40 || Happy Wedding!

453 67 24
                                    

Seperti yang sudah gue bilang, pernikahan kita nggak lama lagi. Gue dan Lovely udah mempersiapkan banyak hal.

Selama itu kita berdua selalu ngurus semuanya bersama disela-sela kelonggaran kita.

Gue seneng gak harus menganggu pekerjaan Lovely. Dan dia yang menghargai pekerjaan gue tentu saja.

Dan yah karena gaun pengantin Lovely dan punya gue di desain khusus sama ayang gue dengan bantuan bu Anjani gue yakin hasilnya pasti akan sangat sempurna.

Lovely aja sangat percaya diri sekali!

"Kita tinggal di apartemen kakak aja gimana?"

Lain cerita lagi. Itu pembicaraan kita soal keputusan mau tinggal dimana setelah menikah nanti.

"Apartemen? Nanti kamu sendirian, nggak papa yang?"

Mukanya yang tadi sumringah langsuang cemberut, Lovely nyubit perut gue. Dan gue ketawa.

Gue sadar sih kalau gue jadi agak mirip Haikal soal ini. Lovely bukan penakut kok, gue yakin dia udah gak lagi takut sama sendirian di rumah. Makanya mau banget tinggal di apartemen gue.

"Biar deket sama tempat kerja kak Ian. Sama tempat kerjaku kan juga nggak jauh-jauh amat."

Gak jauh-jauh amat gimana coba?! Puter arah itu mah!

Apa Lovely sengaja ngalah buat gue?

"Ya ya ya? Kita tinggal berduaan loh di apartemen. Berdua kak Ian... berdua!!"

Sialan!

Bisa enggak sih gausah diperjelas banget? Mau tantrum aja gue rasanya.

"Iya sayang, nurut sama kamu aja."

Asal Lovely bahagia deh, gue nurut aja. Suami yang penurut itu adalah gue.

"Besok kak Ian harus ngajarin aku naik mobil."

Gue mengiyakan permintaan itu tentu saja. Mau gue les private Lovely biar bisa bawa mobil gue. Dia gak harus capek naik motor jauh-jauh.

Gue mengundang banyak rekan gue di rumah sakit. Tamunya juga ada dari temen-temen papa.

"Julian kamu ngundang aku?" tanya Sandra kaget ngelihat dia dapet undangan buat pergi ke pernikahan gue.

Gue menundang dia sebagai bentuk dari formalitas. Yakali semua dateng, senior gue malah enggak?

Nanti makin kesebar gosip pasti. Gosip kalau gue sama Sandra emang musuhan. Padahal enggak.

"Iya, dateng ya."

"Makasih. Aku mau minta maaf sama kamu dan Lovely," katanya menyesal.

"Sepertinya aku serakah pengen jadi menantunnya pak Daren." dia terkekeh geli, bukannya terlihat bahagia dia justru terlihat menyedihkan di mata gue.

Jadi begitu yang sebenarnya?

"Jadikan pelajaran aja. Aku juga yang salah karena komunikasiku jelek."

Gue harus mengakui itu. Iya, soal gue yang gak bisa jujur lebih awal sama Lovely dan bilang kalau gue sakit.

Gini amat manusia yang selalu pengen kelihatan jantan dan kuattt!!

"Kamu pasti cinta banget sama Lovely ya? Juliann... kamu orang yang santai. Tapi kadang agak berlebihan kalau soal Lovely."

Agak ya?

Gue rasa malah selalu berlebihan deh.

"Lovely pasti beruntung banget."

"Justru aku yang beruntung." jawab gue tersenyum lebar.

LOVEIANWhere stories live. Discover now