Soekarno - Hatta International Airport
Gue keluar dari mobil disusul tante Yasmine dan bang Haikal. Di kursi depan kak Julian sama papanya juga ikut keluar.
Abang gue ngebantu kak Julian ngeluarin koper dari bagasi mobil. Tiga cowok itu bekerja sama, sementara gue sama tante Yasmine jadi penonton setia aja. Alias nggak kerja.
Barang bawan kak Julian enggak banyak. Dua koper sama tas hitam yang biasa dia gunain buat sekolah. Sekarang ransel itu udah ada bahu kananya
Hari ini keberangkatan kak Julian ke Inggris. Huh, dateng juga hari dimana gue harus pisah sama my first love tercinta.
"Jaga kesehatan kamu. Kalau ada apa-apa segera kabari rumah." ucap tante Yasmine ngebenerin kaos kak Julian.
Lucu banget. Kak Julian keliatan kayak anak kecil kalau di depan mamanya. Nurut aja baju dibenerin, rambut disisirin pakai tangan mamanya.
Bau kak Julian bukan bau bayi kok tapi bau parfum cowok yang wangi banget. Gue bakalan kangen sama aroma ini.
Om Daren beda lagi, tipikal bapak-bapak lah. Jadi dia sangat amat santai melepas anaknya.
"Kabarin kalau udah sampai," dah gitu doang. Sambil menepuk pundak kak Julian dua kali.
Kak Julian nganggukin kepalanya sambil tersenyum. Sosweet-nya hubungan ayah dan anak ini.
Kita cuma bisa nganter sampai sini ya?
"Jangan kangen gue!" ucap abang gue percaya diri.
Dih!
Kak Julian sama bang Haikal berpelukan ria. Mereka bestie abis sih ya. Mengiri gue sama bang Haikal yang punya temen keren kayak kak Julian.
"Lo kali yang kangen gue!" kak Julian terkekeh.
"Gue jamin lo nggak akan bisa nemuin temen sekeren gue di sana!"
"Yakin?" kak Julian menepuk pundak bang Haikal dengan kuat.
Berasa di geplak, asli hahaha! Tapi gue seneng lihatnya. Geplak aja sepuluh kali juga gue ikhlas soalnya gue belum kesampaian mau ngehajar manusia satu itu.
Ya, yang waktu itu. Dua minggu yang lalu saat bang Haikal nipu gue tentang promnight dan kak Julian.
Gue marah sama bang Haikal. Tapi amarah gue ilang saat kembali mengingat apa yang terjadi malam itu.
Gue dan kak Julian... ciuman. Meski gak bisa dibilang itu sebuah ciuman. Gue tetap menganggapnya sebagai first kiss gue.
"Love?"
"Jangan suka gigit bibir gitu, nanti berdarah."
"Bibir ap–"
Cup!
Gue kaget. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Saat gue membuka mata, kak Julian udah ngejauhin wajahnya dari gue.
Setelah beberapa saat gue baru bisa mencernanya. Kak Julian ngusap bibir gue dan nasehatin buat gak gigit bibir gue karena takut terluka.
YOU ARE READING
LOVEIAN
RomanceHanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terikat, menjauh lalu bersatu kembali. "Jadi gini, Love..." "Gabisa! Gue enggak bisa fokus nulis kalau kayak gini caranya kak Ian!" "Emang aku n...