar masak Lovely."

"Iya masak telur sama mie." canda gue sama mama dipelototin.

"Jadi gini ma," gue mulai cerewet. "Kan di rumah ini ada kita bertiga. Mama sama abang kan udah pinter masak, jadi ada aku yang dilahirkan sebagai tukang makan."

"Alasan aja kamu ini. Masak itu basic life skill yang semua orang harus punya. Nggak cuma perempuan tapi laki-laki juga."

Gue nyengir juga ngangguk-ngangguk. Bener banget sih.

"Kak Ian pasti juga pinter masak."

"Terus kalau Julian pinter masak, kamu nggak mau belajar gitu? Tugasnya istri nyiapin makanan buat suami."

Gue natap mama cengo. "I-istri? S-suami?" gue terbata-bata.

Kok mama bahas sampai ke sana-sana? Sampai gue lihat mama senyum ke gue dan bilang...

"Iya dong, besok kalau kamu nikah sama Julian kan gitu."

"Mama apa-apaan sih! Masih lamaaaaa!" gue salting banget, ampe gue sengol tuh lengan mama gegara salting brutal.

Merah padam nih wajah gue, yakin deh dah kek warna cherry yang mau gue taruh di atas kue ini nanti.

Mama tertawa. Dia sepertinya sangat menikmati menggoda anaknya ini. Hueee gue mau salto deh!

LOVEIANWhere stories live. Discover now