Hari ini tepat dilaksanakannya pernikahan Haikal dan Gigi. Beberapa bulan memang sudah terlewati sejak gue dan Lovely melakukan trip bersama ke Jogja.
Hubungan kita baik-baik aja sampai sekarang. Gue harap selamanya begitu. Mengingat kita kalau berantem gak jauh-jauh dari yang awalnya cemburu.
Gue akui itu kalau gue emang cemburuan orangnya.
Hari ini Lovely jadi salah satu bridesmaid Gigi. Gue gak berhenti mengatakan kalau dia CANTIK banget hari ini.
Sejak dia nunjukin pakaian, sepatu, dan make up yang mau dipakai di hari istimewa ini gue udah bisa bayangin akan secantik apa dia.
Dan BENAR. Calon istri gue CANTIK bukan main!
Gue langsung bayangin gimana Lovely waktu jadi mempelai gue besok. Dengan gaun indah dan dandanan khas pengantin.
Jauh banget Julian! Tapi begitulah otak gue udah sampai mikirin ke sana.
God!
"Kalau kak Ian nggak suka aku kerja di sana, aku ngalah deh. Gapapa kalau aku keluar."
"Nggak sayang. Maafin aku soal yang waktu itu, aku nggak akan ngerusuh lagi soal pekerjaan kamu."
Gue nggak mungkin biarin Lovely keluar dari pekerjaan yang dia sukai cuma buat nurutin ego gue.
Gue harusnya nggak childish dan kekanak-kanakan gitu!
"Kamu jadi pegawai tetap, aku bangga banget loh sayang."
Iya, Lovely akhirnya jadi pegawai tetap di butik Anjani. Si mbak Bunga yang sebelumnya diganti sama Lovely memilih untuk keluar dan fokus mengurus anak.
Karena Lovely yang bekerja di sana lah, dia bisa bikin gaun yang dipakainya sekarang juga gaun pengantin Gigi.
Lovely yang sungguh membanggakan!
Gimana gue nggak bangga sama cewek gue ini! Kekasih gue! Calon istri gue!
Gue yang melihat Lovely dari jaman dia insecure sama wajah, tubuh, dan kemampuan dia. Sekarang udah jadi keren dan menerima diri sendiri.
Sayangnya gue gitu loh!
Acara pernikahan dirayakan dengan sangat mewah. Tentu saja, ada banyak kolega dari pengacara, hakim, dan temen-temen Gigi yang jumlahnya sangat banyak.
Temen-temen Haikal dari sekolah kokinya juga nggak kalah banyaknya.
Gue ikut berbaur di sini. Papa dan mama gue juga datang ke sini. Gak mungkin mereka melewatkan pernikahan Haikal.
"Kak Ian! Balikin nggak!"
Dan gue masih dengan kebiasaan lama gue merebut lipstick kepunyaan Lovely.
Wajah dan bibirnya yang begitu gemesin itu terpampang jelas di wajah gue. Dia emosi tapi juga gak bisa sepenuhnya marah sama gue.
Gue iseng aja sih. Biarin juga Lovely gak perlu memakai lipstick yang terlalu tebel. Bibirnya itu jadi pengen gue cipok.
"Pengantinnya geser ke depan sedikit. Yang disampingnya mengikuti ya." begitu arahan fotografer di depan, kita memasuki sesi foto bersama.
Gue dan Lovely dapat jatah duluan bersama mama Tasya, mama gue, dan papa. Kita dah berasa kayak keluarga kandung sih.
Gue berdiri di samping Lovely. Selalu aja urutannya gue, Lovely, dan Haikal. Gatau berapa banyak kita ngambil foto dengan posisi ini.
Baru juga gue memposisikan diri dengan benar. Mata gue melotot lebar karena merasakan tangan Lovely ngeraba-raba pantat gue.
YOU ARE READING
LOVEIAN
RomanceHanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terikat, menjauh lalu bersatu kembali. "Jadi gini, Love..." "Gabisa! Gue enggak bisa fokus nulis kalau kayak gini caranya kak Ian!" "Emang aku n...