46 || Ian ; Something Wrong

238 40 5
                                    

Ian

"Sayang... jadi ikut nggak?"

"Ehmm?"

Erangan pelan itu keluar dari bibir Lovely. Gue kembali menoel pipi lembut itu.

"Katanya mau ikut lari-lari. Kamu nggak lupa kan hari ini hari minggu?"

Masih dengan erangan malasnya, Lovely perlahan membuka mata.

Gue tersenyum menyambutnya. Udah siap gue dengan celana panjang dan kaos gue yang agak ketat ini.

"Ngantuk banget.." uluh uluh matanya sampai berair gitu.

"Kamu lanjut tidur aja kalau gitu. Ya?" gue usap kepalanya biar kembali pulas.

"Gamau, mau ikut gitu. Kan kemarin udah bilang."

Iya memang. Alasannya karena Lovely udah jarang olahraga perkara tiap libur ada aja kepentingan Gigi.

Ya, setidaknya selama dua minggu terakhir ini Lovely melewatkan waktu untuk berolahraga.

Pertama, karena dia terlalu malas. Kedua, karena tubuhnya sering kelelahan tanpa sebab.

"Lima menit.. aku ke kamar mandi dulu." bahkan berdiri saja dia butuh leher gue buat dirangkul.

"Iya, jangan lama-lama keburu matahari udah tinggi. Aku ke bawah dulu siapin air mineral."

Mungkin karena musim panas, pukul segini matahari udah nongol tinggi. Gapapa sekalian berjemur nanti, sehat.

Seperti kata gue, gue akhirnya turun ke dapur untuk menyiapkan botol minum yang berisi air putih.

Satu aja buat berdua.

Gak lama, Lovely turun dengan pakaian olahraganya. Celana legging ketat dan jaket yang ngepress di badan.

Tak lupa rambutnya dikuncir tinggi-tinggi. Yah, meski gue masih bisa lihat ada banyak rambut yang nggak ikut terkuncir. Haha setidaknya istri gue udah berusaha.
Nostalgia banget lari-lari bareng gini tuh. Dulu gue sama Lovely kan sering.

Nggak sih yang lebih sering Lovely karena dia lari buat diet. Gue lebih suka sepedaan.

Tapi ada waktu dimana gue sangat ingin bangun dan membuntuti Lovely yang lagi berolahraga.

"Bentar kak Ian, capek banget."

Belum juga sampai taman, Lovely sudah menghentikan langkahnya karena ngos-ngosan.

"Minum dulu," gue memberikan botol minum itu kepadanya.

"Huh. Harusnta aku rajin olahraga. Gak cuma duduk aja sepanjang waktu."

Oke soal itu gue setuju. Rambut panjang Lovely yang menganggu gue singkirkan. Bener, keringatnya udah banyak.

Jadi kita cuma berlari-lari kecil sampai ke taman. Sebenernya hitunganya enggak jauh dari rumah.

Tapi lihat, istru gue udah tepar tiduran di bangku taman.

Gue awalnya memilih untuk melakukan pemanasan buat mengisi waktu sembari Lovely mengecharge energinya.

Itu gak berselang lama karena gue pada akhienya cuma berdiri di samping kursi itu.

Tangan gue menutupi cahaya matahari yang lurus mengenai wajah Lovely.

Tidak bisa dibiarkan!

"Kak Ian ngapain?"

"Biar kamu nggak kepanasan, Love."

Lovely merubah posisinya menjadi duduk. "Sinar matahari pagi kan sehat. Kak Ian sendiri yang bilang loh."

Ya, gue menekankan berkali-kali sih.

LOVEIANWhere stories live. Discover now