33 || I'm Sorry, Baby

697 96 53
                                    

Kakek dan nenek diingatan gue nggak semenakutkan itu. Walaupun gue bukan cucu kesayangan, gue ini tetep dianggep cucu mereka.

Meskipun gue bilang mau pergi ke Jogja bukan berarti gue mau pergi sendiri. Gue berniat mengajak Lovely ke sana.

Haikal
Jangan tanya gue, dia beneran marah. Bisa-bisanya diemin gue selama seminggu.

Haikal
Gak dianggep sebagai abangnya lagi gue😭

Haikal
Kalian yang ribut tapi gue yang kena! Sialan!😈

Haikal yang tidak bisa diharapkan. Gue yakin dia pasti bikin Lovely tambah marah.

Gue harus jelasin semuanya ke Lovely sekali lagi. Gue juga akan bilang kalau gue gak akan lagi mengungkit soal hubunganya dan pak Arjuna itu.

Sekarang gue udah tahu. Semua ini selain campur tangan papa ternyata juga ada keterlibatan dari Sandra.

Waktu papa ngirim foto Lovely dan pak Arjuna di depan rumah itu, Sandra yang memfotonya.

Dia ke rumah gue untuk mengambil barang gue karena gue dirawat di rumah sakit. Barang yang nggak ada di apartemen.

Siapa yang menyangka dia bertujuan membuat huru-hara diantara gue dan Lovely!

Papa sudah mengatakan semuanya dan dia minta maaf sama gue. Gue udah memaafkan, cuma takut aja semisal Lovely denger ucapan papa apa dia nggak sakit hati?

Gue harap Lovely nggak akan pernah tau masalah gue sama papa. Jadi gue bisa dengan percaya diri menunjukan wajah di hadapan kesayangan gue.

Di sini lah gue berada. Butik Anjani— tempat dimana Lovely bekerja. Seharusnya gue bisa menunggu sampai Lovely pulang kerja. Sayang gak bisa. Gue terlalu nggak sabaran.

"Selamat siang."

"Siang," gue baru masuk dan langsung mendapatkan sapaan hangat dari salah seorang pegawai di sana.

Tempat ini sangat luas ternyata. Ada banyak sekali pakaian yang dipajang. Harusnya kemarin gue membelikan hadiah untuknya dari sini aja.

Cuma karena kebetulan papa ulang tahun dan ide Sandra buat pergi ke mall beliin pakaian. Gue akhirnya ngikut aja.

"Ada yang bisa kami bantu pak?"

Mau ketemu pacar. Nggak mungkin juga gue bilang gitu kan.

"Saya ingin membuat pakaian. Apa bisa bertemu desainer Lovely?"

"Oh Vely? Dia sedang pergi keluar. Pakaian seperti apa yang ingin bapak buat? Bagaimana jika bertemu bu Anjani?"

"Kalau begitu saya akan melihat-lihat dulu."

Salah gue juga sebenernya. Ngide banget nemuin Lovely di jam-jam kerja begini. Yah, dari pada cuma ngelihatin lewat jendela kamar yang gak seberapa itu.

Gue dilayani dengan baik. Niat gue bertemu Lovely tapi gue justru melirik banyak pakaian yang gue pikir cocok untuknya.

Selalu aja gini. Hadiah yang gue kasih dari Inggris juga berupa pakaian.

Kenapa ya?

Apa karena gue tahu Lovely suka sama baju dan desain?

Atau cuma karena gue suka tiba-tiba terbayang aja kalau Lovely yang pakai baju ini dan itu?

"Seleramu bagus sekali. Mau membelikannya untuk kekasihmu?"

Gue kaget. Di samping gue berdiri seorang wanita. Usia pastinya gue nggak tau, tapi dia kelihatan sangat amat modis.

LOVEIANWhere stories live. Discover now