"Gue putusin dia! Awas aja! Dasar cowok najis!"
Itu yang Naila katakan kepadanya kemarin-kemarin. Gue inget Naila curhat berjam-jam sampai netesin air mata cuma karena nangisin seorang cowok bernama Jason.
Tapi tau nggak kalian apa yang membuat gue kesal?
Mereka balikan—gak! Lebih tepatnya jalan bareng lagi.
Rahang gue rasanya mau merosot jatuh ke bawah. Demi Tuhan, gue saksi gimana sedih dan frustasinya Naila hari itu karena diselingkuhi.
Sekarang?
Fuck!
Bukannya diputusin malah lanjut part 2. Mana senyum Naila kembali cerah ceria seperti biasanya. Dia datang menghampiri gue bersama Jason.
"Baru beberapa hari yang lalu lo nangisin tuh cowok bajingan." sindir gue sinis. Kedua tangan gue menyilang di depan dada.
Jason ada? Ada!
Biarin aja gue sindir di depah wajahnya. Gue berani, iya! Soalnya muak banget. Rasanya sia-sia gue ngabisin waktu buat Naila hari itu.
"Gue nggak nyangka, lo ternyata sebodoh itu ya Nai?"
Naila nempelin gue. "Lo ngomong apa sih Vel?" katanya yang ngebuat gue makin pengen muntah.
"Gue udah menyelesaikan kesalahpahaman kita kok. Jason bilang dia enggak akan mengulangi kesalahannya."
Kesalahpahaman katanya?
Gak akan ngulangi lagi? Jadi bukan kesalahpahaman dong? Tapi kebenaran? Iya nggak sih. Krik.
"Gue mau minta maaf sama lo, Vely." ucap Jason.
Hah? Gak salah denger gue. Belum selesai aja nih kekagetan gue. Bener-bener belum selesai!
"Maafin gue atas tindakan dan ucapan gue dulu," katanya dengan raut wajah menyesal.
Gue nahan banget buat nggak tersenyum. Ada ya orang yang bisa berubah secepet ini?
Fuh. Gue merilekskan badan gue yang dari tadi tegang ini. Oke, mari selesaikan aja dengan cepat.
"Udah gue maafin. Lagian enggak gue masukin ke hati juga."
Beneran udah gue maafin kok. Tapi soal ngurusin hubungan Naila sama si Jason lagi gue ogah. Mending gue mikirin kisah cinta gue sendiri.
Soalnya cape-cape nasehatin orang buat keluar dari hubungan toxic, nasehatnya di denger tapi hubungannya tetep lanjut.
Banyak terjadi di real life. Hidup si penulis cerita ini contohnya. Miuw.
Jadi alih-alih mendoakan, "gue harap lo segera putus dan ketemu cowok baik-baik."
Gue lebih memilih berdoa, "semoga cowok lo bener-bener berubah dan hubungan kalian langgeng selamanya."
Singkatnya, terikatlah bersama hubungan itu selamanya.
Damn, jahatnya!
Bodo amat!
•••
"Jadi gitu! Gimana aku enggak males kak Ian!"
Gue denger di seberang sana kak Julian terkekeh geli. Dia enggak ada kerja rodi malam hari ini, jadi bisa menemani gue menyerocos sepanjang malam.
Gue di kamar, tiduran sambil memeluk boneka bantal gue. Sementara kak Julian menyandarkan kepalanya dengan santai ke sofa.
Video call itu ngebuat kita bisa saling menatap satu sama lain meski berjauh-jauhan.
YOU ARE READING
LOVEIAN
RomanceHanya kisah percintaan dua anak manusia, Lovely dan Julian. Tentang bagaimana mereka saling berkenalan, terikat, menjauh lalu bersatu kembali. "Jadi gini, Love..." "Gabisa! Gue enggak bisa fokus nulis kalau kayak gini caranya kak Ian!" "Emang aku n...