47 || Big News

242 41 7
                                    

"Maaf ya suami. Kemarin aku bilang bau badan, aslinya enggak kok. Gatau hidung aku ini aneh banget."

"Kenapa kak Ian buru-buru ganti parfum? Yang lama enak kok."

Tentu saja gue ganti deodorant ganti parfum sekalian.

Demi menghindari bau badan lagi tapi ternyata eh ternyata Lovely gak lagi meributkan itu.

Kemarin betulan aja habis olahraga sih makanya mungkin bau.

Ya sudahlah itu kan masalah kemarin-kemarin. Gue harus lebih banyak makan makanan berserat.

"Gapapa aku bawa?"

"Iya nanti aku berangkat sama papa. Kamu kan udah lancar, pasti bisa kalau sampai butik." Gue memberikan kunci mobil gue ke Lovely.

"Berani enggak tapi?" goda gue kembali menarik kunci itu sebelum diambil Lovely.

"Berani kok."

Lovely dengan percaya diri mengatakannya. Udah pernah belajar di jalan raya juga, aman.

Emang Lovely maunya naik sendiri kalau udah beneran yakin seratus persen. Latihan sebulan ternyata membuahkan hasil juga.

"Hehe lihat aja nanti kak Ian. Istrimu ini udah pro soal nyetir mobil."

"Good then." gue kecup puncak kepalanya.

"Aku turun ke bawah dulu mau bantu mama bikin sarapan."

"Iya, aku siap-siap dulu."

Gue pergi ke kamar mandi sementara Lovely bergegas turun ke lantai satu. Tujuannya dapur. Biasa bantu-bantu mama kalau pagi.

Keluar dari kamar mandi, gue memakai kemeja yang disiapkan Lovely. Sembari melirik ke arah kalender duduk di atas nakas.

Hari ini gue bisa pergi bareng papa. Beliau nggak ada urusan penting jadi pulang bisa bareng atau kemungkinan gue yang nunggu.

Udah pertengahan bulan aja. Pernikahan gue sama Lovely udah nyaris berjalan tiga bulan kalau gitu.

Seminggu lagi ya. Anniversary ke tiga bulan. Harus banget dirayain mengingat kita gak ada perayaan waktu pacaran.

Pacaran berapa bulan doang kita mah! Ada sepertinya setengah tahunan dihitung dari waktu gue pertama kali mengaku-ngaku as cowoknya Lovely.

Siapa sangka waktu berlalu sangat cepat.

Meraih ikat pinggang yang tergeletak di atas ranjang, gue yang awalnya mau melangkah ke depan cermin mengurungkan diri.

Itu karena gue melihat sesuatu yang janggal di kalender.

Bulan pertama pernikahan, Lovely memberi coretan di kalender. Tanggal dan hari dimana dia datang bulan.

Bulan selanjutnya, mungkin Lovely melupakannya. Dia pasti punya kalender menstruasi online di ponselnya.

Lalu bulan ini...?

Gue dokter tapi kenapa otak gue mendadak lelet ya cuma karena mikirin ini?

"Ayang, sarapannya udah siap."

Sebentar sebentar... Julian jangan bego soal ginian please.

Pertama, lo dokter. Kedua, lo itu suaminya Lovely.

Ketiga, lo adalah manusia yang selalu gangguin Lovely setiap malam.

Bener juga. Gue bukan dokter kandungan. Gue gatau gimana cara memastikan kb kita berhasil atau enggak kecuali bertanya langsung ke dokter.

"Love?"

"Kenapa kak Ian?"

Lovely ngelihatin gue serius banget.

LOVEIANWhere stories live. Discover now